Liputan6.com, Jakarta Dee alias Dewi Lestari didapuk menjadi juri kompetisi novel dan webtoon Kwikku.com baru-baru ini. Di kategori novel, Dewi Lestari menjuri bersama A. Fuadi, Faradita, Bayu Permana, dan Luluk HF.
Juri Kategori Webtoon diperkuat Faza Meonk, Sweta Kartika, HelloDitta, Lan Kelana, dan Gerdi WK. Novel Sriti Wangi karya Alim Bakhtiar menjadi juara pertama dengan hadiah 200 juta rupiah. Dewi Lestari mengapresiasi novel tersebut.
Baca Juga
Advertisement
“Jelas terlihat penguasaan bahasa Alim Bakhtiar di atas rata-rata. Lebih luwes, penguasaan pedoman bahasa Indonesia-nya baik dan benar. Melihat ke dalam, riset dan temanya digarap serius,” Dewi Lestari mengulas.
Soal Konsistensi
Pencipta lagu “Firasat” dan “Kali Kedua” ini mengenang proses penjurian kategori novel. Kali pertama mengetahui Sriti Wani tembus tiga besar, Dewi Lestari tak kaget. Menurutnya, Alim Bakhtair layak.
Dalam kesempatan itu, Dewi Lestari mengingatkan dua hal penting yang mestinya dimiliki penulis Tanah Air. Pertama, konsistensi. Tak mudah menulis secara konsisten sekaligus produktif setidaknya satu atau dua tahun sekali.
Advertisement
Perihal Struktur
“Itu kunci untuk mendapat basis pembaca loyal. Kedua, kepekaan terhadap struktur,” urai penulis Perahu Kertas dan Filosofi Kopi seraya menambahkan, “Salah satu kelemahan yang terasa dari sekian banyak peserta kompetisi adalah struktur.”
Struktur berhubungan dengan tempo. Ini menentukan minat pembaca untuk terus membalik halaman. Seorang penulis, menurut Dewi Lestari, mesti tahu bagaimana menata adegan dan menempatkan tempo bercerita. “Ini patut dikuasai penulis Indonesia,” ia mengingatkan.
Writer's Block
Terkait writer's block yang kerap dikeluhkan penulis novel, Dewi Lestari beropini, “Kesulitan apa, lalu kita menyebutnya writer's block. Padahal sebetulnya, kalau kita lihat lebih dalam lagi, kesulitan menulis berasal dari dua hal. Pertama, jenuh. Kedua, teknis.”
Keduanya kerap campur aduk lalu disebut writer's block. Kala ini terjadi, biasanya penulis mandek atau merasa karyanya enggak bagus. Dewi Lestari menyarankan jeda sejenak dan mengisinya dengan menonton film atau baca karya sastra lain untuk memperkaya referensi.
Advertisement
Terapkan Deadline
“Cermati apa penyebabnya. Saran saya terapkan deadline. Makanya tadi ada pemenang yang merasa tulisannya enggak selesai-selesai. Begitu ada tenggat waktu, bisa selesai. Deadline bikin penulis tancap gas,” ibu dua anak ini mengakhiri.
Inilah pemenang kompetisi Kwikku 2020 kategori novel. Juara 1, Sriti Wani (Alim Bakhtiar, 200 juta rupiah). Juara 2, Perkamen Sanada (Panji Pratama, 50 juta rupiah). Juara 3, KHUDR (Azri Zakkiah, 25 juta rupiah).
Tema Cerita Hidup
Sedangkan kategori webtoon, juara 1, Cinta Bukan Pemeran Utama (Kyriepoda, 100 juta rupiah). Juara 2, Lelaki Koin (Octo Baringbing, 50 juta rupiah). Juara 3, Heart Shaped Metal (Sakha The Brawler, 25 juta rupiah).
Setelahnya, produser Falcon Pictures, Frederica mengumumkan program “Falcon Script Hunt” yakni kompetisi menulis skenario yang mengusung tema “Cerita Hidup.”
Advertisement
Kreasi Di Tengah Pandemi
Jurinya Fajar Bustomi, Danial Rifki, Anggy Umbara, Indra Gunawan, Herwin Novianto, Ifa Isfansyah, dan Rako Prijanto. Periode penulisan mulai 1 September sampai 31 Oktober 2020.
“Ini salah satu bentuk konsistensi kami untuk memberi wadah bagi para penulis. Kami harap kompetisi ini membuat para penulis di Tanah Air bersemangat dan tetap produktif di masa pandemi,” Frederica berharap.