Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus mengembangkan dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di wilayah Kawasan Pelabuhan Perdagangan Bebas (KPPB) Pulau Batam. Kawasan Ekonomi Khusus ini memberikan berbagai fasilitas dan insentif bagi industri seperti kemudahan perizinan, keringanan fiskal dan bea masuk.
Salah satu industri yang tengah dikembangkan di Kawasan Ekonomi Khusus batam adalah industri perawatan Pesawat terbang atau Maintenance, Repair and Overhaul (MRO). Industri ini dikembangkan oleh Batam Aero Technic (BAT).
Advertisement
Batam Aero Technic menargetkan pembangunan kawasan khusus dirgantara di Batam bisa selesai semua pada 2030.
Customer Relation Lion Air Group Suci Prawiranegara menjelaskan, kawasan perawatan pesawat Batam Aero Technic saat ini sedang masuk pembangunan hanggar fase II. Untuk diketahui, satu haggar akan bisa memuat atau merawat 6 pesawat sekaligus.
"Jika fasilitas ini semua sudah selesai, maka bisa merawat 53 pesawat sekaligus beserta komponen- komponennya tentu ini proses yang cukup panjang target tahun 2030, " kata Suci, di Hanggar BAT, Senin (24/8/2020).
Pengerjaan fisik hanggar saat ini antara lain taksi way dan pengerjaan stuktur baja apron. Saat ini sudah mencapai 40 persen. Ditargetkan pada kuartal III secara fisik fasilitas hanggar bisa selesai.
Untuk saat ini Suci menyebutkan BAT mengalami kendala terkait lambatnya kedatangan komponen yang diimpor terganjal ke kepabeanan.
Batam Aero Technic (BAT) memiliki luas lahan 30 hingga 32 hektare. Nilai investasi Rp 6,2 triliun sampai dengan tahun 2030. KEK ini dapat menyerap tenaga kerja 9.976 orang pada tahun 2030.
Pengusulnya adalah PT Batam Teknik. Perusahaan ini mulai beroperasi tahun 2014 di Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Batam sebagai perusahaan penyedia jasa perawatan dan perbaikan pesawat (MRO). PT Batam Teknik telah berpengalaman dalam melayani MRO untuk pesawat-pesawat Lion Air Group.
Kehadiran KEK ini diharapkan dapat menghemat devisa 65-70 persen dari kebutuhan MRO maskapai penerbangan nasional senilai Rp 26 triliun per tahun yang selama ini mengalir ke luar negeri.
Dalam jangka menengah diharapkan mampu menangkap peluang dari pasar Asia Pasifik yang memiliki sekitar 12 Ribu unit pesawat dan nilai bisnis sebesar USD 100 miliar pada tahun 2025. Lalu, bisa meningkatkan kapasitas SDM di bidang industi MRO dan penyerapan jumlah tenaga kerja mencapai 9.976 hingga tahun2030.
Rencana Bisnis KEK MRO ini adalah perawatan dan perbaikan pesawat. Untuk base maintenance, maintenance hangar (Airframe, Cabin) dengan kapasitas 53 pesawat narrow body; painting hangar 1 pesawat narrow body; Cleaning hangar 1 pesawat narrow body; dan shop maintenance (APU, landing gear, dan lainnya).
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020