Wishnutama Ungkap 4 Alasan Industri Kreatif Sulit Berkembang di Tengah Pandemi

Kemampuan produksi tenaga kerja dan mesin UMKM sektor ekonomi kreatif kita masih kecil.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Agu 2020, 16:30 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama melambaikan tangan dari dalam mobil saat tiba di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (9/1/2020). Wishnutama mendatangi KPK untuk menyerahkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Usaha Mikro, kecil, dan Menengah (UMKM) di sektor ekonomi kreatif memiliki empat masalah yang sangat serius di masa pandemi Covid-19 ini. Maka tak heran jika UMKM sektor kreatif sulit go digital.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menjelaskan, masalah pertama adalah kesulitan memperoleh bahan baku. Masalah ini timbul diyakini imbas dari kebijakan pembatasan sosial skala besar (PSBB) yang beberapa waktu lalu marak di berlakukan oleh pemerintah daerah.

"Pemasokan bahan baku untuk beberapa produk yang tinggi demand menjadi turun. Ini pengaruh kurangnya penyediaan produk akibat PSBB," jelas dia dalam webinar yang digagas oleh BI, Minggu (30/8/2020).

Kedua, kemampuan tenaga kerja dan mesin produksi yang belum memadai. Imbasnya pelaku UMKM kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan internasional yang kian meningkat.

"Memang kemampuan produksi tenaga kerja dan mesin UMKM sektor ekonomi kreatif kita masih kecil. Ini berdampak pada ketidakmampuan dalam memenuhi permintaan pasar kita dan global yang besar," jelasnya.

Ketiga, kesadaran UMKM akan pengembangan penelitian atau Research and Development (R&D) masih rendah. Padahal pengembangan penelitian penting untuk pemetaan pasar.

"R&D ini justru penting untuk pemetaan pasar kita. Sehingga kita dapat mengetahui produk apa yang dibutuhkan oleh pasar saat ini," imbuh dia.

Terakhir, regulasi untuk ekspor dianggap masih sulit. Akibatnya produk UMKM domestik sulit menembus pasar global.

"Regulasi yang sulit ini membuat pelaku UMKM kesulitan untuk melakukan ekspor. Kita perlu sederhanakan lagi izin ekspornya," papar dia.

Oleh karna itu, Wishnutama mengklaim telah melakukan sejumlah terobosan demi mendorong UMKM Go Digital. Diantaranya pelatihan prosedur ekspor, pengusulan kemudahan regulasi ekspor bagi UMKM domestik, pembuatan kalalog e-digital untuk promosi ke pasar global.

Lalu, usulan penurunan biaya bea masuk bea masuk ke negara tujuan mitra gadang, pembuatan website khusus bagi produk UMKM yang sudah terkurasi. " Nah kita juga punya inkubasi online pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf), poin utamanya tetap untuk peningkatan daya saing UMKM kita," tutupnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan video pilihan berikut ini:


Sektor Seni dan Industri Kreatif Berharap Dukungan dari Pemerintah dan BUMN

Ilustrasi ekonomi kreatif. (dok. Biro Humas Kemenparekraf/Dinny Mutiah)

Sebelumnya, Industri kreatif dan ekosistemnya menjadi salah satu sektor yang ikut terdampak pandemi Covid-19. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga new normal yang diterapkan pemerintah secara otomatis membuat aktifitas sektor tersebut terhenti.

Melihat kondisi itu, pemerintah melalui berbagai perusahaan BUMN, belakangan semakin aktif berkolaborasi dengan public figure, seniman, dengan menggelar event yang diselingi kampanye positif dan memberi semangat menerapkan protokol kesehatan.

Salah satunya yakni Pertamina. Perseroan aktif mendukung langkah pemerintah untuk terus berkontribusi terhadap industri kreatif. Salah satu langkah nyata menggelar event PertaShow #5 by Pertamina dengan mengambil tema 'Berbagi Berkah Untuk Semua'

Dalam event itu Pertamina mengajak masyarakat berdonasi dengan menukarkan Poin di aplikasi My Pertamina. Adpaun bagi yang beruntung, tersedia saldo LinkAja masing-masing Rp500 ribu untuk 100 pemenang dan Yamaha Lexi.

Seniman sekaligus Musisi, Addie MS mengatakan, sudah seharusnya pemerintah, BUMN, dan industri kreatif bersinergi, berkomunikasi, agar berbagai program dapat disampaikan ke masyarakat. Karena, dengan komunikasi, berbagai salah paham dan salah informasi bisa lebih mudah atasi.

Addie yang beberapa waktu lalu bersama sejumlah musisi hadir ke Istana dan bertemu Presiden, mengatakan, dengan bertemu langsung, Presiden bisa mendapat masukan mengenai permasalahan yang ada di masyarakat. Dan para seniman pun bisa mendapatkan gambaran mengenai permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah dari Presiden langsung.

"Diharapkan para seniman bisa tergerak untuk ikut menyosialisasikan protokol kesehatan yang ditetapkan Pemerintah dengan kreativitas masing-masing," ujar Addie di Jakarta, seperti dikutip Rabu (22/7/2020).

Pandemi Covid ini bukan masalah Pemerintah saja namun masalah bersama, bahkan masalah seluruh bangsa di dunia. Karena itu, langkah dan kolaborasi menjadi kunci agar semua pihak bisa sama-sama maju.

"Jadi, kolaborasi apa pun, baik antar seniman maupun dengan BUMN atau swasta, tentu baik sekali. Inisiatif BUMN atau swasta untuk menggandeng para seniman untuk ikut penggalangan dana maupun sekedar mengingatkan masyarakat pentingnya saling melindungi dengan rajin pakai masker dan menjaga jarak tentu sangat baik. Di negara-negara lain, dukungan perusahaan negara pada aktivitas seni budaya, sangat lazim," tegas Addie.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya