Hadapi Gelombang Ketiga Virus Corona, Hong Kong Gelar Tes COVID-19 Massal Gratis

Pada Selasa (1/9/2020), Hong Kong mulai menggelar tes Virus Corona COVID-19 massal mereka.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 01 Sep 2020, 14:34 WIB
Orang-orang terlihat di sebuah jalan di kawasan perkotaan Causeway Bay di Hong Kong, China selatan (29/7/2020). Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong melaporkan 118 kasus terkonfirmasi baru COVID-19 pada Rabu (29/7), sehingga total kasus infeksi menembus angka 3.000. (Xinhua/Wu Xiaochu)

Liputan6.com, Jakarta- Hong Kong mulai menggelar tes Virus Corona COVID-19 massal pada Selasa (1/9/2020). Namun dengan situasi politik yang terjadi di antara masyarakat Hong Kong, banyak warga yang masih belum mempercayai pemimpin lokal dan China.

Dikutip dari Channel News Asia, Selasa (1/9/2020), tes sukarela merupakan bagian dari upaya untuk memerangi gelombang ketiga infeksi Virus Corona COVID-19 yang dimulai pada akhir Juni. 

Akibat gelombang ketiga tersebut, kota berpenduduk padat itu terpaksa menerapkan kembali langkah-langkah jarak sosial yang memberikan pengaruh sulit terhadap ekonomi.

Tetapi respons terbatas telah membuat program tersebut terhambat karena keterlibatan perusahaan pengujian dan dokter China-dan kekhawatiran publik tentang pengambilan data dan DNA ketika Beijing menindak gerakan demokrasi wilayah itu.

510.000 orang telah mendaftar untuk mengikuti tes gratis sejak dimulainya pendaftaran pada 29 Agustus.

Jumlah peserta tes COVID-19 tersebut mencakup sekitar tujuh persen dari 7,5 juta penduduk kota.

Sementara itu, untuk hari pertama ada separuh lebih dari 141 pusat tes komunitas di seluruh kota telah dipesan penuh. 

Saksikan Video Berikut Ini:


Tes COVID-19 Berlangsung Hingga Dua Pekan

Pejalan kaki berjalan di depan neon sign dari 'Tsui Wah Restaurant' di Hong Kong (16/4). Kota Hong Kong tidak pernah benar-benar kehilangan kegelapannya berkat cahaya 24 jam dari segudang neon sign. (AFP Photo/Philip Fong)

Tetapi, sebanyak lima juta orang mungkin perlu menjalani tes, menurut para ahli kesehatan penasihat pemerintah, agar skema tersebut secara komprehensif mengungkap transmisi tersembunyi dan mengakhiri gelombang saat ini.

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam, yang ditunjuk pro-Beijing, sebelumnya sempat mengecam mereka yang menentang skema pengujian sebagai "anti-Beijing yang aktif, anggota anti-pemerintah" yang "tidak akan menyisihkan kesempatan untuk membuat masalah dan memicu konfrontasi bahkan ketika menyangkut masalah kesehatan masyarakat".

Bergantung pada permintaan publik , tes COVID-19 itu akan berjalan antara satu dan dua pekan, namun jumlah peserta tetap dibatasi per harinya untuk mengurangi risiko infeksi.

Saat memasuki fasilitas pengujian pada Selasa (1/9), Winnie Chan, seorang warga Hong Kong yang berusia sekitar 30 tahun mengatakan kepada AFP, "Saya melakukan ini untuk diri saya sendiri dan orang lain".

"Saya yakin dan saya mendukung kebijakan pemerintah," ujarnya.

Sejak Virus Corona COVID-19 pertama kali melanda wilayah itu pada akhir bulan Januari, Hong Kong telah mencatat lebih dari 4.800 infeksi.

Tetapi sekitar 75 persen dari kasus itu terdeteksi sejak awal Juli.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya