Menteri Teten: UMKM Digital Jadi Kunci Pemulihan Ekonomi

PAda wal 2020 baru ada 8 juta UMKM hadir dalam platform digital atau 13 persen dari total populasi UMKM di Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Agu 2020, 20:00 WIB
Pemilik showroom dan bengkel Gitar "music666", Ridwan dan Rudi mendemonstrasikan gitar yang akan dijual secara daring di Ciledug, Tangerang, Rabu (22/7/2020). Pemerintah menargetkan 10 juta usaha mikro kecil menengah (UMKM) pada tahun ini terhubung dengan platform digital (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat mengoptimalkan teknologi digital dalam menjalankan usaha. Selain itu, Teten juga meminta pelaku UMKM segera melakukan adaptasi dan inovasi produk.

"UMKM digital produktif merupakan kunci pemulihan ekonomi," tandas Teten pada acara diskusi daring Karya Kreatif Bangsa (KKI) dan Kick-Off Gerakan Nasional Bangga Buata Indonesia, di Jakarta, Minggu (30/8/2020).

Di acara yang juga dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dan beberapa menteri lainnya, Teten menyebutkan bahwa tercatat sejak pandemi terjadi, penjualan di e-commerce naik 26 persendan mencapai 3,1 juta transaksi per hari (McKinsey Juni 2020).

Namun, demikian angka awal 2020 pemerintah mendata baru 8 juta UMKM hadir dalam platform digital atau 13 persen dari total populasi UMKM di Indonesia.

Tantangan lain juga tidak cukup hanya hadir dalam platform digital, isu sustainability dari UMKM di platform digital juga patut mendapat perhatian. "UMKM tidak hanya harus bertahan, namun harus mampu menjadi kompetitif baik di pasar lokal dan global," ujarnya.

Untuk itu, Teten menekankan perlunya peningkatan kerjasama antara Kementerian dan Lembaga, pemerintah daerah, institusi perbankan, fintech, marketplace serta seluruh pihak lain yang terlibat, untuk menyiapkan the Future SMEs agar UMKM dapat bersaing di pasar domestik dan pasar global.

"Pasalnya, pandemi Covid-19 berdampak signifikan bagi pelaku UMKM di Indonesia, baik dari sisi supply maupun demand," tukasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan video pilihan berikut ini:


1.564 UMKM Telah Ikuti Pelatihan Digital di 2020

Pemilik showroom dan bengkel Gitar "music666", Ridwan dan Rudi mendemonstrasikan gitar yang akan dijual secara daring di Ciledug, Tangerang, Rabu (22/7/2020). Pemerintah menargetkan 10 juta usaha mikro kecil menengah (UMKM) pada tahun ini terhubung dengan platform digital (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat 1.564 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang telah mengikuti pelatihan go digital. Langkah ini agar UMKM mampu bertahan di tengah pandemi Corona dan juga mendorong ke pasar digital

“Untuk peningkatan akses pemasaran daring online dilakukan kerjasama dengan platform e-commerce tahun ini sebanyak 1.564 pelaku UMKM yang telah mengikuti pelatihan dan terus meningkatkan jumlahnya,” kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dalam High Impact Seminar dan Kick Off Program BI Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, Minggu (30/8/2020).

Hal itu seiring dengan berbagai kebijakan strategis yang telah disiapkan oleh Kemendag, dalam mempersiapkan UMKM ke pasar global.

Berikut kebijakan-kebijakan tersebut diantaranya, sinergi kementerian dan kembaga, pemerintah daerah, asosiasi, komunitas, dan platform e-commerce untuk memperdaya dan menumbuhkan serta meningkatkan kemampuan daya saing UMKM.

Kemudian pengembangan pemberdayaan penguatan dan peningkatan daya saing produk UMKM, promosi pemasaran dan penerapan kewajiban penggunaan produk dalam negeri, memberikan kemudahan pelaku usaha menjual produknya secara online melalui marketplace.

Serta melakukan pelatihan dalam rangka penguatan UKM yang diekspor orientasi ekspor, fasilitasi dan pelayanan informasi ekspor, promosi ekspor serta business matching secara virtual melalui perwakilan perdagangan, dan dukungan penyediaan modal kerja bagi UMKM yang siap melakukan ekspor melalui dana penugasan ekspor.

“Peningkatan kualitas produk UMKM dilakukan dengan kolaborasi antara Kementerian lembaga asosiasi dan komunitas. UMKM diberikan pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk dalam hal teknis desain dan kemasan sehingga dapat naik kelas untuk peningkatan,” pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya