Sri Mulyani: Infrastruktur Punya Peran Penting Pulihkan Ekonomi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, menyebut infrastruktur tetap akan menjadi peran penting dalam pemulihan ekonomi di tengah pandemi.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Agu 2020, 11:40 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto:Merdeka.com/Wilfridus S)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyebut infrastruktur tetap akan menjadi peran penting dalam pemulihan ekonomi di tengah pandemi. Apalagi saat ini pemerintah sedang mengejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur di Tanah Air.

“Jadi, infrastruktur tetap akan menjadi arah yang luar biasa penting bagi kita untuk bisa menangani pemulihan ekonomi dan sekaligus meningkatkan produktivitas untuk jangka panjang," ujarnya di Jakarta, Senin (31/8).

Meski begitu, Bendahara Negara ini menyadari pada kuartal II-2020, infrastruktur ikut terdampak dengan adanya refocusing anggaran. Pembangunan Infrastruktur diibaratkan dengan pedang dua mata sisi, yaitu sisi permintaan dan sisi produktivitas.

“Pertumbuhan ekonomi pasti akan memunculkan permintaan terhadap infrastruktur atau infrastruktur juga bisa mendukung pertumbuhan ekonomi. Jadi infrastruktur itu seperti pedang dengan dua mata sisi," kata Menkeu.

Menkeu menjelaskan bahwa infrastruktur bukan hanya jalan tol ataupun irigasi, namun juga Internet Content Provider (ICP). ICP dinilai sangat vital dalam masa pandemi karena mobilitas fisik berganti menjadi mobilitas digital.

“Makanya di dalam APBN 2021, presiden menyampaikan ICP merupakan backbone yang harus diberikan tambahan untuk anggarannya. Sama seperti rasio elektrifikasi, sekarang adalah rasio konektivitas dari sisi digital atau internet," jelasnya

Kuartal III Jadi Titik Balik Ekonomi

Di samping itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut meyakini bahwa kuartal III-2020 menjadi titik balik dari kegiatan ekonomi. Dia melihat berbagai kegiatan ekonomi di bulan Juli mulai menunjukan tren positif. Untuk itu, menjaga momentum tren tersebut sangatlah penting dengan berbagai instrumen kebijakan pemerintah pada saat ini.

“Kita melihat pembalikan arah ekonomi menuju positif masih sangat dini dan masih sangat kaku. Walaupun kegiatan mobilitas masyarakat mulai meningkat dibandingkan bulan April dan Mei, namun mobilitas itu tidak langsung diterjemahkan ke dalam konsumsi maupun investasi," ujarnya.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pertumbuhan Ekonomi

Pemandangan deretan gedung-gedung pencakar langit di Jakarta, Jumat (29/9). Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani meyakinkan target pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 5,4 persen tetap realistis. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dia berharap pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020 mendekati 0 persen. Meski indikator recovery pada bulan Juli masih dini dan rapuh, Sri Mulyani yakin akselerasi belanja Kementerian dan Lembaga (K/L) pada bulan Agustus dapat menopang konsumsi dan investasi.

“Kalau seandainya kontraksi investasi bisa lebih diturunkan, lebih kecil dalam hal ini mendekati 0 dan konsumsi juga bisa mendekati zona netral yaitu 0, maka kita bisa berharap kuartal ketiga mendekati ke 0 persen," kata Menkeu.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa APBN 2020 banyak dialokasikan untuk mendorong baik sisi demand, yakni konsumsi dan investasi maupun sisi supply untuk meningkatkan daya tahan ekonomi Indonesia. Semua instrumen telah dikerahkan mulai dari insentif pajak hingga penempatan dana di perbankan.

“Kita dengan langkah-langkah itu berharap daya tahan ekonomi Indonesia cukup tetap terjaga walaupun tekanannya berlangsung terus karena Covidnya belum hilang. Kombinasi berbagai stimulus kita coba untuk bisa memberikan daya tahan," jelasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya