Liputan6.com, Jakarta - Siapa bilang memasak daging sapi yang sehat hanya berwujud steak? Nutrisionis Emilia E. Achmadi mengatakan, masakan Indonesia berbahan daging sapi yang kaya bumbu justru baik bagi kesehatan.
"Kalau resepnya disuruh menggunakan ketumbar, lengkuas, jahe, daun salam, it's good for you. Antioksidannya tinggi," kata dia dalam peluncuran kampanye #BeefUp bersama Meat & Livestock Australia, Kamis, 27 Agustus 2020.
Baca Juga
Advertisement
Maka, salah kaprah bila penggunaan banyak bumbu dalam masakan Indonesia disebut tidak sehat. Hanya saja, ada dua bahan lain yang harus diperhatikan penggunaannya, yakni santan dan minyak sayur. Keduanya biasanya ada dalam masakan Indonesia berbahan daging sapi.
Bukan karena tidak sehat, melainkan karena keduanya tinggi kalori. Emilia mencontohkan, satu cup santan kental berukuran 240 cc mengandung sekitar 700 kalori.
Padahal, kebutuhan kalori normal orang dewasa per hari hanya sekitar 2.000 Kcal. Jika asupan berlebih, akan berdampak pada peningkatan berat badan dan masalah kesehatan lainnya.
Ia pun menyarankan agar santan yang digunakan dalam olahan daging sapi, diencerkan terlebih dulu. Atau opsi kedua, mengombinasikannya dengan susu, baik susu sapi atau susu berbasis tanaman.
"Kita tidak hilangkan, tapi sebagian di-replace. In terms of calorie content, much lower dari santan (full)," sambung dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Masak Perlahan
Chef Chandra Yudasswara menambahkan, jenis daging sapi yang digunakan juga harus disesuaikan dengan tipikal proses masak makanan Indonesia. Karena kebanyakan butuh dimasak pelan dan lama, dibutuhkan karakter daging yang tahan dengan itu.
"Bikin kalio misalnya, pilih secondary cut-nya. Daging untuk kalio itu cocoknya sengkel. Soalnya, di sengkel ada bagian tertentu yang kalau dimasak lama, lebih tender dan kres di mulut," kata dia.
Potongan daging juga disesuaikan. Jangan terlalu kecil, tapi sedang agar tidak menciut ketika sudah jadi. Api yang dipakai juga sebaiknya api sedang atau kecil agar nutrisi di dalamnya tetap terjaga. Bahkan, ada beberapa menu yang tidak membutuhkan tingkat kematangan well done, tetapi cukup medium well agar enak disantap, seperti satai.
Emilia menyebut nutrisi yang terkandung dalam daging sapi terbilang tahan terhadap suhu tinggi, yakni di atas 80 derajat Celcius. Protein, contohnya, memerlukan panas agar bisa diserap tubuh. Begitu pula zinc dan selenium yang diperlukan tubuh untuk menjaga imunitas tubuh dan kesehatan jantung.
"Cuma vitamin B12 yang sedikit lebih tricky karena lebih rentan terhadap temperatur tinggi. B12 ini fungsinya penting sekali untuk produksi energi, energi yang dibutuhkan untuk beraktivitas dan imunitas. Dan, kualitas B12 the best in red meat," imbuhnya.
Advertisement