Hamas Sepakat Akhiri Baku Tembak dengan Israel

Tentara Israel telah melakukan serangan di Gaza hampir setiap hari sejak 6 Agustus dalam apa yang dikatakannya sebagai tanggapan atas roket yang diluncurkan melintasi perbatasan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 02 Sep 2020, 10:25 WIB
Seorang anak di Palestina melihat rumahnya yang hancur usai bentrokan Hamas dan Israel. Dok: AP Photo

Liputan6.com, Gaza - Hamas mengumumkan bahwa pihaknya telah mencapai kesepakatan yang dimediasi oleh Qatar untuk mengakhiri eskalasi kekerasan terbaru dengan Israel.

Setelah pembicaraan dengan utusan Qatar Mohammed el-Emadi, "kesepakatan dicapai untuk mengekang eskalasi terbaru dan mengakhiri agresi (Israel) terhadap rakyat kami", kata perwakilan dari kantor pemimpin Hamas Yahya Sinwar.

Sementara itu, Belum ada komentar langsung dari Israel, demikian dikutip dari laman Al Jazeera, Selasa (1/9/2020).

Tentara Israel telah melakukan serangan di Gaza hampir setiap hari sejak 6 Agustus dalam apa yang dikatakannya sebagai tanggapan atas roket yang diluncurkan melintasi perbatasan.

Serangan itu secara luas dilihat sebagai upaya Hamas untuk meningkatkan persyaratan gencatan senjata informal di mana Israel berkomitmen untuk melonggarkan blokade yang telah berusia 13 tahun dengan imbalan ketenangan.

Namun sejauh ini, tanggapan Israel adalah memperketat blokade.

Apa yang Hamas katakan tentang perjanjian itu adalah upaya mereka akan menghentikan peluncuran serangan," kata Harry Fawcett dari Al Jazeera, melaporkan dari Yerusalem.

"Sebagai imbalannya, dikatakan bahwa Israel berusaha untuk kembali ke situasi pra-eskalasi yang berarti mengizinkan nelayan keluar ke Mediterania, mengurangi pembatasan barang yang masuk dan juga mungkin pemulihan pasokan bahan bakar ke satu-satunya pembangkit listrik di Gaza."

Bantuan keuangan dari Qatar yang kaya gas telah menjadi komponen utama dari gencatan senjata yang pertama kali disepakati pada November 2018 dan diperbarui beberapa kali sejak itu.

Israel juga telah setuju untuk mengambil langkah-langkah lain untuk mengurangi pengangguran lebih dari 50 persen di Gaza, tetapi ketidaksepakatan atas implementasi telah memicu gejolak berulang kali.

Gejolak ini meningkat menjadi konflik besar-besaran pada 2008, 2012 dan 2014, dan mediator telah bekerja untuk mencegah perang baru.

Simak video pilihan berikut:


Hamas dan Israel Saling Serang, Rumah Warga Hancur

Dua kadet Palestina melewati rintangan kawat berduri saat berlatih fisik dengan militer Hamas, Brigade Ezzedin al-Qassam, di Kota Gaza (20/7/2019). Sejumlah pemuda Palestina direkrut Hamas untuk menjadi bagian anggotanya. (AFP Photo/Mahmud Hams)

Sebelumnya, aksi saling serang terjadi antara Hamas dan Israel. Akibatnya, rumah warga dari kedua belah pihak hancur di tengah pandemi COVID-19.

Berdasarkan laporan AP News, kelompok Hamas menembak dua roket ke Israel pada pada konflik yang berlangsung pada Sabtu-Minggu malam, sebab Israel dituduh menyerang daerah milik petinggi militan Hamas.

Sistem pertahanan Iron Dome milik Israel berhasil mengintervensi roket itu. Namun, sisa roket merusak sebuah rumah di kota Sderot. Seorang pria berusia 58 tahun dilaporkan terluka ringan akibat pecahan kaca.

Terkait serangan Israel ke area militan Hamas, Israel berdalih sedang membalas serangan balon peledak dari Hamas. Belum ada laporan korban jiwa, tetapi rumah warga Palestina rusak parah.

Serangan balon dari Jalur Gaza mengakibatkan kerusahan ekstensif di wilayah Israel dalam beberapa hari terakhir. Serangan itu terjadi di tengah penolakan hubungan diplomatik antara Uni Emirat Arab dan Israel.

Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz memerintahkan agar zona nelayan di pantai Gaza ditutup sampai pemberitahuan berikutnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya