Liputan6.com, Jakarta - Apple baru saja mengumumkan akan membuka toko ketiganya di Singapura. Toko baru ini diketahui berlokasi di depan Marina Bay Sands, sehingga akan dikenal sebagai Apple Marina Bay Sands.
Dikutip dari The Verge, Rabu (25/8/2020), toko ini memiliki desain yang berbeda dari kebanyakan toko lain. Sebab, toko ini berada di atas air dan disebut menjadi toko pertama Apple yang memiliki desain tersebut.
Selain itu, bentuk toko baru ini juga tidak biasa. Bangunan Apple Store baru ini berbentuk bulat, sehingga tampak terlihat seperti amfiteater dengan tema futuristik saat dilihat dari luar.
Baca Juga
Advertisement
Bangunan ini didominasi dengan warna abu-abu dan ada logo Apple besar yang berwarna merah saat menyala. Hanya memang belum ada informasi mengenai interior dari dalam bangunan ini.
Meski sudah memastikan kehadiran toko ini, Apple belum mengungkap jadwal pembukaan toko tersebut. Seperti dilokasi lain yang mengusung konsep serupa, besar kemungkinan lebih dari sekadar menjual produk Apple, tapi menjadi tempat berkreasi.
"Apple Marina Bay Sands akan menjadi tempat bagi kamu menjelajah, menyambungkan, dan menciptakan sesuatu yang baru. Kami tidak sabar untuk melihat kemana imajinasi akan membawamu," tulis perusahaan dalam situs resminya.
Sebagai informasi, Apple sendiri sudah memiliki dua toko resmi di Singapura. Toko pertama berada di Orchard Road, sedangkan toko kedua berlokasi di Jewel Changi Airport.
Toko Ritel Fisik Apple di AS Akan Beroperasi Kembali
Di sisi lain, Apple berencana untuk mulai membuka kembali toko ritel fisik mereka di AS, yang sebelumnya telah ditutup karena lonjakan kasus Covid-19.
Menurut beberapa sumber yang mengetahui masalah ini, sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Selasa (25/8/2020), beberapa Apple Store itu dijadwalkan mulai beroperasi paling cepat pada akhir Agustus.
Selain itu, sebagian dari toko-toko itu dalam waktu dekat akan beroperasi hanya berdasarkan janji temu.
Pandemi Covid-19 telah mendorong Apple menutup toko ritel fisik pada Maret lalu. Saat itu, 270 toko terpaksa ditutup tersebab penyebaran Covid-19.
Selepas itu, beberapa toko di sejumlah lokasi sempat beroperasi pada Mei, lalu tutup kembali dalam beberapa bulan belakangan ini.
Pada praktiknya, perusahaan memberlakukan kebijakan sesuai protokol kesehatan seperti pengecekan suhu tubuh, pemakaian masker, dan jaga jarak.
Advertisement
Apple: Epic Games Bikin Model Bisnis App Store Berisiko
Sebelumnya Apple merespons gugatan anti-trust Epic Games terhadap kebijakan App Store milik iOS, setelah dihapusnya aplikasi Fortnite dari toko aplikasi.
Perusahaan meminta pengadilan untuk tidak melarang sementara App Store ketika gugatan tengah berlangsung. Apple juga menuding Epic menciptakan situasi darurat, dengan menerima pembayaran langsung atas Fornite dan hal ini melanggar aturan Apple.
Kepada pengadilan, eksekutif Apple Phil Schiller memberikan penjelasan dari awal. Menurut Schiller, CEO Epic Tim Sweeney mulanya meminta kesepakatan khusus Apple hanya dengan Epic, yang akan mengubah cara Epic menawarkan aplikasi di platform iOS.
Saat Apple menolak, Epic mengubah kebijakannya, menghentian pembelian via Apple pada in-app purchase. Apple pun menghapus gim Fornite dari aplikasinya. Apple juga menganggap, masalah Epic ini disebabkan oleh Epic sendiri.
"Setelah tindakan sukarela sendiri, Epic sekarang mencari bantuan darurat. Namun kondisi darurat ini sepenuhnya dibuat oleh Epic sendiri. Pengembang yang melanggar Apple, seperti Epic, diberhentikan," kata Apple.
Tidak hanya itu, Apple membela aturan pembelian di dalam aplikasinya.
"Jika pengembang menghindari pembayaran digital, ini sama seperti ketika pelanggan meninggalkan toko retail Apple tanpa membayar produk. Apple tidak mendapatkan bayaran," demikian bunyi Apple dalam pembelaannya.
(Dam/Ysl)