Liputan6.com, Jakarta Menjalankan gaya hidup sehat, termasuk cukup tidur, memang harus dilakukan di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang. Bila kurang tidur bisa meningkatkan risiko terkena COVID-19. Bagaimana bisa?
"Jadi itu berhubungan dengan daya tahan tubuh," kata dokter spesialis paru konsultan Andika Chandra Putra seperti dikutip dari Antara.
Advertisement
Tidur merupakan proses relaksasi tubuh yang diharapkan dapat mengembalikan kebugaran. Selama fase tidur tersebut, ada perbaikan proses metabolisme yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Oleh karena itu, orang-orang yang kurang tidur atau istirahat cenderung memiliki daya tahan tubuh yang semakin menurun.
"Jadi kalau tertular COVID-19 bisa menyebabkan keluhannya menjadi berat. Juga pada orang-orang yang daya tahan tubuhnya rendah, bagaimanapun risiko tertular COVID-19 menjadi lebih besar dibandingkan orang yang memang kondisinya fit," kata dia.
Sementara itu, pada seseorang yang telah terkena COVID-19, istirahat atau tidur dengan kualitas tidur yang cukup dan baik diharapkan dapat meningkatkan imunitas tubuh sehingga membantu proses penyembuhan.
"Jadi jangan salah persepsi. Nanti dipikir dengan istirahat saja atau tidur yang banyak nanti daya tahan tubuhnya meningkat. Enggak. Yang kita maksud itu istirahat cukup," katanya.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut
Tidur Berapa Lama?
Pada orang dewasa, waktu yang dibutuhkan seseorang untuk tidur sekitar 7 jam sampai 8 jam per hari. Sementara pada anak-anak, lebih lama dari itu tergantung usia.
"Jadi yang kita maksud istirahat cukup itu tidurnya antara 7 jam sampe 8 jam per hari. Tentu dengan kualitas tidur yang cukup juga. Kalau anak-anak bisa lebih panjang lagi. Jadi semakin tua, tidur seseorang akan lebih pendek," kata Andika.
Advertisement