Liputan6.com, Jakarta - Pada 2 September 2020, masyarakat akan menikmati keindahan fenomena The Full Corn Moon atau Bulan Jagung Purnama. Disebut demikian karena secara tradisional berhubungan dengan waktu panen jagung di tempat yang sekarang menjadi Amerika Serikat bagian timur laut.
Bulan Jagung Purnama juga disebut Bulan Barley, karena ini adalah waktu untuk memanen dan mengirik barley yang matang. Nama bulan purnama bulan ini juga di sebut 'Bulan Saat Plum Merah Muda' oleh suku Lakota Sioux, 'Bulan Saat Rusa Mengais Bumi' oleh suku Omaha, 'Bulan Saat Anak Sapi Menumbuhkan Rambut' oleh suku Sioux.
Baca Juga
Advertisement
Sejarah tradisi penamaan Bulan berasal dari suku asli Amerika dan cerita rakyat yang ada selama masa penduduk asli Amerika dan Kolonial untuk membantu melacak musim. "Biasanya oleh orang-orang Algonquin yang menonjol di sepanjang Pantai Atlantik dan ke pedalaman di sepanjang Sungai St. Lawrence dan di sekitar Danau-Danau Besar," kata pakar fengshui Master Ferry Wong dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat, 28 Agustus 2020.
Penamaan bulan sehubungan dengan peristiwa alam atau tanda musim. Ini membantu mereka melacak perkembangan tahun ini. Orang yang berbeda memiliki nama yang berbeda, mencerminkan wilayah tempat mereka tinggal.
"Bulan ini dikuasai oleh zodiak Virgo yang dilambangkan dengan kemakmuran dan mempengaruhi kesehatan perut, organ usus besar dan usus kecil," sambung dia lagi.
Pada bulan ini, ia menyarankan agar orang-orang berhati-hati dengan gangguan pencernaan berupa maag, iritasi perut, sakit perut, tukak lambung, gangguan makan, kelebihan berat badan, kekurangan berat badan, kecemasan yang berlebih, tertawa yang berlebih, dan diabetes. Solusinya, ia menyebut berolahraga ringan, yoga, dan meditasi perlu dijalankan untuk kesehatan yang lebih baik.
Saksikan video pilihan di bawah ini :
Waspada Perubahan Suhu
Ia juga mengajak semua orang mewaspadai perubahan suhu udara dan cuaca tidak menentu. Kondisi tersebut, sambung dia, memengaruhi kejadian petir, banjir, longsor, gunung meletus, dan keramaian.
"Berjemur cahaya rembulan dapat menyerap energi Yin (dingin) yang bermanfaat untuk menurunkan energi Yang (panas) dari tubuh manusia, seperti amarah, dendam, dengki, iri dan lain-lain," jelas Master Ferry.
Master Ferry menuturkan, dengan terserapnya energi rembulan dapat meningkatkan pancaran Aura (sinar/cahaya) tubuh sehingga terlihat lebih menarik, bersih, sehat, bahkan dapat menambah Qi (energi) diri yang dapat memberikan semangat kerja, meraih kekayaan serta keberuntungan.
"Caranya cukup dengan berdiri atau duduk di bawah cahaya rembulan selama mungkin atau sesuai kebutuhan sambil menarik napas dari hidung lalu hembuskan dari mulut. Ayo siap-siap berjemur menyerap energi Yin rembulan," kata Master Ferry.
Advertisement