Liputan6.com, Jakarta - Varosha, kota mati di Famagusta, bagian utara Republik Siprus, akan segera dibuka kembali setelah ditelantarkan puluhan tahun lamanya. Sebelum jadi 'kota hantu', tempat itu pernah menjadi destinasi wisata kelas dunia pada masanya.
Kota di tepi laut Mediterania ini telah dipagari dan ditinggalkan sejak perang perebutan kekuasaan wilayah antara Turki dan Yunani. Puncaknya, Turki menginvasi Siprus lima hari setelah dikudeta oleh Yunani pada 20 Juli 1974. Sebanyak 39.000 penduduk kota menyelamatkan diri dan dilarang membawa barang atau properti pribadi.
Baca Juga
Advertisement
Akhirnya, pulau Siprus terbagi dua wilayah, yakni wilayah warga Yunani yang tinggal di Republik Siprus dan kawasan warga Turki yang menduduki Siprus Utara sejak perang pada 1974. Beberapa upaya perdamaian gagal dilakukan dan proses negosiasi makin sulit dengan penemuan sumber daya lepas pantai.
Dilansir dari laman Daily Mail, Rabu, 26 Agustus 2020, invasi yang dilakukan Turki dianggap ilegal oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kemudian pada 1984, resolusi keamanan PBB melarang adanya pemukiman di kota itu.
Larangan itu membuat penduduk tidak pernah kembali ke rumah mereka atau bahkan memasuki kembali area berpagar. Tidak boleh ada pengunjung, diikuti dengan larangan mengambil gambar di sekitar kota itu. Saat ini, hanya anggota militer Turki yang diizinkan memasuki wilayah tersebut.
Berberapa dekade terlewati, semak belukar merambat dan menyelimuti rumah serta gedung yang tersisa. Mobil-mobil rongsok masih terparkir di tempat asalnya, bahkan pakaian di etalase toko kota Verosha masih terpajang di tempatnya. Akibatnya, hingga saat ini Varosha dijuluki sebagai kota hantu yang terkenal di seluruh penjuru dunia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kapan Akan Dibuka?
Namun, beberapa waktu lalu, Perdana Menteri Turkish Republik of Northem Cyprus (TRNC), Ersin Tatar mengumumkan rencana untuk membuka kembali Kota Varosha, yang pernah diisi lebih dari 12.000 kamar hotel dan rumah bagi pulan ribu penduduk.
"Saat ini kami hampir mencapai titik untuk memulai proses pembukaan kembali," ujar Ersin Tatar kepada TRT, dilaporkan CNN.
Ia mengatakan bahwa peraturan perlu segera disahkan. Tetapi karena pemilu yang akan berlangsung dalam waktu dekat, rencana pembukaan Varosha mungkin akan ditunda. Meski begitu, ia optimistis akan kemungkinan pembukaan kota.
"Semuanya sudah siap menurut saya," tambahnya. "Gelombang telah berubah dan halaman baru telah dibuka," ucapnya lagi.
"Maraş berada di dalam wilayah TRNC. Tidak ada yang bisa mengambilnya dari kami. Kami akan melanjutkan perjalanan kami yang sukses," kata Ersin Tatar mengacu pada nama Turki dari distrik Verosha. (Brigitta Valencia Bellion)
Advertisement