Liputan6.com, Jakarta - Di masa kehamilan, ada berbagai masalah kulit yang mungkin dialami ibu hamil. Menurut dr. Vita Siphra Sirait, SpDV, hal ini disebabkan terjadinya berbagai perubahan pada sistem kekebalan tubuh, hormonal, metabolisme, dan pembuluh darah.
Akibat perubahan tersebut membuat kulit dan struktur atau jaringan di sekitarnya mengalami perubahan atau kelainan. Vita, mencontohkan, kelainan kulit selama masa kehamilan yang biasa terjadi berupa kelainan kulit yang normal (fisiologis), kelainan kulit yang hanya terjadi saat hamil, dan penyakit kulit yang dipengaruhi oleh kehamilan.
Pada masa pandemi COVID-19, ibu hamil juga dapat mengalami kelainan kulit karena praktik kebersihan diri yang berlebihan. Bentuk kelainan kulit yang normal (fisiologis) pada ibu hamil bervariasi, yang paling sering terjadi adalah hiperpigmentasi, yaitu linea nigra atau garis hitam memanjang melewati pusat hingga tulang kemaluan. Diikuti dengan daerah sekitar puting susu, kulit leher, dan lipatan menghitam atau menggelap.
Baca Juga
Advertisement
Vita, menjelaskan, kelainan hiperpigmentasi berkaitan dengan peningkatan hormon estrogen dalam kehamilan menyebabkan peningkatan hormon yang menstimulasi pembentukan pigmen. Selain itu, ibu hamil juga sering mengalami stretch marks akibat peregangan kulit karena perut yang membesar.
Ada beberapa kelainan kulit yang dipengaruhi oleh peningkatan kadar hormon pada kehamilan, di antaranya adalah infeksi jamur pada genitalia dan jerawat.
“Pada era pandemi, ibu hamil juga dapat mengalami kelainan kulit akibat mengenakan masker. Kandungan formaldehyde pada masker dapat menyebabkan dermatitis kontak alergi, yang dapat diperberat bila kelembaban daerah wajah selama ini tidak optimal,” ujar Vita dalam webminar Bamed, Rabu (26/8/2020).
Sering mencuci tangan dan paparan terhadap desinfektan dapat menyebabkan iritasi pada kulit bila tidak disertai penggunaan pelembab, tambahnya. Dengan berbagai masalah kulit yang dapat terjadi pada ibu hamil, bukanlah suatu hal yang tidak mungkin ibu hamil memerlukan konsultasi dengan dermatologis, tambahnya.
Simak Video Berikut Ini:
Prosedur Kosmetik yang Aman
Ibu hamil juga dapat menjalani prosedur kosmetik yang aman, contohnya peeling. Tindakan ini dapat membantu mengatasi kondisi kelainan kulit berupa jerawat atau kehitaman pada kulit yang sering terjadi dalam kehamilan, yang efek kerjanya terbatas hanya pada jaringan kulit sehingga tidak memengaruhi janin.
“Pemilihan agen peeling juga perlu diperhatikan, sebaiknya hindari yang mengandung salisil karena penggunaan dalam jumlah yang banyak dapat diabsorpsi sistemik (tidak terbatas hanya pada jaringan kulit). Tidak banyak prosedur kosmetik yang dipastikan aman dapat dijalani oleh ibu hamil, karena penelitian pada ibu hamil masih terbatas.”
Perawatan kesehatan personal diperbolehkan dan disarankan pada ibu hamil. Vita menyarankan untuk rutin menggunakan pelembab guna menghindari kelainan kulit seperti iritasi akibat sering mencuci tangan di era pandemi.
Advertisement