Wisata Ala Sultan di Pedalaman Kutai Kartanegara yang Murah Meriah

Warga Desa Muara Muntai Ulu, Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara tawarkan konsep wisata ala sultan menyusuri hulu Sungai Mahakam hanya dengan biaya yang murah.

oleh Abdul Jalil diperbarui 02 Sep 2020, 06:00 WIB
Kapal fery terbuat dari kayu yang biasa digunakan warga Desa Muara Muntai Ulu, Kutai Kartanegara untuk penyeberangaan kendaraan roda dua kini disulap jadi restoran terapung.

Liputan6.com, Kutai Kartanegara - Eksotisme pedalaman Kalimantan, tepatnya di hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur bakal menawarkan nuansa berbeda dalam rencana perjalanan menikmati waktu senggang untuk plesiran. Air sungai, hutan hujan tropis khas Kalimantan, hingga kehidupan masyarakat pedalaman yang hidup bergantung dengan sungai menjadi pengalaman menarik.

Apalagi, banyak opsi menikmati perjalanan itu yang kini ditawarkan oleh perusahaan jasa perjalanan menyusuri Sungai Mahakam.

Namun ada satu cara yang patut anda coba jika ingin menikmati keindahan itu. Menyusuri sungai dengan menyewa kapal lengkap dengan makanannya.

Warga Desa Muara Muntai Ulu, Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara berinovasi mengubah kapal fery menjadi resoran mini. Biasanya, kapal ini digunakan untuk mengangkut kendaraan roda dua saat menyeberangi Sungai Mahakam.

Tawarannya pun menarik. Dengan biaya yang relatif murah, anda bisa menyewa kapal fery tersebut, lengkap dengan sajian makanan lokal setempat.

“Kami menyebutnya restoran terapung,” kata Kepala Desa Muara Muntai Ulu Husain saat peluncuran perdana restoran terapung milik salah satu kelompok masyarakat pada pertengahan Bulan Agustus 2020 lalu.

Untuk mengubah kapal fery yang memiliki panjang sekira 18 meter dan lebar 4 meter itu, pemilik kapal bekerjasama dengan kelompok masyarakat di desa, terutama kaum perempuan. Hiasan dan sajian makanan di atas kapal pun disediakan oleh kelompok ini.

“Harganya relatif murah, hanya cukup Rp1,5 juta sudah bisa untuk 15-20 orang,” tambahnya.

Hanya dengan harga segitu, anda akan menikmati perjalanan wisata ala raja atau sultan. Menikmati kehidupan pedalaman Sungai Mahakam, dan menyaksikan langsung eksotisme dataran rendah Kalimantan.

Simak juga video pilihan berikut


Menyaksikan Langsung Kehidupan Masyarakat Pedalaman

Pilihlah waktu sore saat memesan restoran terapung agar suasana senja pedalaman Kalimantan bisa dinikmati dari tengah sungai.

Kapal fery yang disewa, akan mengantarkan wisatawan menyusuri Sungai Mahakam di Kecamatan Muara Muntai. Wisatawan bisa menyaksikan kehidupan masyarakat di tepi sungai beserta aktivitas ekonominya, hutan hujan tropis, hingga kehidupan alamiah flora dan fauna.

Sudarmadji, warga Kota Balikpapan, sangat tertarik dengan konsep paket wisata yang ditawarkan warga desa. Bersama keluarga besarnya, pensiunan polisi ini memanfaatkan layanan wisata ini untuk berkumpul bersama keluarga seraya menikmati alam pedalaman Kalimantan.

“Konsep wisatanya menarik sekali, kita diajak untuk melihat langsung kondisi pedalaman Kalimantan sambil berwisata,” katanya.

Rute perjalanan pun bisa dipilih. Ada rute menyusuri sungai Mahakam seraya menikmati keindahan panorama senja. Penikmat wisata kapal ini juga bisa meminta jika ingin rute lain di waktu tertentu.

“Sangat murah menurut saya karena dengan harga segitu, rombongan saya terpenuhi hingga ke makanan,” tambah Sudarmadji.

Tak mesti menyusuri sungai melulu, anda juga bisa meminta motoris kapal untuk singgah menyaksikan aktivitas masyarakat seperti pengolahan ikan air tawar atau sekedar membeli oleh-oleh di pemukiman warga.


Sajian Makanan Lokal

Olahan makanan khas Kutai jadi sajian istimewa perjalanan menyusuri Sungai Mahakam di atas kapal.

Paket makanan di restoran terapung pun cukup menggiurkan. Panganan lokal disajikan, mulai dari makanan berat hingga makanan ringan.

Semuanya merupakan hasil nelayan setempat yang memproduksi ikan air tawar. Konsep penyajian dilakukan secara prasmanan. Anda bisa makan kapan saja selama perjalanan kurang lebih lima jam perjalanan.

“Ini yang menarik, kita disajikan makanan khas Kutai. Mulai dari olahan lauk ikan air tawar, sayur labu, hingga sambal semuanya khas Kutai,” kata Sudarmadji.

Jika ingin ada hiburan, cukup menambahkan Rp200 ribu saja, anda sudah bisa menyewa seninan lokal lengkap dengan peralatan musiknya. Perjalanan anda menyusuri pedalaman Kalimantan tentu akan tembah berkesan.

Untuk menuju ke desa ini, dari Samarinda menggunakan jalur darat menuju Kabupaten Kutai Kartanegara, tepatnya ke arah Kecamatan Kota Bangun. Banyak penunjuk jalan yang bisa digunakan agar kita bisa sampai di Kecamatan Muara Muntai. Lama perjalana berkisar 3 - 4 jam. 


Maksimalkan Kelompok Informasi Masyarakat

Iringan musik saat senja menambah romantisme perjalanan saat menikmati restoran terapung di Kutai Kartanegara.

Setelah peluncuran perdana restoran terapung ini, warga yang tergabung dalam Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) binaan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Kutai Kartanegara lalu mempromosikannya lewat media sosial.

Hasilnya tak mengecewakan. Pesanan untuk gathering, rapat kantor, atau lainnya kini mulai ramai berdatangan.

Kepala Bidang Pengelolaan Komunikasi Publik Diskominfo Kutai Kartanegara Ahmad Rianto menjelaskan, pelatihan pengelolaan informasi hingga tingkat desa terus dilakukan. Upaya ini mendorong warga desa memaksimalkan semua akses informasi untuk mempromosikan desanya.

“Desa Muara Muntai Ulu adalah salah contoh desa yang berhasil dalam pengembangan KIM itu dan kini mereka mulai merasakan hasilnya,” kata Rianto.

Apalagi, tambahnya, KIM yang dibentuk di desa ini mayoritas diisi oleh ibu rumah tangga. Tak hanya soal restoran terapung, kelompok ini juga terus mempromosikan hasil karya mereka mulai dari kerajinan tangan hingga produk olahan makanan ringan.

“Kita mendorong masyarakat untuk sadar informasi melalui kelompok ini dengan terus melakukan pembinaan. Tak hanya mempromosikan apa yang sudah ada dan sedang dikerjakan, namun juga mendiskusikan potensi yang mereka punya agar diketahui publik,” papar Rianto.

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, sebutnya, tak ingin warga di pedalaman atau daerah terisolir menutup diri. Pembelajaran akses informasi yang baik, warga desa bisa belajar banyak meski tidak ke mana-mana.

“Akses komunikasi seluler sudah mulai bagus di kawasan pedalaman dan ini harusnya jadi modal bagus. Kita harus terus motivasi agar warga desa terus berkembang melawan keterisoliran dan segala keterbatasannya,” pungkas Rianto.

 

Apresiasi Inovasi Warga

Cukup tambah Rp200 ribu saja, alunan musik akan menambah keceriaan perjalanan wisata restoran terapung di Kutai Kartanegara.

Bupati Kutai Kartanegara Edy Damansyah sendiri langsung mencoba konsep wisata baru hasil inovasi warga desa yang dipimpinnya. Dia menyebut jika konsep wisata yang dikemas dengan menggunakan kapal feri tradisional tersebut merupakan terobosan desa dalam memajukan ekonomi rakyat dalam bidang pariwisata.

“Kehadiran konsep wisata ini tentunya memiliki daya tarik tersendiri bagi para pelancong yang memerlukan suasana alam sambil bersantai bersama keluarga maupun komunitas,” kata Edi Damansyah.

Dirinya mengapresiasi sikap kepala desa setempat, yang memiliki inovasi dalam membangun potensi desa pada sektor pariwisata.

“Ini yang kita harapkan bersama, masing-masing desa atau wilayah di Kukar berinovasi dalam memajukan wilayahnya dari berbagai sekor termasuk salah satunya yaitu pariwisata,” sambungnya.

Berminat menikmati konsep wisata yang sejalan dengan adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi Covid-19 ini? Warga Desa Muara Muntai Ulu kini menunggu anda.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya