5 Instruksi Jokowi ke Menterinya Terkait Penanganan Pandemi Covid-19

Salah satunya, Jokowi meminta para jajaran menterinya tak asal bicara kepada media terkait Corona Covid-19.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 24 Agu 2020, 17:05 WIB
Jokowi melihat langsung uji klinis Vaksin COVID-19 atau Vaksin Corona Sinovac hari pertama di Bandung. Tampak, Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto dan Menteri BUMN Erick Tohir mendampingi Presiden Jokowi. (Foto: Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali memberikan arahan kepada jajaran menterinya terkait penanganan virus Corona Covid-19 di Indonesia.

Salah satunya, Jokowi meminta para jajaran menterinya tak asal bicara kepada media terkait Covid-19.

Karena, kata dia, media asing kerap memberitakan yang tidak baik tentang penanganan Covid-19 di Tanah Air.

"Dari yang saya baca dari para jurnalis, terutama asing, komunikasi kita yang tidak firm, tidak gamblang, tidak jelas sehingga yang mereka tulis yang sering tidak baik," ujar Jokowi saat memimpin rapat terbatas dari Istana Merdeka Jakarta, Senin (24/8/2020).

Selain itu, Jokowi menyoroti lonjakan kasus baru virus Corona Covid-19 yang terjadi di sejumlah negara seperti Spanyol, Prancis, hingga Korea Selatan.

Jokowi menilai, Indonesia tetap harus mewaspadai lonjakan kasus di sejumlah negara tersebut.

Berikut 5 instruksi Jokowi terkait penanganan virus Corona Covid-19 terkini dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Minta Menteri Hati-Hati Bicara

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Jokowi mengingatkan jajaran Kemendag agar segera mencari jalan keluar dari krisis yang disebabkan oleh virus corona (covid-19). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta para menteri hati-hati menyampaikan pernyataan terkait penanganan virus Corona Covid-19 ke publik.

`Dia meminta jajarannya berkoordinasi terlebih dahulu ke Juru Bicara Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito sebelum berkomentar ke media.

"Saya minta setiap ingin statement yang urusannya dengan Covid-19 itu betul-betul ditanyakan lebih dahulu, dikoordinasikan lebih dahulu dengan namanya Prof Wiku," ujar Jokowi saat memimpin rapat terbatas dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (24/8/2020).

Hal ini disampaikan Jokowi lantaran jurnalis asing kerap memberitakan hal yang tak baik terkait penanganan Covid-19 di Tanah Air. Dia mengingatkan para menteri memperbaiki pola komunikasi ke media.

"Oleh sebab itu, saya minta setiap mau statement yang urusan mengenai Covid-19, betul-betul ditanyakan lebih dulu dengan yang namanya Prof Wiku," ucap Jokowi.

Menurut dia, tak perlu semua menteri berkomentar terkait penanganan virus corona. Sebab, pemberitaan yang tak baik terkait penanganan Covid-19 juga akan berpengaruh terharap perekonomian Indonesia yang turun akibat pandemi Corona.

"Tidak semua berkomentar dan yang mereka ambil dari statement-statement kita berbeda-beda semuanya. Satu itu saja yang namanya Prof Wiku itu diajak, kalau memang mau bicara," jelas dia.

Padahal, dia menilai sejauh ini upaya penanganan virus corona yang dilakukan pemerintah sudah sesuai tahapan. Khususnya, terkait perkembangan vaksin Covid-19 dimana Indonesia berhasil mendapatkan komitmen 290 juta vaksin.

"Menurut saya track kita sudah betul, baik dari mencari vaksin, negara lain belum cari vaksin, kita sudah ke sana ke sini cari vaksin," tutur Jokowi.

 


Minta Menteri Fokus Kampanye Masker

Presiden Joko Widodo merapihkan masker yang digunakannya saat meninjau Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Dalam kunjungannya Jokowi memastikan Rumah Sakit Darurat siap digunakan untuk menangani 3.000 pasien. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool)

Jokowi menekankan bahwa kedisiplinan masyarakat, khususnya dalam memakai masker adalah kunci pengendalian Covid-19.

Namun, Jokowi menilai promosi untuk memakai masker belum terlihat, baik di media ataupun secara langsung.

Adapun kampanye terkait promosi masker disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas pada 3 Agustus 2020 lalu.

Kala itu, dia meminta para menterinya untuk fokus mengkampanyekan pemakaian masker dalam dua minggu.

"Saya melihat urusan promosi pemakaian masker belum kelihatan setelah rapat itu, baik di media, baik di lapangan dengan membagikan masker," ucap Jokowi.

Dia mengingatkan bahwa sebelum vaksin Covid-19 ditemukan, maka penggunaan masker merupakan cara untuk mencegah penularan virus corona. Untuk itu, Jokowi meminta para menterinya menggencarkan promosi pemakaian masker ke masyarakat.

"Saya ingatkan karena kunci sebelum vaksin disuntikkan ke masyarakat, saya pikir kuncinya paling penting adalah pemakaian masker," kata dia.

"Tolong ini betul-betul yang berkaitan dengan ajakan memakai masker, membagi masker pelaksanaannya bisa dipercepat. Karena juga akan memperkuat confidence dari masyarakat, dari dunia usaha, dari pasar mengenai cara-cara penanganan yang kita lakukan," sambung Jokowi.

 


Waspadai Lonjakan Kasus Covid-19

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) meninjau fasilitas produksi dan pengemasan di PT Bio Farma, Bandung, Jawa Barat Selasa (11/8/2020). Jokowi menggunakan pakaian lengkap penelitian untuk melihat Laboratorium Bio Farma. (Foto: Biro Pers Kepresidenan)

Jokowi menyoroti lonjakan kasus baru virus Corona Covid-19 yang terjadi di sejumlah negara seperti Spanyol, Prancis, hingga Korea Selatan.

Menurut dia, Indonesia tetap harus mewaspadai lonjakan kasus di sejumlah negara tersebut.

"Ada peningkatan kasus yang sangat besar sekali di negara-negara terutama yang terakhir ini di Eropa, Spanyol, Prancis Jerman, juga di kawasan Asia (seperti) India, Filipina, Bangladesh, Iran, Korea Selatan, dan juga Nepal," kata Jokowi.

"Saya baca kemarin perkembangan negara-negara lain itu juga perlu diwaspadai," sambung dia.

Jokowi meminta para jajaran menterinya mewaspadai peningkatan kasus Covid-19 di negara-negara lain agar tidak kehilangan kendali terhadap penanganan virus di Tanah Air. Terlebih, terhadap manajemen penanganan Covid-19 di pusat dan daerah.

"Sehingga kita tidak kehilangan kendali atas manajemen yang ada dalam menangani utamanya di daerah dan kita di pusat," ujar Jokowi.

 


Ingatkan Kepala Daerah Tangani Covid-19

Jokowi naik sepeda di kawasan Istana Bogor. (dok.Instagram @jokowi/https://www.instagram.com/p/CELhix4hESY/Henry)

Di samping itu, Jokowi meminta Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian kembali mengingatkan seluruh kepala daerah daerah bekerja keras menangani pandemi Covid-19.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menekankan pentingnya strategi gas dan rem dalam mengatasi krisis akibat Covid-19.

"Mendagri mengingatkan kembali kepada satgas di daerah, gubernur, bupati, wali kota agar betul-betul serius dan bekerja keras dalam rangka penanganan Covid ini. Terutama dalam strategi menyeimbangkan antara gas dan rem untuk penanganan Covid dan ekonomi dengan takaran yang tepat," jelas Jokowi.

 


Jaga Pertumbuhan Investasi

Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers saat meninjau Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool)

Jokowi meminta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menjaga pertumbuhan investasi agar tak minus di atas 5 persen. Hal ini untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2020.

"Saya minta Pak Menko Maritim yang bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi kita di kuartal ketiga, kuncinya selain konsumi domestik, hanya 1 yang penting lagi, jangan sampai investasi tumbuhnya minus di atas 5 persen," papar Jokowi.

Pasalnya, pada kuartal II tahun ini pertumbuhan investasi terkoreksi hingga minus 8 persen. Menurut dia, apabila pertumbuhan invetasi di kuartal III 2020 tak dapat tumbuh positif, maka diusahakan jangan sampai minus di atas lima persen.

"Usahakan betul-betul bisa, kalau enggak bisa plus jangan sampai minus di atas 5," ucap dia.

Jokowi menyebut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia telah menyanggupi investasi bisa terealisasi Rp 213 triliun pada kuartal III 2020. Sehingga, diharapkan juga dapar mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Tadi malam saya udah ngomong banyak dengan Kepala BKPM, sudah menyanggupi,213 triliun. Ini betul-betul terealisasi, agar mendongkrak growth kita karena itu satu kuncinya," tutur dia.

Dia mengakui bahwa ekspor saat ini sulit untuk didorong. Pasalnya, ekonomi negara-negara lain juga tumbuh negatif akibat pandemi Covid-19.

Selain itu, penerimaan pajak di Juli 2020 juga masih rendah sehingga membuat daya beli masyarakat menjadi stagnan. Ini menyusul kebijakan pembatasan yang diberlakukan pemerintah di restoran, hotel, hingga tempat wisata.

"Untuk meningkatkan ekspor sulit pasarnya, konsumsi domestik daya beli juga informasi ke Bapak/Ibu semua penerimaan pajak di bulan Juli mulai stuck lagi. Ini menunjukkan daya beli masyarakat sudah mentok lagi karena terkendala, misalnya restoran hanya buka 50 persen, tempat wisata, okupansi hotel juga belum bisa tinggi," kata Jokowi.

Untuk itu, dia menaruh harapan besar agar pertumbuhan investasi dapat meningkat di kuartal III 2020. Dengan begitu, ekonomi Indonesia dapat pulih.

"Saya kira tidak apa-apa tapi harus ada jurus lain yang bisa kita lakukan yaitu dengan meningkatkan investasi agar kuartal ketiga bisa mengungkit, saya kira kuncinya di investasi," jelas Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya