Liputan6.com, Semarang - Resmi dibuka pada Kamis (13/8/2020), Mal Tentrem Semarang langsung dipadati pengunjung. Antrean terjadi seperti menunjukkan kerinduan publik pada suasana normal.
Saat itu, para pengunjung yang diizinkan masuk hanyalah yang bermasker. Yang tidak memakai masker tidak diperbolehkan memasuki mal. Akibatnya, antrean pengunjung langsung panjang.
Kerumunan ini dianggap mengabaikan protokol jaga jarak.
Irwan Hidayat, Direktur PT Sido Muncul yang juga pemilik Hotel dan Mal Tentrem Semarang mengakui bahwa Hotel, Mal & Apartemen Tentrem memang sedang ngetrend di media sosial.
Baca Juga
Advertisement
Para pengunjung ini ada yang tiduran di lantai mal untuk menyaksikan teknologi video mapping yang menghadirkan suasana akuarium laut raksasa di langit-langit mal.
“Kami sangat memahami kemunculan beragam komentar dari masyarakat yang seakan ada pengabaian protokol kesehatan,” kata Irwan Hidayat melalui keterangan pers yang dikirim ke Liputan6.com.
Sebenarnya, jauh hari sebelumnyaHotel, Mal dan Apartemen Tentrem sudah hendak diresmikan. Hanya saja kondisi Indonesia yang sedang dilanda pandemi, keputusan dibatalkan. Alasan utamanya ada dua. Pertama adalah ketidakpastian kapan pandemi covid-19 akan berakhir.
“Pertama, apakah tahun 2021 pandemi Covid19 dipastikan berakhir? Karenanya kami sepakat meresmikan tanggal 13 Agustus 2020, hari kelahiran Ibu R. Sulistyo, nenek kami, pendiri Sidomuncul,” kata Irwan.
Alasan penundaan yang kedua adalah haruskah ada peresmian bersama ataukah hanya hotel saja. Irwan menyebut bahwa hal itu menyebabkan perdebatan di internal keluarga.
“Ada yang menyebut jika hanya meresmikan hotel di tengah pandemi pasti rugi. Apalagi bersama mal Tentrem yang masih kosong belum ada penyewanya. Sementara yang sudah siap beroperasi hanya 8 penyewa saja,” kata Irwan.
Simak juga video berikut
Melepas Rp3,5 M/bulan Untuk Jaga Semangat
Irwan juga menyebut jika hotel dan mal dibuka, akan ada kerugian Rp3,5 miliar/bulan. Perhitungan ini hingga 9 bulan ke depan. Yang terbesar adalah gaji karyawan hingga 38%. Kemudian listrik, maintenance dan lain-lain.
“Itu juga masih belum pasti. Setelah 9 bulan ke depan tak ada yang tahu apa yang akan terjadi,” kata Irwan.
Irwan mengaku keputusan meresmikan hotel dan mal secara bersamaan didasari pertimbangan untuk membuka lapangan kerja. Pertimbangan lain adalah ekonomi bisa bergerak, meriah dan mendatangkan spirit untuk berani mulai berusaha.
“Dalam berbisnis, kami menerapkan aturan Protokol New Normal dan pelaksanaannya kami juga bekerjasama dan koordinasi dengan Polsek, Satpol PP, Babinsa dan aparat terkait,” kata Irwan.
Namun, antusiasme masyarakat sangat tinggi hingga menyebabkan kerumunan pengunjung. Petugas security, Satpol PP, Polisi, juga TNI sudah dilibatkan untuk mengatur, menegur dan menjelaskan.
“Tetapi karena jumlah pengunjungnya banyak, itu menimbulkan kesulitan tersendiri. Kemudian agar tak mendatangkan rasa penasaran, Video mapping sudah kami matikan per Senin (24/8/2020), dan sejak itu tidak ada kerumunan pengunjung lagi. Atas kerumunan massa yang terjadi kami mohon maaf kepada semua pihak. Terima kasih juga atas saran, teguran kepada kami,” kata Irwan.
Di akhir penjelasannya, Irwan mengatakan bahwa situasi pandemi covid 19 tak boleh menyurutkan semangat menjalani hidup. Usaha dan doa agar selalu sehat akan menjadi kekuatan menjaga semangat.
“Karena hidup harus berlanjut,” kata Irwan.
Advertisement