Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar menepis rumor akan membangun koalisi poros baru untuk mengusung pasangan calon di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sukoharjo 2020.
Rumor ini mencuat lantaran rekomendasi partai berlambang pohon beringin ini tak kunjung terbit, padahal, masa pendaftaran bakal cabup-cawabup dibuka pekan depan yakni 4 September-6 September.
Advertisement
"Komitmen awal Partai Golkar tetap mempertahankan koalisi dengan PDIP. Kami tak akan mengusung pasangan calon dalam pilkada," kata Wakil Ketua Bidang Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD II Partai Golkar Sukoharjo, Agus Sumantri, kepada Solopos.com, Kamis, 27 Agustus 2020.
Keputusan berkoalisi dengan PDIP ini menurut Agus, berdasarkan hasil rapat pleno partai pada beberapa bulan lalu.
"Dalam rapat tersebut, struktural Partai Golkar mengambil keputusan mempertahankan koalisi dengan PDIP pada 2020 ini seperti halnya saat Pilkada Sukoharjo pada 2015," jelasnya.
Kala itu PDIP mengusung duet Wardoyo Wijaya-Purwadi (Wardi) sebagai cabup-cawabup yang menang telak atas kandidat lain.
"Saya telah berkomunikasi dengan struktural DPD I Partai Golkar Jawa Tengah pada beberapa hari lalu. Pekan ini, kemungkinan rekomendasi pasangan calon terbit," ujar dia.
Agus mengaku Partai Golkar telah memanaskan mesin politik untuk meraih simpati masyarakat. Bersama dengan para kader di PDIP, keduanya membentuk tim pemenangan di setiap kecamatan.
Mereka bergerilya untuk menyosialisasikan figur pasangan Etik Suryani-Agus Santosa (EA) kepada masyarakat.
"Saya dan Ketua PAC PDIP Kecamatan Sukoharjo,Mas Gorda [Slagen Abu Gorda] telah menggalang kekuatan menyosialisasikan figur pasangan EA di setiap kelurahan," ucapnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ini Sebabnya Golkar Tak Bisa Bentuk Koalisi Baru
Merujuk komposisi parlemen, hanya PDIP yang bisa mengusung pasangan calon sendiri lantaran meraih 20 kursi.
Sementara, empat parpol yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, dan PKS masing-masing hanya punya lima kursi. PKB punya tiga kursi di parlemen sementara Partai Demokrat dan Partai Nasdem masing-masing satu kursi.
Peluang Partai Golkar berkoalisi membentuk poros baru di luar PDIP untuk mengusung calon di Pilkada Sukoharjo 2020 sebenarnya masih ada.
Namun, Golkar sudah tidak bisa membentuk koalisi baru dengan Partai Gerindra, PAN, dan PKS, karena ketiga parpol ini sudah menentuka sikap dan arah dukungan mengusung pasangan calon Joko "Paloma" Santosa dan Wiwaha Aji Santosa (Joswi).
Simak berita Solopos.com lainnya di sini.
Advertisement