Liputan6.com, Jakarta - ByteDance akan memerlukan restu pemerintah Tiongkok jika ingin menjual bisnis TikTok di Amerika Serikat (AS). Hal ini disebabkan regulasi baru Tiongkok terkait ekspor teknologi.
Pakar perdagangan Tiongkok, Cui Fan, mengatakan dengan adanya regulasi itu, transaksi tersebut harus mendapatkan persetujuan pemerintah Tiongkok.
ByteDance diminta oleh Presiden AS, Donald Trump, melepaskan operasional TikTok di negara tersebut. Desakan tersebut di tengah kekhawatiran keamanan data pribadi pengguna di layanan itu.
Baca Juga
Advertisement
Microsoft dan Oracle termasuk calon pembeli. Penjualan ini mencakup operasional TikTok di Kanada, Selandia Baru, dan Australia.
Pemerintah Tiongkok pada Jumlah malam lalu merevisi daftar teknologi yang diblokir atau dibatasi untuk ekspor, pertama kalinya dalam 12 tahun.
Cui Fan yang merupakan profesor perdagangan internasional University of International Business and Economics di Beijing mengatakan, perubahan tersebut akan berpengaruh pada TikTok.
"Jika ByteDance berencana mengekspor teknologi yang berkaitan, maka itu harus melalui prosedur perizinan," kata Cui dalam sebuah wawancara dengan Xinhua, seperti dikutip dari Reuters, Senin (31/8/2020).
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Regulasi Baru
Kementerian Perdagangan Tiongkok menambahkan 23 hal, termasuk teknologi seperti personal information push services berbasis pada teknologi analisis data dan antarmuka interakhir kecerdasan buatan, ke dalam daftar yang dibatasi.
Diperlukan waktu hingga 30 hari untuk mendapatkan persetujuan awal untuk mengekspor teknologi.
"Kami sedang mempelajari regulasi baru yang dirilis Jumat. Seperti halnya transaksi cross-border, kami akan mengikuti hukum yang berlaku, yang dalam hal ini termasuk di AS dan Tiongkok," ungkap penasihan umum ByteDance, Erich Andersen.
Advertisement
Keunggulan Tiongkok
Senjata rahasia TikTok diyakini adalah mesin rekomendasinya, yang membuat para pengguna terpaku pada layar. Mesin ini atau algoritmanya memperkuat halaman "For You" TikTok, yang merekomendasikan video selanjutnya untuk ditonton berdasarkan analisis perilaku pengguna.
Cui mengatakan, pengembangan ByteDance di luar negeri bergantung pada teknologi domestik yang menyediakan algoritma inti. Perusahaan disebut kemungkinan perlu mentransfer kode-kode software atau hak penggunaan kepada pemilik baru TkTok dari Tiongkok ke luar negeri.
"Oleh karena itu, ByteDance disarankan untuk secara serius mempelajari katalog yang telah disesuaikan dan mempertimbangkan dengan cermat, apakah perlu untuk menangguhkan negosiasi penjualan," tuturnya.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok sebelumnya mengatakan, menentang perintah eksekutif Trump terhadap TikTok. Tiongkok akan membela hak-hak dan kepentingan sah dari bisnis-bisnis negaranya.
(Din/Isk)