Mahfud Md: Perangi Covid-19 dan Pulihkan Ekonomi Harus Beriringan

Mahfud tak menutupi, saat ini Indonesia sedang diambang resesi, Diprediksi, kondisi itu akan terjadi pada Oktober 2020.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 27 Agu 2020, 18:12 WIB
Menko Polhukam Mahfud Md mengenakan pakaian tradisional Madura, baju Sakera dalam upacara HUT ke-75 RI, Senin (17/8/2020). (foto: istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md menegaskan, dalam penanggulangan Covid-19, memerangi virus dan memulihkan ekonomi harus seiring sejalan dan saling terkait.

Hal tersebut sesuai dengan Perpres Nomor 18 Tahun 2020 yang menitikkan pada dua hal. Pertama penanggulangan Covid-19 dan yang kedua pemulihan ekonomi nasional.

"Kita mulai mengajak masyarakat bergerak bahwa Covid-19 itu fakta di kehidupan. Karena itu kita tidak bisa menghindar terus dan bagaimana caranya hidup dengan Covid-19. Bahwa Covid-19 itu ada tetapi kita tetap menjalankan tugas-tugas itu, tugas-tugas pemerintahan seperti biasa," kata Mahfud saat membuka Rakor Pencegahan dan Pengendalian Covid-19, di Gedung Kemendagri, Jakarta, Kamis (27/8/2020).

Karena itu, kata Mahfud, di masa pandemi ini, ada dua arah dalam kehidupan bernegara. Pertama, dalam kebijakan fokusnya tetap memerangi atau menanggulangi Covid-19 dengan sekuatnya.

Yang kedua, memulihkan secara perlahan kehidupan bernegara, berbangsa dan  bermasyarakat dengan seluruh aspek kehidupan baik itu ekonomi, politik, agama atau sosial.

"Fokusnya ada dua, yaitu PC dan PEN.  PC adalah penanggulangan Covid-19 dan PEN adalah pemulihan ekonomi nasional,” kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu.

Mahfud tak menutupi, saat ini Indonesia sedang diambang resesi, Diprediksi, kondisi itu akan terjadi pada Oktober 2020. Mahfud menyebut kondisi ini yang mengharuskan semua unsur harus bekerja keras di dalam dua cabang atau dua anak panah kebijakan pemerintah, yaitu PC dan PEN.

Meski demikian Mahfud mengingatkan jangan terlalu paranoid dengan resesi.  Resesi itu adalah istilah teknis dari satu situasi. Resesi itu tidak sama dengan krisis. Resesi adalah suatu keadaan dimana suatu negara secara berturut-turut dalam dua kuartal, pertumbuhan ekonominya itu minus atau di bawah satu atau juga di bawah nol.

"Sudah minus 5,32 yang kuartal kemarin. Kuartal berikutnya menurut perhitungan lembaga-lembaga dunia dan lembaga kita sendiri, Indonesia pada kuartal depan akan minus antara minus setengah sampai satu setengah. Artinya pertumbuhannya itu mungkin tidak lebih dari nol, misalnya tidak sampai 0,1 misalnya, itu perhitungan logisnya," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Berharap Keluar Resesi

Ilustrasi Grafik Pandemi Covid-19 Credit: pexels.com/MarkusSpiske

Mahfud berharap, kalau pertumbuhan di bawah nol sampai dua kali, Indonesia dapat keluar dari resesi.

"Ini menjadi penting kita bertemu di dalam sebuah koordinasi yang dipimpin oleh Bapak Mendagri ini, bahwa karena yang disebut resesi itu tidak selalu berarti krisis. Krisis ekonomi, krisis pangan atau apapun, maka kita harus bekerja agar ekonomi tumbuh, " ujar dia.

Dalam kondisi seperti sekarang, kata Mahfud, ada lima program  utama yang mesti diperhatikan. Pertama, Indonesia aman,  aman dari Covid-19. Kedua, Indonesia sehat.

Artinya di sini ada pelayanan kesehatan berbasis gotong royong yang dipandu oleh pemerintah dengan program-programnya yang didukung oleh UU Nomor 2 tahun 2020,” ucap dia.

Ketiga, Indonesia berdaya. Artinya ada peningkatan daya beli rakyat  dan peningkatan ekonomi rakyat. Keempat, Indonesia tumbuh, yaitu lewat program peningkatan penerimaan negara. Dan kelima, Indonesia bekerja salah satunya melalui program percepatan penyerapan tenaga kerja.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya