Liputan6.com, Jakarta - Ditengah pandemi Covid-19, PT Angkasa Pura II (Persero) menjalankan strategi bisnis untuk bertahan dan menjaga stabilitas perusahaan. Hasilnya pun ke arah positif, anak perusahaan PT Angkasa Pura II mencatatkan lebih dari Rp 1,3 triliun pendapatan.
Strategi tersebut dijalankan melalui pengembangan inovasi perolehan pendapatan usaha atau top line innovation, memaksimalkan alat produksi atau asset maximizing, serta penghematan biaya operasi atau cost leadership.
Advertisement
Presiden Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, strategi tersebut juga didukung dengan konsep 3R dalam menjalankan bisnis: Reconfigure the structure; Restore the unoptimal business; Replace the unimportant things.
“Melalui 3R yang terimplementasi dengan baik dapat membuat struktur organisasi dan proses operasi lebih sederhana, lalu optimalisasi bisnis dengan melakukan business pivoting atau mencari peluang, dan menghilangkan hal-hal yang tidak penting, maka Angkasa Pura II dan anak usaha dapat mempertahankan stabilitas di tengah pandemi ini," tutur Awaluddin.
Lanjutnya, saat ini pendapatan Angkasa Pura II Group berasal dari portofolio bisnis aeronautika dan portofolio bisnis nonaeronautika. Bisnis aeronautika seperti, layanan ke penumpang pesawat dan ke maskapai sebagian besar dilakukan oleh induk usaha yaitu PT Angkasa Pura II. Sementara itu, bisnis nonaeronautika sebagian besar dilakukan oleh anak usaha.
Adapun anak usaha PT Angkasa Pura II adalah PT Angkasa Pura Solusi, PT Angkasa Pura Kargo, PT Angkasa Pura Propertindo, PT Angkasa Pura Aviasi dan PT Gapura Angkasa.
Berikut pendapatan 5 anak usaha PT Angkasa Pura II pada periode Januari - Juli 2020. Pertama, PT Angkasa Pura Solusi (APS) yang membukukan pendapatan Rp494,07 miliar dengan bidang usaha antara lain penyediaan fasilitas di bandara, perparkiran, sumber daya manusia, dan ritel.
Lalu, PT Angkasa Pura Kargo (APK) berhasil meraih pendapatan Rp137,116 miliar dengan bidang usaha kargo dan logistik.
“Bisnis usaha dari APK relatif mampu bertahan karena angkutan kargo saat ini tetap berjalan dengan baik. Di sisi lain, APS juga melakukan inovasi yakni dengan menyewakan gudang yang dimiliki ke sejumlah institusi,” jelas Awaluddin.
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Anak Usaha Lain
Kemudian anak perusahaan ketiga adalah PT Angkasa Pura Propertindo (APP), dimana membukukan pendapatan Rp81,45 miliar. Awaluddin mengatakan, APP disiapkan untuk mengelola properti di kawasan bandara dan dalam waktu dekat akan membuka hotel bintang 4 di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Selanjutnya PT Angkasa Pura Aviasi (APA) yang meraih pendapatan senilai Rp 18,104 miliar. Perseroan saat ini tengah menyiapkan langkah-langkah terkait strategic partnership di Bandara Kualanamu.
Terakhir, PT Gapura Angkasa yang membukukan pendapatan mencapai Rp 605,995 miliar dengan menyediakan layanan antara lain jasa ground handling.
Muhammad Awaluddin mengatakan total sepanjang Januari – Juli 2020, sebanyak 5 anak usaha meraih pendapatan Rp1,336 triliun. Pendapatan ini cukup tinggi di tengah pandemi karena memang anak usaha telah melakukan berbagai inovasi, memaksimalkan aset dan penghematan.
“Kontribusi pendapatan terbesar berasal dari PT Gapura Angkasa dan PT Angkasa Pura Solusi yang memang sudah berdiri cukup lama. Sementara itu, PT Angkasa Pura Propertindo dan PT Angkasa Pura Kargo baru berdiri sekitar 3 tahun, dan PT Angkasa Pura Aviasi berdiri sekitar 1 tahun lalu,” jelas Awaluddin. (Pramita Tristiawati)
Advertisement