Liputan6.com, Bandung - Uji klinis fase ketiga vaksin Covid-19 buatan Sinovac, China sudah dimulai pada Selasa (11/8/2020) lalu. Setelah 21 relawan telah mendapat suntikan pertama vaksin pada 14 Agustus 2020, kali ini mereka menjalani penyuntikan vaksin kedua.
Penyuntikan vaksin Covid-19 kedua di Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Jalan Eyckman, Kota Bandung, Rabu (26/8/2020) pagi.
Advertisement
Beberapa relawan membagikan cerita dan pengalamannya mengikuti penyuntikan vaksin kedua. Mereka mengaku tidak mengalami perubahan apa pun sejak mendapat suntikan pertama maupun kedua untuk vaksin Sinovac.
"Saya hanya merasakan ngantuk. Pas (penyuntikan) pertama hanya ngantuk biasa, tapi pas yang kedua kali ngantuknya lumayan," ucap salah seorang relawan, Fadly Barjadi Kusuma (32).
Pria yang bekerja sebagai pengemudi ojek online (ojol) ini mengaku tidak mengalami gejala pusing, demam, atau rasa sakit lain setelah vaksinasi. "Demam enggak ada, kepala pusing juga enggak ada. Pembengkakan di area suntik juga enggak ada," ungkapnya.
Pada setiap kesempatan kunjungan ke RSP Unpad, Fadly mengaku mengisi form terkait perkembangan selama menjalani uji klinis. Nantinya, tim uji klinis akan terus mengevaluasi perkembangan kondisi relawan.
"Iya, ini ada beberapa form yang jadi bahan evaluasi mereka. Setelah 30 menit disuntik, lapor keterangan apakah ada gejala atau tidak. Lalu, 12 jam (pukul 21.00) kemudian akan dihubungi lagi untuk melaporkan perkembangannya," jelasnya.
Setelah menjalani penyuntikan vaksin kedua, Fadly mengatakan dirinya tetap bekerja seperti biasa. Sebab, proses uji klinis vaksin tidak membatasi aktivitas dirinya menafkahi keluarga.
"Kerja normal, enggak ada masalah. Selesai penyuntikan ini, langsung kerja saja seperti biasa," ujarnya.
Hal serupa juga diungkapkan seorang relawan lainnya, Nina (32). Nina mengatakan tidak mengalami gejala apa pun setelah vaksinasi. "Biasa saja, enggak ada apa-apa," katanya.
Untuk diketahui, dalam uji klinis vaksin Covid-19 ini relawan tidak diberitahu apakah mendapat cairan vaksin yang sedang diuji klinis atau hanya plasebo sebagai alat kontrol. Karena pembagian vaksin atau plasebo di antara para relawan dilakukan secara acak dan rahasia.
Simak Video Pilihan di Bawah Ini
Tidak Khawatir
Hendri Lesmana (45), salah seorang relawan uji klinis lainnya juga mengaku tidak merasakan gejala pasca penyuntikan vaksin. Aktivitas pria yang bekerja sebagai wiraswasta di Bandung ini normal seperti biasa.
"Aktivitasnya normal saja," katanya.
Tim uji klinis hanya memintanya untuk memberi informasi terkait perkembangan yang dirasakan selama menjalani uji klinis vaksin.
"Kalau ada yang tidak normal kita hubungi mereka," kata Hendri.
Hendri pun merasa tidak khawatir jika vaksin tersebut malah berimbas negatif pada kesehatannya. Sebab menurutnya, vaksin bukan hal yang perlu ditakuti selama informasi yang didapatkan valid.
"Karena ketakutan, kurang informasi, orang divaksin covid bakal kena covid. Padahal enggak begitu, imunisasi saja kayak bayi saja," ucapnya.
Adapun setelah menerima vaksin kedua ini, rencananya para relawan akan melakukan kunjungan pemeriksaan yang kedua pada dua pekan ke depan. Kemudian, pada pemeriksaan tahap lima atau terakhir akan dilaksanakan enam bulan kemudian.
Advertisement