Permintaan Maaf Shinzo Abe dalam Pidato Pengunduran Diri dari Kursi PM Jepang

Perdana Menteri terlama di Jepang mengundurkan diri dari jabatannya karena kondisi kesehatannya yang menurun.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 28 Agu 2020, 16:41 WIB
PM Jepang Shinzo Abe mundur akibat kondisi kesehatannya menurun. (AP)

Liputan6.com, Tokyo - Shinzo Abe, Perdana Menteri terlama di Jepang mengundurkan diri dari jabatannya karena kondisi kesehatan yang menurun.

"Meskipun ada satu tahun lagi dalam masa jabatan saya, dan ada tantangan yang harus dihadapi, saya telah memutuskan untuk mundur sebagai perdana menteri," kata Abe pada konferensi pers terkait kemundurannya sebagai perdana menteri Jepang di Tokyo pada Jumat (28/8/2020), seperti dikutip dari CNN.

Abe menambahkan bahwa dia ingin meminta maaf kepada masyarakat Jepang, karena tidak dapat menjalankan tugasnya selama pandemi Virus Corona COVID-19.

Shinzo Abe menderita kolitis, penyakit radang usus yang tidak dapat disembuhkan. Kondisi ini juga merupakan faktor pengunduran dirinya yang tiba-tiba sebagai perdana menteri pada tahun 2007, saat mengakhiri masa jabatan pertamanya setelah lebih dari setahun menjabat.

Pada Senin 24 Agustus pagi waktu setempat, Abe mengunjungi Rumah Sakit Universitas Keio di Tokyo untuk kunjungan rumah sakit keduanya dalam seminggu.

“Selama hampir delapan tahun saya mengontrol penyakit kronis saya, namun pada bulan Juni tahun ini saya melakukan pemeriksaan rutin dan ada tanda-tanda penyakit tersebut," tambahnya.

"Saya membuat keputusan bahwa saya tidak boleh melanjutkan pekerjaan sebagai perdana menteri. Saya perlu melawan penyakit dan perlu dirawat," imbuhnya.

"Sungguh menyedihkan harus meninggalkan pekerjaan saya sebelum mencapai tujuan saya," kata Abe, menyebutkan kegagalannya untuk menyelesaikan masalah penculikan Jepang tahun lalu oleh Korea Utara dan sengketa wilayah dengan Rusia seperti dikutip dari AP.

Pasar bereaksi negatif terhadap pengumuman pengunduran diri PM Abe. Indeks acuan Nikkei Jepang ditutup turun 1,4% pada Jumat setelah berita tersebut tersiar. Yen Jepang, mata uang tradisional, naik 0,3% terhadap dolar AS.

Saksikan Juga Video Ini:


Tetap Jadi PM Hingga Terpilih Pengganti

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berbicara dalam konferensi pers di Kediaman Resmi Perdana Menteri, Tokyo, Jepang, Jumat (28/8/2020). Shinzo Abe pada 28 Agustus 2020 mengumumkan bahwa dia mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Jepang karena masalah kesehatan. (Franck ROBICHON/POOL/AFP)

Setelah pengunduran diri sebelumnya pada tahun 2007, Abe terpilih kembali pada tahun 2012. Sejak saat itu ia telah menjadi kekuatan dominan dalam politik Jepang, memenangkan masa jabatan ketiga secara mutlak pada tahun 2017 dan yang keempat pada tahun 2019, meskipun ada banyak skandal dan popularitas yang menurun.

Di bawah Abe, Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berhaluan kanan juga telah meraih kesuksesan besar, diuntungkan dari pecahnya saingan jangka panjangnya, Partai Demokrat, yang terpecah menjadi dua pada tahun 2017.

Shinzo Abe meninggalkan LDP yang mengendalikan kedua majelis parlemen, dengan mayoritas di DPR yang lebih rendah. Keberhasilan itu harus menjamin penerus LDP untuk Abe.

Jepang bukanlah sistem presidensial, melainkan pemimpin negara dipilih oleh anggota parlemen, jadi pemimpin LDP berikutnya, siapa pun itu, harus memiliki jalan yang mudah untuk menjadi perdana menteri.

Abe mengatakan dia akan tetap menjabat sampai penggantinya dipilih. 

Semasa berkuasa, Shinzo Abe terkenal dengan kebijakan ekonomi bernama Abenomics. Kebijakan itu bertujuan memperkuat pertumbuhan ekonomi serta reformasi struktural. 

Tahun lalu, Shinzo Abe sempat bertemu Presiden Joko Widodo.

Shinzo Abe memecahkan rekor sebagai perdana menteri dengan masa jabatan terlama di Jepang. Totalnya mencapai 2.798 hari. Rekor sebelumnya dipegang oleh PM Eisaku Sato yang berkuasa pada 1964-1972. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya