5 Penyebab Harga Emas Terus Melonjak hingga Catat Rekor Tertinggi

Harga emad memecahkan rekor tertinggi dalam sejarah di 2020 yaitu sentuh USD 2.072.60 per troy ons.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Agu 2020, 21:00 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Industri keuangan dan pasar modal mengalami tekanan yang sangat besar selama pandemi Covid-19 ini. Saham, obligasi, dan berbagai komoditas mengalami tekanan. Namun ternyata ada satu instrumen investasi yang mampu perkasa yaitu emas.   

Selama pandemi Covid-19 ini atau sejak akhir tahun lalu, harga emas mengalami kenaikkan yang signifikan. Maka tak heran jika banyak orang melakukan investasi ke instrumen emas.

Direktur PT Solid Gold Berjangka Dikki Soetopo menjelaskan, pada 9 September 2011 yang lalu harga emas di dunia pertama kali memecahkan rekor tertingginya yaitu di level USD 1.921 per troy ons. Tahun 2020 kembali memecahkan rekor tertinggi dalam sejarah yaitu naik hingga 33,35 persen menjadi USD 2.072.60 per troy ons.

Menurutnya, ada lima faktor pendorong kenapa harga emas bisa mengalami kenaikkan yang signifikan. Pertama yaitu tingkat suku bunga yang rendah. Kedua virus Covid-19 yang melanda dunia sehingga banyak orang yang memilih emas untuk dijadikan investasi. Ketiga kebijakan bank central yang sangat mempengaruhi.

"Keempat resesi di berbagai negara dan terakhir isu geopolitik yang menyebabkan ketidakpastian perekonomian global,” jelas Dikky pada Media Gathering virtual dengan tema Menakar Kekuatan Emas Hingga Akhir Tahun dan Peluang Perdagangan Berjangka Komoditi di Tengah Pandemi di Jakarta, Rabu (26/08/2020).

Karena berbasis secara online, di tengah kondisi pandemi saat ini Solid Gold Berjangka tetap bisa bertahan mengedukasi nasabah secara digital melalui aplikasi zoom meeting maupun video call melalui aplikasi whatsapp. Selain itu juga tidak mengurangi jumlah karyawan yang ada.

“Dalam pandangannya untuk harga emas sendiri masih mempunyai potensi untuk bergerak naik sampai harga yang tidak bisa diprediksi dan ditentukan,” ungkap Stephanus Paulus Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta. Tetapi perlu diingat bahwa harga emas tidak selamanya akan menunjukkan tren kenaikkan harga.

Sementara untuk posisi nasabah baru mengalami penambahan hingga Juli 2020 sebanyak 247 nasabah baru. Berita lonjakan harga emas turut mengedukasi masyarakat bahwa ada alternatif investasi logam mulai dalam bentuk kontrak berjangka yang berpeluang lebih menguntungkan dengan syarat manajemen risiko yang terjaga.

“di tengah situasi pandemi, peluang investasi emas menjadi sangat menarik karena sifatnya safe haven, yang berarti memiliki nilai stabil di tengah ketidakpastian ekonomi yang diakibatkan berbagai faktor,” ujar Dikki.

Reporter: Tasya Stevany

 

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan video pilihan berikut ini:


Harga Emas Turun usai Perundingan Dagang AS-China Mulai Cerah

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Sebelumnya, Harga emas turun pada hari Selasa karena meningkatnya optimisme atas hubungan perdagangan AS-China yang merusak daya tarik safe-haven logam. Sementara investor menunggu pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell minggu ini.

Dikutip dari CNBC, Rabu (26/8/2020), harga emas di pasar spot turun 0,6 persen menjadi USD 1.920,91 per ounce. Emas berjangka AS turun 0,8 persen, pada USD 1.923,10.

"Kami memiliki sedikit optimisme pada hubungan AS-China, sementara ada beberapa optimisme mengenai (pengobatan) virus corona, jadi semakin mengurangi daya tarik emas," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Pejabat tinggi perdagangan AS dan China pada hari Selasa menegaskan kembali komitmen mereka untuk kesepakatan perdagangan Fase 1. Ditambah berita positif atas kemajuan dalam mengembangkan pengobatan untuk COVID-19.

Pada hari Minggu, Presiden AS Donald Trump memuji izin Administrasi Makanan dan Obat-obatan atas perawatan virus yang menggunakan plasma darah dari pasien yang pulih.

Data menunjukkan kepercayaan konsumen AS turun pada Agustus ke level terendah lebih dari enam tahun, karena rumah tangga khawatir tentang pasar tenaga kerja dan pendapatan.

"Itu sangat dihargai. Keyakinan memburuk dan itu hanya akan memaksa Kongres untuk memberikan lebih banyak stimulus," kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA.

"Karena semua ketidakpastian, mereka tidak bisa membiarkan semua upaya sia-sia, dan itu akan memperkuat prospek bullish untuk emas," tambahnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya