Jubir Wiku: Target Periksa 30.000 Spesimen COVID-19 per Hari Cukup Berat Dicapai

Jubir Wiku mengungkapkan target pemeriksaan 30.000 spesimen COVID-19 per hari cukup berat dicapai.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 28 Agu 2020, 11:00 WIB
Tim medis mengenakan APD di ruang ganti sebelum memasuki laboratorium pemeriksaan Covid-19 di Labkesda DKI Jakarta, Selasa (4/8/2020). Labkesda DKI yang berjejaring dengan 47 lab se-Jakarta dalam sehari tercatat mampu menguji hampir 10.000 spesimen Covid-19 dengan metode PCR. (merdeka.com/Iqbal Nugr

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan pemeriksaan 30.000 spesimen COVID-19 per hari. Sejauh ini rata-rata pemeriksaan berkisar 20.000-an spesimen.

"Jadi, memang target (pemeriksaan) 30.000 (spesimen) ini cukup berat pada saat ini untuk dicapai. Rata-rata sekitar 20.000 sampai 25.000 spesimen yang diperiksa, tapi pernah juga mencapai 30.000 spesimen," ungkap Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (27/8/2020).

"Kondisi (masih belum tercapainya pemeriksaan 30.000 spesimen COVID-19 per hari) ini terjadi karena upaya memperkuat jejaring laboratorium dan memaksimalkan fasilitas yang ada di laboratorium menjadi tantangan utama kami."

Tantangan pertama sulit mencapai pemeriksaan 30.000 spesimen COVID-19 per hari berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM) di laboratorium Saat ini, jumlah SDM yang bekerja di laboratorium tidak banyak.

"Tentunya ini memerlukan mobilisasi dari SDM laboratorium yang lebih banyak, sehingga jam operasional dari laboratorium bisa ditingkatkan," lanjut Wiku.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Antrean Periksa Sampel dan Suplai Reagen

Tim medis mendata sampel sebelum diuji di laboratorium pemeriksaan Covid-19 di Labkesda DKI Jakarta, Selasa (4/8/2020). Labkesda DKI yang berjejaring dengan 47 lab se-Jakarta dalam sehari tercatat mampu menguji hampir 10.000 spesimen Covid-19 dengan metode PCR. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Tantangan kedua, pengaturan pemeriksaan sampel. Ketiga, penyediaan suplai reagen (bahan mendeteksi reaksi kimia) untuk mendukung pemeriksaan sampel spesimen.

"Jejaring untuk pengiriman sampel dari fasilitas kesehatan ke laboratoriumnya juga diatur sehingga tidak terjadi antrean panjang dari laboratorium-laboratorium yang ada. Selain itu juga soal sulpai reagen yang diperlukan untuk laboratorium," Wiku menerangkan.

"Perlu kami sampaikan bahwa variasi alat PCR yang ada di laboratorium juga cukup banyak karena lab tersebut memang tidak berasal dari 1 Kementerian atau lembaga, tetapi ada 12 kementerian lembaga yang mengelola lebih atau hampir 300 lab yang ada di Indonesia."

Lebih lanjut, Wiku mengatakan, jumlah jejaring laboratorium yang sudah ada diharapkan penyediaan reagen pun juga harus menjadi lebih cepat dan tepat sesuai dengan alat pemeriksaan sampel yang dimiliki.

Di sisi lain, Satgas COVID-19 juga berupaya meningkatkan penyelidikan penelusuran kontak (contact tracing) agar pemeriksaan spesimen bisa ditingkatkan.

"Kami juga sudah meningkatkan kinerja penyelidikan epidemiologi dan contact tracing agar testing juga bisa ditingkatkan sesuai dengan peningkatan contact tracing tersebut. Kami pun menambah laboratorium-laboratorium pemeriksaan spesimen kepada pihak swasta, supaya mereka ikut serta di dalam testing ini," tutup Wiku.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya