Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat 1.564 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang telah mengikuti pelatihan go digital. Langkah ini agar UMKM mampu bertahan di tengah pandemi Corona dan juga mendorong ke pasar digital
“Untuk peningkatan akses pemasaran daring online dilakukan kerjasama dengan platform e-commerce tahun ini sebanyak 1.564 pelaku UMKM yang telah mengikuti pelatihan dan terus meningkatkan jumlahnya,” kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dalam High Impact Seminar dan Kick Off Program BI Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, Minggu (30/8/2020).
Advertisement
Hal itu seiring dengan berbagai kebijakan strategis yang telah disiapkan oleh Kemendag, dalam mempersiapkan UMKM ke pasar global.
Berikut kebijakan-kebijakan tersebut diantaranya, sinergi kementerian dan kembaga, pemerintah daerah, asosiasi, komunitas, dan platform e-commerce untuk memperdaya dan menumbuhkan serta meningkatkan kemampuan daya saing UMKM.
Kemudian pengembangan pemberdayaan penguatan dan peningkatan daya saing produk UMKM, promosi pemasaran dan penerapan kewajiban penggunaan produk dalam negeri, memberikan kemudahan pelaku usaha menjual produknya secara online melalui marketplace.
Serta melakukan pelatihan dalam rangka penguatan UKM yang diekspor orientasi ekspor, fasilitasi dan pelayanan informasi ekspor, promosi ekspor serta business matching secara virtual melalui perwakilan perdagangan, dan dukungan penyediaan modal kerja bagi UMKM yang siap melakukan ekspor melalui dana penugasan ekspor.
“Peningkatan kualitas produk UMKM dilakukan dengan kolaborasi antara Kementerian lembaga asosiasi dan komunitas. UMKM diberikan pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk dalam hal teknis desain dan kemasan sehingga dapat naik kelas untuk peningkatan,” pungkasnya.
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan video pilihan berikut ini:
4 Strategi Sinergi BI Dorong UMKM Diterima di Pasar Global
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) bersinergi dengan banyak pihak guna mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menembus pasar global. Empat fokus sinergi telah disiapkan bank sentral untuk mewujudkan target tersebut.
Pertama, sinergi diplomasi ekonomi bersama Kementerian Luar Negeri. Mekanismenya dengan memaksimalkan fungsi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang tersebar di berbagai negara mitra untuk membuka pasar bagi UMKM.
"Kemarin juga kami telah meminta bantuan Ibu Menlu Retno (Menteri Luar Negeri Retno Marsudi) di seluruh dunia untuk terus menggebrak, dengan membuka pasar UMKM di seluruh dunia," jelas Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Wajiyo dalam webinar, Minggu (30/8/2020).
Kedua, mendorong kesesuaian produk UMKM dengan menjaga kontinuitas dan kualitas produk. Sehingga produk UMKM domestik dapat diterima pasar global karena telah bersandar internasional.
Ketiga, mendorong sebanyak mungkin pelaku UMKM memanfaatkan layanan digitalisasi. Melalui digitalisasi diyakini dapat memperluas akses pasar yang berimbas pada peningkatan omset penjualan.
Terakhir, transformasi dalam pembiayaan melalui dukungan sistem pembayaran QRIS (QR Code Indonesian Standard). Adanya transformasi pembiayaan berbasis digital diharapkan akan meningkatkan efisiensi pelaku UMKM dalam menjalankan bisnisnya.
"Kami terus bikin dan dorong digitalisas melalui sitem pembayaran semakin banyak dengan QRIS untuk UMKM seluruh nusantara," imbuh dia.
Advertisement