Keren, Pemuda 20 Tahun Ini Diberi Gelar Manusia Kalkulator Tercepat Sedunia

Neelakantha Bhanu Prakash, lulusan Matematika St Stephens College ini dikenal sebagai manusia kalkulator tercepat. Dia berhasil mengubah persepsi tentang Matematika.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Agu 2020, 18:35 WIB
Neelakantha Bhanu Prakash (youtube.com/Neelakantha Bhanu Prakash)

Liputan6.com, New Delhi - Setiap mengingat Matematika, sering kali diawali dengan kegugupan. Tapi Neelakantha Bhanu Prakash, lulusan Matematika (Hons) berusia 20 tahun dari St Stephens College, ingin mengubah persepsi ini.

Bhanu telah diberi gelar sebagai fastest human calculator in the world atau manusia kalkulator tercepat di dunia setelah mengantongi medali emas untuk India dalam Mental Calculation World Championship dalam gelaran Mind Sports Olympiad. Acara yang diadakan setiap tahun di London ini diikuti oleh 30 orang jenius dari 13 negara.

"Rasanya upaya telah membuahkan hasil dan tanggung jawab yang besar. Banyak yang harus dilakukan sekarang," katanya, seperti dilansir hindustantimes.com, Jumat (28/8/2020).

Kecintaannya dengan matematika dimulai ketika dia berusia lima tahun dan mengalami kecelakaan.

"Dokter mengatakan bahwa saya akan mengalami gangguan kognitif jika tidak terus melatih keterampilan ini. Jadi ibu saya membawakan saya teka-teki, dan itulah akhirnya saya mengetahui kecenderungan minat saya. Saya menyadari bahwa perhitungan adalah sesuatu yang saya sukai," ungkapnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Tidak Memamerkan Keahliannya

ilustrasi matematika rumit (sumber: Pixabay)

Saat remaja, dia berlatih berhitung sekitar 4-6 jam sehari, tetapi kemudian ia menguranginya. “Ada keahlian lain yang perlu saya asah. Jika saya hanya seorang kalkulator matematika dan tidak tahu bagaimana dunia pekerjaan, saya tidak akan bisa berkontribusi apa pun, ”kata Bhanu yang memiliki 50 Limca Records dan empat rekor dunia atas namanya.

Bhanu juga dikenal sebagai orang yang tidak pernah memamerkan keahliannya, dia tidak pernah memberi tahu guru atau rekan-rekannya di perguruan tinggi tentang hal-hal yang dia lakukan. “Mereka tahu bahwa saya bisa melakukan sesuatu dengan garis kalkulasi tetapi saya hanya akan tersenyum ketika mereka bertanya kepada saya,” katanya.

Tumbuh sebagai anak ajaib, apakah dia pernah diminta melakukan sesuatu untuk orang di sekitarnya? "Dulu sering terjadi ketika saya masih kecil, tetapi orang-orang mulai bosan. Tidak ada yang mengejutkan bagi mereka. Di Delhi, saya menyamar sebagai pesulap dan melakukan pertunjukan di bar," katanya.


Matematika Baik untuk Otak

Menekankan pentingnya mempromosikan matematika di tingkat nasional, dia merasa bahwa film telah memainkan peran penting dalam menarik perhatian orang. Dia berkata, "Saya bangga mengatakan bahwa Bollywood telah berhasil membuatnya populer. Film favorit saya tentang Matematika adalah The Man Who Knew Infinity (2016). Daya tarik yang saya dapatkan sekarang karena film ini."

"Sama halnya seperti ‘berjalan baik untuk jantung’, maka ‘matematika baik untuk otak’. Jika kita bisa menyampaikan ini kepada orang-orang, maka ketakutan akan aritmatika akan hilang," tambahnya.

Saat sedang tidak berhitung, Bhanu suka membaca buku, jalan-jalan, dan bermain video game. “Saya sangat menyukai makanan penutup es krim di masa lalu. Saya menulis kode dan memberikan konsultasi bisnis. Saya suka ketika saya kelelahan di penghujung hari dan tidur dengan senyum di wajah saya karena saya telah berkontribusi sesuatu.”

 

Reporter: Vitaloca CIndrauli Sitompul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya