Balita dan Ibu Hamil Lebih Rentan Alami Masalah Gizi di Masa Pandemi COVID-19

Ahli gizi dan Ketua Tim Ahli Pengembangan Panduan “Isi Piringku” Prof. Dr Ir. Sri Anna Marliyati, MSi, mengatakan masalah gizi di masa pandemi COVID-19 masih sama.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 30 Agu 2020, 08:00 WIB
Tumpeng Gizi Seimbang (PERGIZI)

Liputan6.com, Jakarta Ahli gizi dan Ketua Tim Ahli Pengembangan Panduan Isi Piringku Prof. Dr Ir. Sri Anna Marliyati, MSi, mengatakan masalah gizi saat ini sama seperti di masa sebelum pandemi COVID-19. Namun, balita dan ibu hamil menjadi lebih rentan dari kelompok lainnya.

“Sebetulnya masalah gizinya itu masih sama tetapi ini kelompok yang rentan terutama balita dan ibu hamil itu akan semakin berisiko karena keterbatasan pangan dalam keluarga terutama untuk masyarakat ekonomi menengah ke bawah karena daya beli yang menurun,” ujar Anna dalam diskusi daring bersama Danone, Jumat (28/8/2020).

Ia menambahkan, perwakilan UNICEF menyatakan bahwa sebelum pandemi sudah ada sekitar 2 juta anak Indonesia yang menderita gizi buruk. Lebih dari 7 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami stunting.

“UNICEF mengatakan ini akan meningkat sebanyak 15 persen secara global kalau tidak ada tindakan.”

Terkait gizi seimbang, menurutnya, gizi seimbang adalah bagaimana menyeimbangkan antara asupan makanan dengan kebutuhan gizi dari tubuh masing-masing individu. Berdasarkan umur, jenis kelamin, kondisi fisik, aktivitas fisik dan hal lainnya.

“Karena kalau tidak seimbang maka bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan.”

Simak Video Berikut Ini:


4 Pilar Gizi Seimbang

Supaya mudah mengingat gizi seimbang, Anna menjelaskan 4 pilar gizi seimbang. Keempat pilar tersebut salah satunya adalah mengonsumsi pangan yang beraneka ragam.

“Jadi kalau sayur, jangan hanya bayam saja tapi bervariasi, kemudian juga ada sumber karbohidrat, protein, lauk pauk dan sebagainya.”

Pilar kedua adalah membiasakan perilaku hidup bersih. Mulai dari mencuci tangan dengan sabun dan menjaga lingkungan rumah tetap bersih.

“Pilar ketiga, melakukan aktivitas fisik. Jadi harus ada olahraga, meskipun untuk anak-anak, harus ada aktivitas fisiknya. Entah itu diajak oleh orangtuanya di akhir pekan atau aktivitas di rumah.”

Pilar keempat adalah memantau untuk mempertahankan berat badan normal. Pada anak-anak ini harus didorong orangtuanya untuk rajin ke posyandu, kata Anna. “Menimbang sebulan sekali untuk memantau berat badan,” pungkasnya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya