Liputan6.com, Jakarta - Mozilla baru saja mengumumkan perubahan maupun fitur baru untuk aplikasi Firefox di Android. Adapun deretan fitur baru ini sebelumnya hadir untuk Firefox versi desktop, dan kini sudah tersedia untuk versi Android.
Dikutip dari Engadget, Rabu (26/8/2020), salah satu perubahan yang paling terlihat adalah posisi URL bar kini berada di bagian bawah layar.
Menurut Mozilla, perubahan ini dilakukan untuk mengakomodasi kemudahan penggunaan sebab layar smartphone yang kini makin besar.
Kendati sudah berubah, pengguna masih dimungkinkan untuk mengubah posisi URL bar ke sisi atas layar. Sementara untuk fitur utama yang dihadirkan Mozilla kali ini adalah Enchanced Tracking Protection.
Baca Juga
Advertisement
Sesuai namanya, fitur ini akan melindungi pengguna dari tracker (pelacak) yang melacak data saat mereka menjelajah internet. Sama seperti di versi desktop, tiga opsi yang tersedia untuk fitur ini, yakni standard, strict, dan custom.
Tidak hanya itu, Mozilla juga mengintegrasikan sejumlah fitur yang ada di Firefox Focus bagi pengguna yang memakai mode privat. Lalu, ada pula fitur Collections yang memudahkan mengguna menyimpan dan mengatur situs web yang akan dikunjungi nanti.
Sebagai tambahan, Firefox versi Android ini juga mendapat peningkatan fungsi tambahan dari pihak ketiga. Jadi, sejumlah add-on yang sebelumnya belum optimal untuk versi mobile, kini sudah ditingkatkan.
Beberapa fitur lain yang juga tersedia adalah dark mode dan dukungan picture-in-picture untuk pemutaran video. Pembaruan ini sudah digulirkan untuk seluruh pengguna mulai hari ini, kecuali untuk Amerika Utara, pembaruan baru akan rilis pada pada 27 Agustus.
Prinsip Perlindungan Data Pribadi ala Mozilla
Di sisi lain, Membeludaknya data pengguna internet menyebabkan sebagian perusahaan teknologi yang tidak bertanggung jawab melakukan penyalahgunaan. Tak terkecuali di Indonesia, kasus penyalahgunaan dan pelanggaran data pribadi bukan hal baru.
Pada 2018, perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending tertangkap menyalahgunakan data pribadi dan memanfaatkannya untuk menagih debitur dengan cara intimidatif.
Selain itu, salah satu bentuk pelanggaran data pribadi lainnya adalah Surveillance Economy. Ia merupakan sistem di mana beberapa perusahaan teknologi tidak bertanggung jawab menjual informasi pengguna ke pihak ketiga untuk keuntungan pribadi.
Perusahaan teknologi tersebut menggunakan data dan informasi mentah dari pengguna dan mengubahnya menjadi behavioural data; beberapa digunakan untuk meningkatkan pelayanan, dan sisanya digunakan untuk memprediksi perilaku pengguna.
Prediksi-prediksi tersebut selanjutnya dijual ke pihak ketiga. Bagian yang membuat hal ini berbahaya adalah data-data yang dimiliki pihak ketiga tersebut dapat saja digunakan untuk kepentingan propaganda atau hal serupa lainnya yang dapat membahayakan pengguna Internet.
Advertisement
Firefox Personal Data Promise
Mozilla, sebagai salah satu pionir inisiatif Open Web, menentang segala bentuk pelanggaran data pribadi, termasuk Surveillance Economy. Karena itulah, Mozilla membangun Firefox Personal Data Promise. Ia memuat prinsip yang dipegang oleh organisasi dan usaha yang dilakukannya untuk menjaga privasi pengguna pada setiap produk yang mereka ciptakan dan termasuk hal-hal berikut ini:
- Menggunakan data seperlunya
Mozilla hanya membutuhkan data yang nantinya digunakan untuk kebutuhan pengguna sendiri. Mozilla memiliki beberapa pertimbangan dalam menggunakan data penggunanya seperti: apakah Mozilla benar-benar membutuhkannya? Untuk apa data ini akan digunakan? Dan kapan Mozilla dapat menghapus data ini?
- Menjaga keamanan data
Mozilla berusaha menggolongkan data sesuai kategori, dan memiliki peraturan tegas dalam menyimpan dan menjaga data tersebut secara berkelanjutan. Mozilla selalu mengutamakan privasi penggunanya.
- Selalu terbuka
Pemberitahuan Privasi Mozilla terbuka bagi pengguna. Siapa pun dapat bergabung dalam rapat mingguan Mozilla. Jika pengguna juga ingin melihat titik data yang dikumpulkan, Mozilla memastikan kode-kodenya terbuka untuk diakses.
(Dam/Ysl)