Korea Utara Luncurkan Situs Anti-Merokok, Sementara Kim Jong-un Perokok Berat

Pemerintah Korea Utara membuat situs anti-merokok, namun Kim Jong-un sebetulnya juga seorang perokok.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 24 Agu 2020, 17:03 WIB
Ekspresi Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un saat meresmikan pabrik pupuk di Sunchon, Provinsi Pyongan Selatan, Korea Utara, Jumat (1/5/2020). Ini merupakan kemunculan publik perdana Kim Jong-un di media pemerintah dalam lebih dari 20 hari. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Liputan6.com, Pyongyang - Pemerintah Korea Utara meluncurkan situs anti-merokok. Situs itu menyediakan informasi bagi masyarakat yang ingin berhenti merokok. 

Namun, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un juga seorang perokok. 

Menurut laporan Yonhap, Senin (24/8/2020), situs itu bernama "Anti-smoking 1.0" atau "Anti-Merokok 1.0", dan hanya bisa diakses oleh jaringan internet Korea Utara.

Jaringan komputer negara itu, yakni Kwangmyongsong, memang tak bisa tersambung ke jaringan global karena tak ingin rakyat Korea Utara mengunjungi situs luar negeri. 

Pusat penelitian yang merilis situs itu itu menawarkan layanan untuk memeriksa jumlah nikotin di tubuh perokok. Mereka juga memproduksi teh dan minuman lain yang dianggap bisa menghentikan kebiasaan merokok. 

Pada beberapa tahun terakhir, Korea Utara menggenjot upaya anti-merokok dan tahun lalu mereka merevisi sebuah undang-undang agar membatasi impor rokok asing. Rokok eletronik dan vape juga sudah diharamkan.

Korea Utara juga memperluas zona-zona anti-merokok di tempat umum dan bangunan.

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, dikenal sebagai perokok berat. Ketika mengunjungi Vietnam untuk bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump, pemimpin Korut itu terlihat merokok dan adiknya memegang asbak.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un Dikabarkan Koma

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un berbicara selama pertemuan politbiro ke-13 dari Partai Buruh di lokasi yang dirahasiakan dalam gambar yang dirilis Senin (8/6/2020). Dalam pertemuan itu, Kim Jong-un juga membahas proyek-proyek ekonomi termasuk industri kimia. (Photo by STR / KCNA VIA KNS / AFP)

Sementara itu, kondisi kesehatan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un kembali jadi sorotan. Setelah sebelumnya diterpa kabar meninggal dunia beberapa bulan lalu, kini ia dikabarkan tengah koma.

Dikutip dari laman News.com.au, seorang mantan pejabat Korea Selatan mengatakan kepada penyiar lokal bahwa pihak Korea Utara memberi Kim Yo-jong -- adik dari Kim Jong-un -- wewenang dan 'kekuatan' atas kepemimpinan lantaran kondisi kesehatan sang diktator yang menurun. 

Chang Song-min, mantan ajudan mendiang presiden Korea Selatan Kim Dae-jung, menyebut Kim dalam keadaan koma.

"Saya menilai dia sedang koma, tapi hidupnya belum berakhir," katanya kepada media Korea Selatan.

Dia mencatat bahwa saudara perempuan Kim, yang baru berusia 33 tahun, siap untuk memimpin saat dia tidak ada.

"Struktur suksesi lengkap belum terbentuk, jadi Kim Yo-jong dikedepankan karena kekosongan tidak dapat dipertahankan untuk waktu yang lama," kata Chang.

Seperti dilansir The Guardian, adik Kim Jong-un telah diberi kewenangan parsial untuk mengawasi urusan umum kenegaraan dalam sebuah langkah yang dipandang meringankan beban kerja Kim.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya