Erick Thohir: Tol Pertama di Aceh Buktikan Pembangunan Tidak Jawa Sentris

Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera ruas Sigli-Banda Aceh yang merupakan bagian dari proyek strategis nasional (PSN).

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 25 Agu 2020, 13:49 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir hadir mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam peresmian Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Sigli-Banda Aceh seksi 4 (Indrapuri–Blang Bintang). (Dok BUMN)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir hadir mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam peresmian Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Sigli-Banda Aceh seksi 4 (Indrapuri–Blang Bintang) sepanjang 13,5 km di Gerbang Tol (GT) Blang Bintang, Banda Aceh, Selasa 25 Agustus 2020.

Pada kesempatan tersebut, Erick mengatakan, peningkatan layanan infrastruktur transportasi sangat dibutuhkan dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN) saat wabah pandemi Covid-19.

Selain untuk pemerataan pembangunan di Indonesia, pembangunan infrastruktur seperti jalan tol juga akan mendukung jalur logistik dan distribusi barang-barang kebutuhan serta mempercepat mobilitas masyarakat.

"Ini merupakan tol pertama yang mampu direalisasikan pemerintah di sisi barat Indonesia. Pembangunan tol ini tergolong cepat dan dalam konteks terkini untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, adanya tol ini sangat membantu transportasi, distribusi barang dan logistik, serta mobilisasi masyarakat," ujar Erick, Selasa (25/8/2020).

Menurut dia, pembangunan JTTS ruas Sigli-Banda Aceh yang merupakan bagian dari proyek strategis nasional (PSN) untuk menghubungkan ujung timur dan barat Sumatera ini melibatkan peran besar BUMN.

Selain Adhi Karya sebagai kontraktor, Kementerian BUMN juga mengucurkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 7,5 triliun kepada pemilik JTTS, Hutama Karya untuk penyelesaian tol pertama di Aceh ini.

"Ini merupakan satu bukti keberpihakan bahwa pertumbuhan ekonomi juga harus terjadi di Sumatera bukan hanya di Jawa, sehingga dukungan yang diberikan BUMN untuk penyelesaian infrastruktur jalan tol ini sangat maksimal," ungkapnya.

Sebagai informasi, Tol Sigli–Banda Aceh terdiri dari 6 seksi, yakni seksi 1 Padang Tiji-Seulimum (24,3 km), seksi 2 Seulimum–Jantho (7,6 km), seksi 3 Jantho–Indrapuri (16 km), seksi 4 Indrapuri–Blang Bintang (13,5 km), seksi 5 Blang Bintang–Kuta Baro (7,7 km), dan seksi 6 Kuto Baro–Baitussalam (5 km).

Erick berharap, rampungnya seksi 4 ini dapat meningkatkan konektivitas dari Banda Aceh ke Sigli, pun sebaliknya dari Sigli-Indrapuri ke Bandara Udara Internasional Sultan Iskandar Muda yang berada di Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar.

"Seksi 4 ini lebih dahulu diprioritaskan karena dekat dengan Bandara. Hal ini sangat penting untuk kelancaran transportasi serta menunjang sektor-sektor lain, seperti pariwisata yang diharapkan segera pulih dalam kenormalan baru ini," pungkas Erick.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jokowi: Tol Pertama di Aceh Bisa Jadi Episentrum Ekonomi Baru

Presiden Jokowi bertolak menuju Aceh dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Selasa (25/8/2020). (Foto Biro Pers Sekretariat Presiden)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, agar jalan tol ruas Sigli-Banda Aceh yang menghubungkan Indrapuri-Blang Bintang, bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Hal ini disampaikan Presiden Jokowi saat meresmikan jalan Tol Sigli-Banda Aceh seperti yang ditayangkan di Yotube Sekretariat Presiden, Selasa (25/8/2020).

Menurut dia, dengan pembangunan jalan tol di Aceh, bisa bermanfaat bagi warga setempat. Karenanya, Presiden Jokowi meminta tol tersebut bisa diintegrasikan ke sentra pariwisata, pertaninan, hingga industri. 

"Kami harapkan lagi Aceh bisa jadi episentrum pertumbuhan ekonomi baru di Sumatera. Libatkan usaha mikro kecil menengah agar mereka ikut merasakan kue ekonomi dari infrastruktur yang kita bangun," kata Jokowi.

Dia menututkan, dengan adanya tol teresebut, selain mempersingkat waktu tempuh, konektivitas antarwilayah juga akan semakin cepat. Sehingga, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Jika sudah beroperasi, akses ke bandara akan makin mudah, makin cepat. Kalau konektivtas makin lancar dan terhubung tranpsortasi udara, ke depan pergerakan orang dan barang akan lebih cepat jadi biaya akan lebih efisien," kata Jokowi.

"Pertumbuhan ekonomi akan terhubung dari satu titik ke titik lain sehinga perekonomian akan bergerak lebih cepat," lanjut dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya