Liputan6.com, Bandung - Sebanyak 110 relawan tahap pertama (V1) penyuntikan uji coba klinis vaksin COVID-19, diklaim dalam kondisi sehat.
Rinciannya, jumlah relawan tahap pertama itu divaksin di Balai Besar Kesehatan Universitas Padjadjaran (Unpad) sebanyak 19 orang, Fakultas Kedokteran (FK) Unpad 21 orang, Puskesmas Garuda 19 orang, Puskesmas Ciumbuleuit 18 orang, Puskesmas Dago 15 orang, dan Puskesmas Sukapakir 18 orang.
Advertisement
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Rosye Arosdiani Apip, perkembangan para relawan vaksin COVID-19 masih terus dipantau sejak divaksin pada 14 Agustus lalu. Pematauan itu dilakukan oleh para petugas puskesmas ataupun tim dari penguji vaksin selalu mengontrol kesehatan para relawan.
"Sejauh ini semuanya tidak ada keluhan,” kata Rosye dalam keterangan resminya ditulis Rabu, 26 Agustus 2020.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
1 Relawan Tidak Lolos Tahap Pemeriksaan Kesehatan
Rosye mengaku dari tahap pertama ini, hanya ada satu orang relawan yang tidak lolos pada tahap pemeriksaan atau V0 di Puskesmas Garuda. Pasalnya, relawan tersebut menunjukkan hasil reaktif ketika diperiksa sehingga tidak layak untuk dilanjutkan pada tahap penyuntikan vaksin.
Rosye mengungkapkan, di samping masalah rentang usia antara 18-59 tahun dan kondisi tubuhnya dalam keadaan sehat, pemeriksaan juga dilakukan kembali secara ketat. Baik melalui rapid test ataupun swab test untuk memastikan relawan tersebut tidak terpapar oleh COVID-19.
“Persyaratannya, tidak boleh terpapar. Uji vaksin ini prinsipnya virus yang dimatikan dimasukan dalam tubuh. Kemudian dilihat bagaimana responnya. Apakah ada kekebalan atau tidak?” ujar Rosye.
Jika pada saat pemeriksaan didapati positif COVID-19, Rosye memastikan Puskesmas akan bertanggungjawab penuh menindaklanjutinya sesuai dengan prosedur. Mulai dari isolasi mandiri sampai pelacakan kontak erat.
Advertisement
Pendaftaran Dibuka hingga 31 Agustus
Rosye menuturkan sampai saat ini pendaftaran untuk relawan uji vaksin masih dibuka sampai dengan 31 Agustus mendatang. Meski relawan yang terdaftar sebanyak 1.935 sudah melampauai dari target semula yakni 1.620 orang.
“Karena tidak seluruhnya relawan yang terdaftar memenuhi persyaratan untuk bisa mengikuti penelitian. Sehingga pendaftaran terus dibuka dan menjadi 'waiting list' yang sudah ada,” terang Rosye.
Rosye memaparkan untuk pendaftar lanjutan ini kemudian bakal masuk dalam daftar antrean guna mengantisipasi terjadi kekurangan. Sebab, tidak menutup kemungkinan terdapat relawan yang tidak layak uji vaksin setelah diperiksa. (Arie Nugraha)