Liputan6.com, Manado - Suku Bajo atau Bajau merupakan suku yang hidup nomaden di atas laut, ataupun membentuk komunitas di daerah pesisir. Salah satu wilayah di Sulut yang didiami Suku Bajo dengan jumlah besar adalah di Pulau Nain, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara.
Selain cerita tentang kehebatan Suku Bajo menaklukkan laut, mereka juga punya sejumlah ritual unik yang diwarisi secara rutun temurun. Salah satunya adalah tradisi penyambutan tamu melalui aksi puluhan perahu nelayan.
Jarum jam baru menunjukan pukul 09.00 Wita, Kamis (27/8/2020), saat sebuah perahu motor berkapasitas 30 penumpang bergerak melambat di perairan Taman Nasional Bunaken. Beberapa ratus meter mendekati Pulau Nain, tampak puluhan perahu nelayan yang dihiasi berbagai atribut sudah menanti.
Baca Juga
Advertisement
"Aksi puluhan perahu nelayan ini merupakan sebuah tradisi menyambut kehadiran tamu sesama Suku Bajo yang datang dari luar daerah," ungkap Ona Djangoan, salah satu tokoh masyarakat Suku Bajo di Pulau Nain.
Perahu motor yang datang dari Manado itu, terdapat sejumlah tokoh Suku Bajo yang datang dari Makassar, Sulsel. Mereka adalah Haji Ma dan Hj Vyda Avlyda bersama rombongan. Haji Ma yang merupakan Komisaris Utama PT Maa Ataita Indah, sebuah perusahaan yang digagas oleh tokoh-tokoh Suku Bajo, datang dengan tujuan penguatan ekonomi masyarakat setempat melalui pembudidayaan lobster.
Saat perahu motor itu mendekati perairan Pulai Nain, puluhan perahu nelayan membentuk sejumlah formasi, dan menuntun perahu motor itu merapat ke dermaga. Ada perahu yang bertugas memandu jalur menuju dermaga, sementara perahu lainnya mengapit di sisi kiri dan kanan rombongan dalam perahu motor yang datang dari Manado.
"Masyarakat [Suku Bajo](4232706/ "") menunjukan kehandalan mereka di laut, sekaligus penghormatan atas tamu yang datang," ujar Ona.
Simak juga video pilihan berikut:
Disambut Tokoh Agama dan Tokoh Adat Suku Bajo
Setelah menyisir sebagian Pulau Nain, puluhan perahu akhirnya merapat di salah satu dermaga. Di sana, puluhan warga bersama tokoh adat dan tokoh agama sudah menanti.
Saat rombongan tiba, mereka diarahkan untuk memasuki sebuah ruangan yang terdapat wadah dari batu. Di sana, seorang tokoh adat memercikan air sebagai tanda penyambutan tamu.
"Kami terkesan dengan penyambutan ini, semoga kita sebagai sesama Suku Bajo bisa saling membantu mengangkat taraf hidup masyarakat," ujar Haji Ma.
Diiringi musik dan tarian yang merupakan kolaborasi budaya dan agama, rombongan diarak menuju ke salah satu lokasi yang disiapkan.
Di sana warga Suku Bajo yang masuk dalam administrasi pemerintahan Desa Nain, Kecamatan Wori, mengikuti sosialiasi terkait Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12 tahun 2020 tentang Pengelolaan Lobster, Kepiting dan Rajungan di Wilayah Republik Indonesia.
Advertisement