Tim Tracing Satgas COVID-19 Jatim Isolasi Ponpes Banyuwangi Selama 14 Hari

Koordinator Tim Tracing Satgas Covid-19 Jawa Timur (Jatim), Kohar Hari Santoso menuturkan, sekitar 4.800 santri di Ponpes Banyuwangi telah tes polymerase chain reaction (PCR).

oleh Dian Kurniawan diperbarui 01 Sep 2020, 18:24 WIB
Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jatim, Kohar Hari Santoso (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Koordinator Tim Tracing Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Jawa Timur (Jatim), Kohar Hari Santoso menuturkan, pihaknya memberlakukan isolasi selama 14 hari di Pondok Pesantren (PP) Darussalam, Dusun Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. 

"Karena awal presentasi positivity ratenya tinggi harus dilakukan isolasi blokade selama 14 hari," ujar Kohar di Gedung Negara Grahadi, Selasa (1/9/2020). 

Langkah ini diambil untuk mencegah penularan di luar lingkungan pondok pesantren. Selama isolasi, kata Kohar, kebutuhan logistik disediakan pemerintah. 

"Kemarin Pak Sekdaprov (Heru Tjahjono) sudah ke sana melakukan koordinasi tentang dapur umum, blokade, dan pemeriksaan sudah dilakukan pada seluruh warga pondok," tutur dia. 

Sejauh ini, ia menyebut, sekitar 4.800 santri telah tes polymerase chain reaction (PCR). Hasilnya diprediksi keluar dua hingga tiga hari ke depan. 

Sembari menunggu, Tim Satgas COVID-19 Jatim telah menyediakan ruang khusus isolasi untuk memisahkan santri yang positif. "Yang positif akan kita pisahkan," tutur dia.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


539 Santri Positif COVID-19

Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur, Kohar Hari Santoso (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sekitar 539 santri di PP Darussalam, Banyuwangi terkonfirmasi positif COVID-19. Jumlah tersebut didapat setelah hasil tes PCR yang dilakukan Sabtu, 29 Agustus 2020, mendeteksi ada 340 santri yang terpapar COVID-19. 

Kohar menuturkan, sudah dilakukan evaluasi, dan yang punya komorbid atau penyakit bawaan dipisahkan. Sedangkan santri relatif muda, yakni jenjang SMA dan SMK yang positif tanpa gejala disediakan ruang sendiri. "Santri relatif muda SMP-SMA terpapar dalam kondisi yang sehat tanpa gejala," tegasnya. 

Seluruhnya saat ini diisolasi dengan pemantauan kesehatan secara ketat. Selain itu juga dengan menyediakan makanan dan vitamin penunjang untuk memulihkan kondisinya. 

"Mereka dilakukan isolasi dengan pemantauan kesehatan. Apakah gejalanya tampak atau tidak. Semuanya didukung makanan dan vitamin," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya