Xiaomi Bukukan Laba Bersih Rp 12,1 Triliun di Masa Pandemi

Di tengah sulitnya ekonomi karena pandemi Covid-19, Xiaomi membukukan laba bersih senilai Rp 12,1 triliun pada semester 1 2020, salah satunya berkat ekosistem smartphone dan AIoT yang diboyongnya.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 28 Agu 2020, 16:00 WIB
Redmi 9A | dok Xiaomi Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Xiaomi mengumumkan laporan keuangan di kuartal II dan semester I 2020. Dalam laporan ini, Xiaomi mencatatkan pendapatan dan keuntungan yang melampaui konsensus pasar.

Laporan ini diperoleh dari pengumuman hasil konsolidasi yang tidak diaudit untuk periode tiga bulan dan enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2020.

Pada semester I 2020 (Januari-Juni), Xiaomi mencatat, pendapatan totalnya mencapai Rp 219,7 triliun. Angka ini naik 7,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, laba kotor yang diterima Xiaomi mencapai Rp 32,4 triliun, naik 32 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Laba yang dicatat Xiaomi pada periode ini adalah Rp 14,2 miliar, naik 29,3 persen ketimbang tahun lalu. Sementara untuk laba bersih yang disesuaikan dengan pengukuran non-IFRS setara Rp 12,1 triliun.

Laba bersih Xiaomi ini turun 0,7 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu, namun angka ini lebih baik dibandingkan konsensus pasar.

Xiaomi mencatat, pendapatan dari segmen smartphone setara Rp 131,7 triliun. Adapun pendapatan dari pasar segmen layanan internet mencapai Rp 23,5 triliun.

Pendapatan Xiaomi dari pasar internasional mencapai angka Rp 104,3 triliun.

Sementara pada kuartal II 2020, yang berlangsung April-Juni, pendapatan total Xiaomi mencapai Rp 114,4 triliun dengan laba kotor Rp 16,4 triliun.

Pada kuartal ini, laba Xiaomi setara Rp 9,5 triliun atau naik 129,8 persen dari periode yang sama tahun lalu. Sedangkan laba bersihnya mencapai Rp 7,1 triliun, turun 7,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.


Ekosistem Bisnis Beragam Bikin Xiaomi Kuat Saat Pandemi

Mi Wi-Fi Range Extender Pro

Salah satu hal yang membuat performa Xiaomi masih kuat di masa pandemi di semester pertama 2020 adalah ekosistem bisnis beragam dari Xiaomi.

Pada usianya ang ke-10, Xiaomi juga meningkatkan strategi inti seperti Smartphone x AIoT, di mana, bisnis AIoT mengelilingi inti bisnis smartphone untuk gaya hidup smart living.

"Xiaomi akan fokus pada tiga prinsip utama, yakni tak pernah berhenti mengeksplorasi dan berinovasi, menawarkan produk dengan rasio harga terhadap performa yang kuat, dan terus membuat produk yang keren sehingga semua orang bisa menikmati hidup lebih baik," tutur Xiaomi dalam keterangan resmi yang diterima Liputan6.com, Jumat (28/8/2020).

Disebutkan, pada semester 1, pengapalan smartphone Xiaomi mencapai 23,8 juta unit. Manurut Canalys, di kuartal 2 2020, Xiaomi menempati peringkat 4 global dalam hal pengapalan smartphone.

Adapun pangsa pasar Xiaomi menurut Canalys adalah 10,1 persen.

Di pasar internasional, pengapalan smartphone premium dengan harga jual setara Rp 5,2 juta ke atas naik 99,2 persen ketimbang kuartal kedua. Hal ini didukung smartphone mid hingga high-end.


Kapalkan 1 Juta Mi 10

Xiaomi resmi memperkenalkan smartphone premium Mi 10 untuk pasar Indonesia. (Liputan6.com/ Yuslianson)

Dalam kesempatan yang sama, Xiaomi mengumumkan, Mi 10 dan mi 10 Pro yang dirilis Februari lalu telah dikapalkan hingga lebih dari 1 juta unit dalam waktu 2 bulan.

Menurut Canalys, pada kuartal kedua 2020, pangsa pasar Xiaomi untuk pengapalan smartphone berada di peringkat 5 besar di 50 negara dan wilayah. Bahkan, 25 pasar di antaranya mencapai 3 besar.

"Pada Q2 2020, pandemi Covid-19 menyisakan dampak pada operasi Xiaomi di tingkat global. Pada April dan Mei 2020, sejumlah pasar penting melakukan kebijakan lockdown dan sangat berdampak pada penjualan. Seiring relaksasi pembatasan bisnis oleh pemerintah, penjualan secara nyata mulai pulih," kata Xiaomi dalam keterangannya.

Lebih lanjut, pada Juli 2020, rata-rata jumlah aktivasi smartphone di pasar internasional (kecuali India) telah mencapai 120 persen dibandingkan kondisi sebelum pandemi pada Januari.

(Tin/Why)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya