Liputan6.com, Agam - Nagari (desa adat) Lawang, Matur Kabupaten Agam Sumatera Barat adalah daerah penghasil tebu. Komoditas unggulan itu diolah masyarakat setempat menjadi berbagai produk.
Tumbuh suburnya tebu di daerah tersebut seiring topografi daerahnya berada di ketinggian, udara sejuk, sehingga cocok untuk komoditas itu. Sehingga banyak warganya menjadikan tebu sebagai komoditas unggulan.
Bahkan berbagai produk olahan tebu yang dihasilkan oleh Kelompok Industri Gula Semut Simerah di sana, sudah dipasarkan hingga mancanegara.
Beberapa olahan tebu itu di antaranya gula semut original, gula semut jahe, kopi gutela (gula tebu lawang), kopi jahe (koje) gutela, serta molase (cairan tebu) jahe.
Baca Juga
Advertisement
Ketua Kelompok Industri Gula Semut Simanis, Marwis mengatakan ide awal mengolah tanaman tebu menjadi gula semut karena banyaknya peminat atau permintaan dari masyarakat.
"Peluang inilah yang kami manfaat untuk dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, terkhusus bagi anggota kelompok," ujarnya kepada Liputan6 com, Kamis (27/9/2020).
Gula semut merupakan jenis gula merah yang berbentuk serbuk berwarna kecoklatan, dengan rasa manisnya sedikit lebih hambar dibandingkan gula merah.
Jika ditinjau dari segi kesehatan, gula semut lebih banyak manfaatnya jika dibandingkan dengan gula pasir yang biasa dikonsumsi.
Ia menyebut gula semut aman dikonsumsi oleh orang yang memiliki penyakit diabetes, menjaga kadar kolesterol, menjaga kesehatan pencernaan, dan menjaga kesehatan saraf dan fungsi otot, serta mengurangi osteoporosis.
Sejak tahun 2014, lanjut Marwis, bersama delapan orang rekannya ia telah memulai memproduksi produk-produk yang berbahan baku dari tebu.
Jahe yang dipakai adalah jahe merah, semua bahan baku dalam pembuatan produk memakai produk lokal. Ia menjamin produk yang dihasilkan bebas dari bahan pengawet.
"Bahannya didapat dari petani tebu, kopi dan jahe yang ada di daerah Lawang," kata dia.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Pasar Luar Negeri
Kelompok ini juga merupakan binaan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Agam, yang memberi pembinaan baik dari segi pengelolaan, produksi, dan pendistribusiannya.
"Berkat pembinaan tersebut, setiap tahunnya kelompok kami terus mengalami kemajuan," lanjutnya.
Dalam pemasaran, pihaknya juga melakukan kerja sama dengan tempat-tempat wisata di daerah itu. Kemudian juga memasarkan melalui dalam jaringan atau online.
"Di tempat wisata yang ada di daerah ini, kami sediakan satu kios kecil khusus untuk penjualan dan informasi produk yang kami buat," jelasnya.
Sampai saat ini, produk gula semut simanis sudah dipasarkan ke sejumlah wilayah di Indonesia maupun mancanegara. Produk tersebut sudah dikirim ke berbagai daerah seperti Pekanbaru, Medan, Jakarta, Malaysia, dan Singapura.
Marwis menjelaskan, pihaknya rutin setiap minggu mengolah dan memperoduksi gula semut, rata-rata sebanyak 30 kilogram.
Bahkan, jika permintaan dan pemesanan produk dari masyarakat banyak, maka kelompok itu memproduksi menyesuaikan dengan permintaan
Advertisement