Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah meresmikan Bandar Udara Internasional Yogyakarta (YIA) pada Jumat, (28/8). YIA diklaim merupakan bandar udara terbaik di Indonesia dengan pengerjaan dan desain interior yang bagus yang hanya memakan waktu pembangunan sekitar 20 bulan.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap dengan telah diresmikannya Bandara Internasional Yogyakarta dapat membantu menarik wisatawan lokal dan mancanegara. Hal ini sebagai upaya pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.
Advertisement
Kawasan wisata Candi Borobudur merupakan salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah. Sehingga konektivitas antarmoda dari Bandara YIA menuju candi Borobudur harus ditingkatkan dengan memperhatikan dan mengutamakan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus Covid-19 dan menciptakan masyarakat yang aman dan produktif.
Kementerian Perhubungan telah memastikan adanya dukungan transportasi antarmoda untuk memudahkan pergerakan penumpang dari Bandara menuju kota Yogyakarta dan destinasi wisata dengan menyediakan Angkutan Pemadu Moda Damri, SetelQu, taksi bandara, taksi online dan kereta api melalui stasiun Wojo (sekitar 10 menit dari Bandara). Ke depannya, jalur kereta akan langsung masuk ke dalam area Bandara.
"Dengan adanya konektivitas antarmoda ini kami harap dapat memulihkan perekonomian nasional dengan menarik lebih banyak wisatawan ke Yogyakarta. Kami optimis kedepannya Bandar Udara Internasional Yogyakarta mampu memberikan dampak/multiplier effect positif bagi perekonomian nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di wilayah D.I. Yogyakarta sekitarnya dan Indonesia pada umumnya," ujar Menhub Budi.
Dirinya juga memberikan apresiasi kepada PT Angkasa Pura I yang menyediakan area tenant di YIA untuk UMKM seluas 1.500 meter persegi di dalam terminal yang dapat menampung 300 UMKM dan area seluas 880 meter persegi di Gedung Penghubung yang dapat mengakomodir 170 UMKM. Area tenant tersebut diberi nama Pasar Kotagede.
"Saya mengapresiasi adanya perhatian kepada UMKM sehingga dapat mewujudkan kemandirian ekonomi dan membantu upaya pemulihan ekonomi nasional. Saya harap UMKM ini dapat menjual barang khas Yogyakarta dan Jawa Tengah sehingga dapat menarik perhatian para turis. Selain mendapatkan keuntungan sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia ke turis mancanegara," tutur Menhub Budi.
Sebagai pengganti Bandara Adisutipto Bandar Internasional Yogyakarta (YIA) memiliki Terminal Penumpang dengan luas sebesar 219.000 meter persegi yang dapat melayani 20 juta penumpang per tahun dengan nilai investasi sebesar Rp10,08 Triliun. Untuk fasilitas sisi udara, runway bandara ini memiliki dimensi 3.250 m x 45 m dengan nilai PCN 93 F/C/X/T sehingga dapat melayani pesawat terberat seperti Boeing B-777 dan pesawat terbesar seperti Airbus A380.
Bandar Udara Internasional Yogyakarta saat ini melayani 20 rute domestik dan 2 rute internasional yaitu Singapura dan Kuala Lumpur serta memiliki potensi yang besar untuk menambah rute domestik (Manado, Kupang, Labuan Bajo) dan rute internasional seperti Jeddah, Madinah, Sydney, Melbourne, Hong Kong dan Bangkok.
Pembangunan Bandar Udara Internasional Yogyakarta ini mendapatkan penghargaan dari MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai Bandar Udara dengan pengoperasian tercepat. Meskipun dibangun dan dioperasikan dalam waktu yang cepat, yang membanggakan adalah pembangunan bandara ini mencatat 16 juta jam kerja tanpa kecelakaan kerja sehingga mendapat Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident Award) atas prestasi dalam melaksanakan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gedung ATC Tower
Guna mendukung operasional Bandar Udara Internasional Yogyakarta dari sisi layanan navigasi penerbangan, Perum LPPNPI membangun Gedung ATC Tower, Gedung Administrasi dan Gedung Operasional pada lahan seluas 15.651 m2 dengan nilai investasi sebesar Rp. 87,1 Milyar. Untuk Gedung Tower ATC dibangun setinggi 39,5 m (8 lantai) dan dilengkapi fasilitas seperti Tower Set, Radar Monitoring, Radio VHF, Telepon Direct Speech dan ATIS.
Dalam aspek keselamatan, desain struktur bandara didesain untuk mitigasi terhadap gempa, tsunami, likuifaksi, erupsi abu vulkanik dan banjir dengan melibatkan panel ahli dari Jepang dan Tim Pakar Akademisi UGM, ITB, ITS dan UNDIP. Pada bandara ini juga dilengkapi bangunan Crisis Centre.
Untuk meningkatkan kenyamanan, pelayanan dan memberikan experience kepada pengguna jasa bandar udara, desain Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Yogyakarta mengusung konsep kearifan lokal dengan melibatkan 46 seniman lokal DIY untuk pekerjaan Art Work antara lain filosofi ornamen kepala kolom lantai 3 adalah Ronce Melati dan ornamen dinding adalah Bunga Wijaya Kusuma yang merupakan kearifan budayaJawa terutama Yogyakarta.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Advertisement