Pekebun Lampung Timur Tetap Konsisten Produksi Lada di Tengah Pandemi

Di tengah pandemik COVID-19 ini, petani terus berjuang memproduksi dan memelihara kebunnya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan juga memasok kebutuhan pertanian dan perkebunan Indonesia.

oleh Gilar Ramdhani pada 31 Agu 2020, 07:15 WIB
Pemeliharaan kebun yang tetap dilakukan oleh anggota-anggota Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sukadana Baru, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian terus berupaya menjamin ketersediaan pangan dan komoditas pertanian lainnya termasuk komoditas perkebunan menghadapi new normal atau kenormalan baru. Sesuai arahan Menteri Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan diharapkan dapat menjamin ketersediaan komoditas perkebunan, termasuk komoditas lada. 

Menyikapi hal tersebut, Direktur Jenderal Perkebunan Kasdi Subagyono, mengatakan Ditjenbun sangat konsen dan menaruh perhatian besar pada peningkatan produksi, produktivitas, nilai tambah dan daya saing produk perkebunan.

Di tengah pandemik COVID-19 ini, petani terus berjuang memproduksi dan memelihara kebunnya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan juga memasok kebutuhan pertanian dan perkebunan Indonesia. 

Dalam hal ini tentunya kesehatan petani juga sangat diperhatikan oleh Kementan, antara lain dihimbau agar para pekebun tetap menjaga kesehatan dalam melakukan aktivitas berkebun sehari-hari, tetap memperhatikan SOP kesehatan dan kebersihan, baik kesehatan tubuh maupun mutu kualitas tanamannya. 

Salah satu contoh, pemeliharaan kebun yang tetap dilakukan oleh anggota-anggota Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sukadana Baru, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. LEM Sukadana Baru telah terbentuk sejak tahun 2018 yang beranggotakan sebanyak 70 orang. 

“Untuk produksi lada alhamdulillah tidak turut terdampak COVID-19 dan kami tetap konsisten merawat kebun agar hasil maksimal seperti biasanya,” ungkap Eko, Ketua LEM Sukadana Baru saat dihubungi oleh Ditjen Perkebunan (22/06).

Disaat berkebun, lanjut Eko, petani kebanyakan melakukannya sendiri, tidak kontak dengan petani lainnya sehingga sangat aman dan sesuai anjuran protokol kesehatan. Namun tantangan yang dihadapi petani lada saat ini adalah cuaca dan harga jual.

Menurutnya, hasil produksi lada tahun lalu rata-rata sebanyak 700-1000 kg kering per hektar. 90% hasil panen tahun lalu sudah terjual ke pedagang pengumpul terdekat dengan kemasan karung plastik, sedangkan untuk tahun ini akan panen di bulan Agustus nanti.

Eko menambahkan, bahwa Harapan Eko dan juga petani-petani lada lainnya, harga lada bisa menguntungkan petani dan ada pendampingan dari pemerintah kepada petani lada.

 

(*)

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya