Liputan6.com, Jakarta Kala jaringan bioskop di Tanah Air tutup akibat pandemi Corona Covid-19, platform digital dijadikan ruang alternatif menonton. Sebuah fenomena baru tercipta. Film Tilik memantik kehebohan.
Kali pertama mengudara di kanal YouTube Ravacana Films pada 17 Agustus 2020, Tilik menyita perhatian publik. Karakter Bu Tejo yang diperankan Siti Fauziah viral.
Baca Juga
Advertisement
Tak sampai seminggu, tepatnya Senin (24/8/2020) pagi, Tilik telah ditonton lebih dari 10 juta kali. Walhasil, warganet kembali membahas sepak terjang Bu Tejo dan kawan-kawan.
Eyes Rolling-nya Ya Ampun...
Siti Fauziah tak menyangka Tilik berikut karakter Bu Tejo disambut khalayak. Siti Fauziah bahkan tak percaya pada penampilannya sendiri di film Tilik bisa sejulid itu.
“Alhamdulillah senang banget, Tilik bisa seheboh ini. Saya kalau menonton diri sendiri di film Tilik kaget. Kok bisa begitu, ya? Eyes rolling-nya Bu Tejo ya ampun,” ujarnya. Ia berterima kasih kepada masyarakat yang membahas Tilik selama beberapa hari terakhir.
Advertisement
Bu Tejo Adalah Bu Tejo
Dalam kesempatan itu ia bilang Bu Tejo dan Siti Fauziah pribadi yang berbeda. “Bu Tejo adalah Bu Tejo. Saya adalah saya. Jadi, beda,” beri tahu Siti Fauziah dalam sesi wawancara khusus dengan Showbiz Liputan6.com lewat sambungan telepon, baru-baru ini.
“Kalau orang jadi membahas Bu Tejo, sebel setengah mati sama Bu Tejo, lebih kenal Bu Tejo daripada pemerannya, enggak apa-apa. Berarti akting saya berhasil,” ia menyambung.
Begitu Besar Perhatian
Diberitakan sebelumnya, Tilik menuai pro-kontra serta ucapan selamat dari sejumlah pekerja seni layar lebar. Salah satunya, Joko Anwar yang mencuit pada 22 Agustus 2020.
“Seingat saya, baru kali ini ada film pendek mengundang begitu besar perhatian, diskusi serta perdebatan yang sangat ramai dan menarik di Indonesia,” ujar Joko Anwar lewat akun Twitter terverifikasi miliknya. Ini pencapaian besar buat Tilik.
Advertisement
Great Job
Terkait tudingan Tilik kurang mendidik, ia punya pendapat sendiri. “Film memang memberikan pendidikan untuk hidup, tapi bukan dengan cara memberikan contoh yang baik harus seperti apa, atau menunjukkan yang baik akan selalu menang,” ia berpendapat.
“Tapi dengan cara mengusik penonton untuk mau berpikir dan menilai sendiri. Ini mencerdaskan dan membuka pikiran,” ungkap sutradara Pengabdi Setan dan Perempuan Tanah Jahanam.