Liputan6.com, Bandung - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Dani Ramdan mengatakan, dua wilayah di Jabar mulai mengalami kekeringan yang menyebabkan ketersediaan air bersih menipis pada musim kemarau. Kedua wilayah yang melaporkan krisis air bersih yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bandung.
Baca Juga
Advertisement
"Kekeringan baru dua lokasi, yang melaporkan baru dari Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bandung. Untuk Kabupaten Bogor sudah mengeluarkan siaga darurat kekeringan," ujar Dani di Bandung, Selasa (1/9/2020).
Dari kedua wilayah tersebut, ada enam kecamatan yang melaporkan kekeringan dengan 12 desa di antaranya terdampak.
Di Bogor, kecamatan yang mengalami kekeringan antara lain, Kecamatan Citeureup, Kecamatan Cariu, Kecamatan Jasinga, Kecamatan Tenjo, dan Kecamatan Cigudeg. Dari lima kecamatan tersebut, sebanyak 3.612 KK terdampak kekeringan dengan 106.000 liter air bersih telah disalurkan.
Pemkab Bogor juga sudah menyatakan status siaga darurat kekeringan yang berlaku sejak 4 Agustus hingga 31 Oktober 2020 mendatang.
Sedangkan di Kabupaten Bandung, kecamatan yang terdampak kekeringan yaitu Kecamatan Cileunyi. Sebanyak 360 KK terdampak dengan 6.000 liter bantuan air bersih telah disalurkan.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah menetapkan surat Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 360/Kep.424-BPBD/2020 tentang Siaga Darurat Bencana Kekeringan dan Kebakaran Hutan dan Lahan di wilayah Jabar. Kepgub tersebut dikeluarkan pada 3 Agustus 2020. Adapun masa berlaku Kepgub mulai 1 Agustus-31 Oktober 2020.
Untuk mengantisipasi kekeringan, Dani mengatakan, BPBD Jabar telah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten/Kota. BPBD setempat selanjutnya sudah melakukan upaya pemberian air bersih kepada masyarakat terdampak kekeringan bekerja sama dengan PDAM.
"BPBD Provinsi Jabar selalu terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten/Kota dalam memberikan informasi lebih lanjut mengenai data dan upaya penanganan bencana kekeringan selanjutnya," ujarnya.
Simak Video Pilihan di Bawah Ini
971 Bencana
Dani mengungkapkan, sepanjang Januari-Juli 2020, terdapat 971 kali bencana di Jawa Barat. Jumlah bencana tersebut, masih di bawah jumlah bencana pada tahun sebelumnya.
"Untuk periode Januari-Juli 2020 sebanyak 971 bencana, kebanyakan bencana longsor. Sedangkan yang 2019 ada 2.054 kejadian," ujarnya.
Berdasarkan laporan yang diterima BPBD, sepanjang Januari-Maret musim hujan terjadi cukup intens. Namun tidak terlalu banyak spot bencana. Adapun lokasi yang pernah terjadi longsor yaitu di Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan daerah pantai selatan Jabar.
Advertisement