Penggunaan Robot Meningkat, Ini 9 Prediksi Dunia Usai Pandemi COVID-19

Berikut ini prediksi atau gambaran tentang kondisi dunia pasca-pandemi COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Agu 2020, 19:10 WIB
ilustrasi obat corona | pexels.com/@edward-jenner

Liputan6.com, Jakarta Coronavirus (CoV) merupakan jenis virus yang menyebabkan penyakit, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang parah, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Jenis terbaru, Virus Corona COVID-19, dilaporkan pada awal Januari 2020 oleh pemerintah Tiongkok.

China melaporkan kasus Virus Corona jenis SARS yang menyebabkan gejala mirip pneumonia. Keberadaan virus tersebut dikonfirmasi setelah salah satu warga Wuhan terindentifikasi pada November 2019.

Virus SARS tersebut mulanya dikenal sebagai novel coronavirus 2019 (2019-nCoV). Setelah melewati berbagai pengamatan dan penelitian, 2019-nCoV secara resmi berganti nama menjadi SARS-CoV-2.

Saat gelombang COVID-19 menyebar ke seluruh dunia, hal itu memaksa umat manusia untuk berinovasi dan mengubah cara hidup secara total. Dari segala sisi negatif yang terjadi, sisi positif dari posisi yang kini dirasaka adalah setiap individu dan perusahaan menjadi lebih tangguh pasca-COVID-19.

Mendunianya Virus Corona COVID-19 ini menimbulkan banyak sekali spekulasi yang menyebar, ada yang memang terbukti dan ada yang ternyata hoaks.

Tak hanya spekulasi, kondisi ini juga menyebabkan timbulnya sejumlah prediksi tentang seperti apa dunia pasca-pandemi COVID-19. Berikut di antaranya, dirangkum dari forbes.com, Jumat (28/8/2020):

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


1. Lebih Banyak Menggunakan Interface Tanpa Kontak Langsung

Ilustrasi Mengobrol dan Berdiskusi Credit: freepik.com

Belum lama ini ketika masyarakat dibuat terkesan dengan layanan interface atau tatap muka. COVID-19 telah membuat sebagian besar masyrakat sangat sadar akan pengaruh sentuhan dalam menularkan penyakit, baik melalui perantara maupun kontak langsung.

Jadi di dunia pasca-COVID-19, diharapkan kita akan memiliki lebih sedikit berkontak langsung dan lebih banyak menggunakan layanan interface.

Sebelum pandemi, opsi pembayaran nirsentuh melalui perangkat seluler marak. Dengan bertambahnya kakhawatiran orang untuk membatasi apa yang mereka sentuh, pilihan untuk membayar barang dan jasa yang tidak memerlukan kontak fisik akan mendapatkan daya tarik.

Mesin interface sudah digunakan saat ini untuk menerapkan filter yang menawarkan pembayaran autonomous di beberapa toko. Harapannya, visi mesin yang mengenali wajah dan gerak tubuh di beberapa industri tersebut dapat membatasi jumlah kontak fisik.


2. Penguatan Infrastruktur Digital

Pertemuan virtual yang dihadiri oleh Dubes Dian Triansyah Djani bersama dengan negara-negara penyumbang pasukan di misi pemeliharaan perdamaian PBB di United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL). (Dok: Kemlu RI)

COVID-19 menyebabkan orang beradaptasi untuk bekerja dari rumah karena masa isolasi. Hal tersebut memaksa tangan sukarelawan untuk menemukan solusi digital perihal menjaga pertemuan, pelajaran, latihan, dan lebih banyak lagi secara langsung.

Hal itu memungkinkan banyak masyarakat memilih untuk melanjutkan beberapa strategi tersebut bahkan pasca-COVID-19.


3. Pemantauan Menggunakan IoT dan Big Data

Ilustrasi Internet of Things, IoT. Kredit: methodshop via Pixabay

Melihat dari pentingnya sebuah data selama pandemi secara real-time, memberikan pengalaman ini akan bagaimana menginformasikan pemantauan pandemi di masa depan dengan menggunakan teknologi internet of things (IoT) dan Big Data.

Aplikasi nasional atau global dapat menghasilkan sistem peringatan dini yang lebih baik karena dapat melacak mereka yang menunjukkan gejala wabah.

Data GPS kemudian dapat digunakan untuk melacak di mana keberadaan orang-orang yang terpapar dan dengan siapa mereka berinteraksi. Semua upaya ini memerlukan penerapan yang cermat, karena perlu mementingkan pula privasi individu dan mencegah adanya penyalahgunaan data, tetapi akan memiliki manfaat besar untuk memantau dan menangani pandemi di masa mendatang secara lebih efektif.


4. Perawatan Virtual

Ilustrasi obat (Foto: Unsplash.com/Freestocks)

Pernahkah anda menerima email dari tenaga medis bahwa mereka terbuka untuk konsultasi jarak jauh atau virtual?

Untuk membatasi kunjungan di rumah sakit dan kantor praktisi perawatan kesehatan lainnya, banyak yang menerapkan konsultasi dapat dilakukan melalui video.

Beberapa penyedia layanan kesehatan telah mencoba-coba pelayanan ini sebelum COVID-19, tetapi minat semakin meningkat karena jarak sosial diamanatkan di banyak bidang.


5. Lebih Banyak Belanja Online

Buat yang suka belanja di online shop, hati-hati dengan modus penipuan baru yang meminta cashback. (Ilustrasi: Pexels.com)

Meskipun ada banyak bisnis yang merasa telah menyaingi pembelanjaan online, namun COVID-19 memutar balikan hal tersebut karena sebagian besar konsumen memilih berpindah ke online. Bisnis yang tidak memiliki opsi pemasaran online harus menghadapi kehancuran finansial.

Setelah COVID-19, bisnis yang ingin tetap kompetitif akan mencari cara untuk memiliki layanan online dan tetap mempertahankan lokasi fisik. Dan direncanakan akan ada peningkatan pada sistem logistik untuk mengakomodasi lonjakan permintaan baik itu dari preferensi pembeli atau pandemi di masa depan.


6. Peningkatan Penggunaan Robot

Ilustrasi evolusi mengarah kepada mesin kecerdasan buatan. (Sumber Wikimedia Commons/Fonytas)

Di masa mendatang, diperkirakan robot akan digunakan untuk mengirim bahan makanan atau mengambil tanda-tanda vital dalam sistem perawatan kesehatan atau untuk menjaga pabrik tetap berjalan, mengingat robat adalah benda yang tidak akan terjangkit virus.

Perusahaan menyadari bagaimana robot dapat mendukung  dan memainkan peran penting dalam dunia pasca-COVID-19 atau selama pandemi di masa depan.


8. Pengembangan Obat yang Didukung AI

Ilustrasi (sumber: mirror.co.uk)

Semakin cepat kita dapat membuat dan menyebarkan obat yang efektif serta aman dan vaksin untuk mencegah COVID-19 dan virus lainnya di masa depan, semakin cepat obat itu dapat diatasi.

Artificial intelligence (AI) merupakan mitra ideal dalam pengembangan obat karena dapat mempercepat dan melengkapi usaha manusia. Realitas kita saat ini akan menginformasikan upaya masa depan untuk menyebarkan AI dalam pengembangan obat.


9. Bangkit dalam E-Sports

Peserta eSports game Mobile Legends berkonsentrasi dalam Indonesia Banten Esport Competition (IBEC) 2019 di BSD, Tangerang Selatan, Sabtu (2/11/2019). Pemprov Banten menggelar turnamen IBEC 2019 untuk mendukung olahraga esport yang tengah diminati kalangan muda. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Acara olahraga, organisasi, dan penggemar harus berurusan dengan realitas masa lalu yang harus dibatalkan karena COVID-19. Tapi e-sports ternyata berkembang pesat. Bahkan ada e-versi balap mobil F1 di televisi, meskipun mungkin tidak akan sama dengan aslinya.

Tidak seperti acara olahraga umumnya, acara e-sporting dapat dengan mudah dialihkan secara online. Sama halnya dengan acara, diperkirana akan lebih banyak liputan olahraga hybrid di mana acara fisik dilengkapi dengan penawaran digital.

COVID-19 mungkin membebani sistem dan kesabaran, tetapi juga membangun ketahanan masyarakat dan memungkinkan masyarakat untuk mengembangkan solusi baru dan inovatif sesuai kebutuhan. Di dunia pasca-COVID-19, diperkirakan penduduk Bumi akan mengambil pelajaran yang diberikan pada saat kita berurusan dengan virus lain nantinya. 

 

Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya