Review Shure Aonic 50: Desain Mewah, Suara Renyah

Shure Aonic 50 hadir sebagai headphone nirkabel yang menawarkan fitur active noise-cancelling terbaik di kelasnya.

oleh Iskandar diperbarui 28 Agu 2020, 20:28 WIB
Shure Aonic 50. Liputan6.com/Iskandar

Liputan6.com, Jakarta - Shure Aonic 50 hadir sebagai headphone nirkabel yang menawarkan fitur active noise-cancelling terbaik di kelasnya.

Headphone premium ini sendiri tak hanya menyasar kalangan profesional, seperti pemusik, tetapi juga cocok untuk kamu yang hobi mendengarkan musik dengan kualitas seperti mendengarkan langsung dari studio.

Menariknya lagi, berkat koneksi nirkabel Bluetooth 5 dan dukungan prosesor dari Qualcomm, Aonic 50 diklaim bisa meningkatkan proses pengiriman data dengan latensi yang sangat rendah.

Paket penjualan Shure Aonic 50: kabel charger, jack audio, dan buku manual. Liputan6.com/Iskandar

Shure Aonic 50 hadir dengan pilihan warna hitam dan coklat. Unit yang Tekno Liputan6.com uji adalah model warna coklat yang dilapisi kulit lembut.

Penasaran seperti apa performa dan kualitas suara dari Shure Aonic 50? Berikut ulasannya.

Desain

Dari segi desain, tidak ada terobosan baru dari Shure Aonic 50, di mana modelnya sama seperti over-ear headphone nirkabel premium lainnya. Akan tetapi, ukurannya lebih besar dan lebih ramping. Tampilannya juga terlihat berkelas dan mewah.

Ukurannya yang lebih besar membuatnya sangat nyaman bila dipakai dalam waktu lama. Bantalan telinganya juga lega dan nyaris tak menyentuh daun telinga sehingga tak terasa pengap.

Shure Aonic 50. Liputan6.com/Iskandar

Bantalan telinganya juga diisi dengan memory foam dan dilapisi kulit aromatik yang lembut. Bagian ini juga dapat dilepas dan dipasang ke earcup yang terbuat dari plastik kokoh dengan logo Shure berwarna silver.

Kompartemen tersebut terhubung ke headband melalui 'lengan' aluminium yang solid. Sayangnya, headphone ini tak bisa dilipat.

Earcup Shure Aonic 50 bisa dilepas pasang. Liputan6.com/Iskandar

Bantalan telinga hanya bisa diputar 90 derajat agar rata, saat kamu ingin menaruhnya ke dalam tas bawaan yang ada dalam paket penjualan Shure Aonic 50.

 


Kontrol

Shure Aonic 50. Liputan6.com/Iskandar

Tidak ada kontrol sentuh seperti headphone nirkabel premium lain yang ada di pasaran saat ini. Tetapi, Aonic 50 menyediakan tombol perintah suara Google Assistant meski keterlibatannya sangat terbatas.

Saat kami coba, tidak ada respons audio dari Google Assistant, tetapi mikrofon pada Aonic 50 memastikan perintah bisa berjalan dengan tepat. Berkat teknologi microphonic Shure, kualitas panggilan telepon juga terdengar jernih.

Shure Aonic 50 hanya menyediakan kontrol fisik yang semuanya tertanam di sekitar earcup sebelah kanan. Pun demikian, kontrol fisik ini dirasa bisa dikendalikan lebih cepat ketimbang kontrol sentuh.

Shure Aonic 50 dengan tas bawaan. Liputan6.com/Iskandar

Terdapat slider untuk mengatur active noise-cancelling dan environment mode (mode transparansi). Lalu tombol play/pause, next track, dan previous track (juga untuk mengaktifkan perintah suara), yang diapit tombol volume up dan down.

Di sini juga ditemukan tombol on/off yang sekaligus berfungsi untuk pairing Bluetooth ke smartphone dan perangkat dengan fitur Bluetooth lainnya. Tak ketinggalan port USB-C untuk mengisi daya.

Kontrol atau tombol pada Shure Aonic 50. Liputan6.com/Iskandar

Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan aplikasi ShurePlus PLAY untuk mengontrol EQ (equaliser/penyeimbang suara).

Putar file audio yang tidak terkompresi dengan perangkat seluler iOS atau Android, lalu pilih preset EQ Shure bawaan untuk menyesuaikan suara, atau buat preset EQ sendiri di tab pengaturan.

Aplikasi ShurePlus PLAY. Liputan6.com/Iskandar

Melalui aplikasi ini kamu juga bisa menyesuaikan level environment mode atau active noise-cancelling.

Ada pilihan hingga 10 tingkatan pada environment mode, tetapi active noise-cancelling hanya ada pilihan normal atau maksimal.

 

 


Kualitas Audio

Shure Aonic 50. Liputan6.com/Iskandar

Shure Aonic 50 dilengkapi konektivitas Bluetooth 5.0, yang berarti bisa memutar codec audio aptX dari Qualcomm dan Advanced Audio Coding (AAC).

Output suara yang keluar semuanya diproduksi dari driver sebesar 50mm. Suara yang dihasilkan terdengar renyah dan tidak terlalu nge-bass, sehingga cocok untuk audiophile yang memperhatikan detail dari kualitas suara.

Meskipun kami mendengarkan musik beresolusi standar dari Spotify, suara dari Aonic 50 tetap terdengar mengesankan. Powerful, halus, dan sangat detail.

Suara bass tidak sedalam dan sekuat para pesaingnya, tetapi terdengar clean dan kuat. Sementara suara vokal yang dihadirkan sangat jernih dan cukup menonjol saat kami mendengarkan musik dengan volume sedang.

Lubang audio jack pada Shure Aonic 50. Liputan6.com/Iskandar

Mungkin genre musik yang paling cocok untuk headphone ini adalah akustik atau orkestra simfoni. Namun, Aonic 50 juga mampu 'melahap' musik rock, pop, R&B, dan alternatif dengan baik.

Baterainya sendiri diklaim bisa mencapai 20 jam saat active noise-cancelling dalam keadaan aktif. Namun saat kami uji, baterainya bahkan bisa bertahan hingga sekitar 25 jam (sekali isi daya).

Pengisian baterai dilakukan lewat port USB-C. Saat daya baterai habis, kamu tetap bisa mendengarkan musik lewat kabel 2,5mm - 3,5mm yang disediakan dalam paket penjualan.


Kesimpulan

Shure Aonic 50. Liputan6.com/Iskandar

Dengan harga Rp 7.750.000 tentu saja Aonic 50 patut dipertimbangkan, mengingat desainnya yang mewah dan kualitas audio yang ditawarkan: mengutamakan detail dan kejernihan.

Bodinya juga kokoh dan solid. Headphone ini bahkan sangat nyaman bila dipakai dalam waktu lama.

Shure Aonic 50. Liputan6.com/Iskandar

Namun, fitur yang ditawarkan tidak secanggih para kompetitornya, seperti Sony WH-1000XM3, Bowers & Wilkins PX7, dan Bose NC 700.

Fitur active noise-cancelling yang ada juga mampu membungkam suara bising dari luar. Meskipun harus diakui, fitur ini tak sebagus headphone premium di kelasnya.

(Isk/Ysl)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya