Liputan6.com, Jakarta- Isu rasisme tengah menjadi persoalan di Amerika Serikat menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2020. Beberapa kasus penembakan hingga kematian terhadap warga kulit hitam dalam tahanan polisi memicu protes warga Negeri Paman Sam.
Mereka yang menyuarakan protesnya terhadap kekerasan pada warga kulit hitam itu, bahkan hingga turun ke jalan-jalan di beberapa kota di AS untuk menyerukan perubahan.
Advertisement
Kematian George Floyd, merupakan salah satu kasus kekerasan terhadap warga kulit hitam dalam penahanan polisi kulit putih yang menjadi pembahasan nasional di AS.
Tidak hanya Floyd, adapun beberapa kasus kekerasan hingga pembunuhan lainnya dalam penahanan polisi di AS yang dialami oleh Breonna Taylor, Rayshard Brooks, hingga Jacob Blake.
Di tengah seruan keadilan terhadap warga kulit hitam, orang-orang di AS pun juga menggunakan kata "Black Lives Matter".
Namun apa arti dari kata itu?
Berikut adalah deretan fakta-fakta kasus rasisme terakhir di AS yang terjadi dalam penahanan polisi hingga arti di balik kata Black Lives Matter:
Saksikan Video Berikut Ini:
1. Usai Insiden George Floyd, Partai Demokrat AS Ajukan RUU Reformasi Polisi
Partai Demokrat AS telah mengusulkan undang-undang ke Kongres untuk mereformasi struktur kepolisian Amerika, setelah terjadi protes selama berminggu-minggu terhadap kebrutalan dan rasisme yang dilakukan polisi.
Mengutip BBC, Selasa (9/6/2020), RUU itu akan memudahkan penuntutan polisi atas pelanggaran, larangan chokehold (menjepit leher seseorang), dan mengatasi rasisme.
Keputusan ini dikeluarkan ketika anggota parlemen Minneapolis berjanji untuk membubarkan pasukan polisi kota.
Advertisement
2. Nama Breonna Taylor Ikut Digaungkan dalam Aksi Protes Kematian George Floyd, Siapa Dia?
George Floyd, pria kulit hitam yang terbunuh saat ditahan polisi di AS, telah menjadi seruan untuk kesetaraan dan keadilan dalam beberapa protes terbesar terhadap rasisme sejak 1960-an.
Para pengunjuk rasa telah meneriakkan nama George Floyd selama 13 hari dan wajahnya telah terpampang di banyak negara, tak hanya Amerika Serikat. Demikian seperti dikutip dari laman BBC, Selasa (9/6/2020).
Tetapi nama-nama lain juga ikut disebutkan oleh para pengunjuk rasa, khususnya Breonna Taylor, seorang petugas kesehatan yang ditembak delapan kali oleh polisi yang memasuki apartemennya di Louisville, Kentucky pada 13 Maret lalu.
3. Kasus Rayshard Brooks, Pria Kulit Hitam yang Tewas di Tangan Polisi Setelah George Floyd
Kematian Rayshard Brooks seakan menjadi pemantik usai kasus George Floyd.
Pasalnya, ia juga merupakan pria kulit hitam yang tewas di tangan polisi AS. Bahkan, insiden kematiannya terjadi tak lama setelah kasus George Floyd terjadi.
Demonstrasi akan kematian Floyd yang belum sepenuhnya usai pun kembali membara, terlebih setelah kejadian ini.
Advertisement
4. Kekerasan Polisi AS pada Warga Kulit Hitam Kembali Terjadi, Jacob Blake Terluka Tembak
Seorang pria kulit hitam dirawat di rumah sakit dalam kondisi serius pada Minggu 23 Agustus malam, setelah polisi di negara bagian Wisconsin, Amerika Serikat menembaknya beberapa kali. Usai penembakan, kerumunan orang berkumpul dan berdemonstrasi di tempat kejadian.
Penembakan itu terjadi sekitar pukul 17.00 waktu setempat di kota Kenosha saat petugas menanggapi "insiden rumah tangga".
Korban pun segera dibawa ke rumah sakit oleh polisi, menurut pernyataan yang dikeluarkan departemen kepolisian Kenosha, seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (24/8/2020).
5. Black Lives Matter Populer Saat Demo Kematian George Floyd, Ini Asal Mulanya
Kematian seorang pria keturunan Afro-Amerika, George Floyd, yang melibatkan petugas polisi kulit putih telah memicu kemarahan dan aksi demonstrasi di banyak negara bagian AS.
Kata "Black Lives Matter" kemudian banyak digunakan warga AS saat aksi protes digelar. Apa artinya?
Kata tersebut sebenarnya memilki makna mendalam bagi kaum kulit hitam, yang telah dibuat dan dipopulerkan sejak beberapa tahun yang lalu.
Advertisement