Liputan6.com, Fort Stewart - Seorang letnan militer berusia 23 tahun ditangguhkan dalam tugasnya karena membuat lelucon tentang Holocaust di TikTok. Para petinggi militer di AS ternyata tak terhibur dengan lelucon itu.
Dalam sebuah video di TikTok, Letnan Dua Nathan Freihofer yang memiliki 3,1 juta pengikut di TikTok bermain tebak-tebakan tentang orang Yahudi:
"Apa Pokemon favorit orang Yahudi?" tanya Freihofer. Ia lantas menjabat: "Ash" (abu).
Baca Juga
Advertisement
Lelucon itu memantik kontroversi karena mengarah pada nasib orang Yahudi yang dibakar ketika Holocaust terjadi pada masa Perang Dunia II.
Dilansir New York Post, Selasa (1/9/2020), korps XVII Airborne tempat Freihofer bertugas menyatakan sedang melakukan investigasi karena lelucon yang dianggap keji. Lelucon Freihofer dianggap tak mencerminkan semangat korps.
"Pernyataan-pernyataan di video itu bukanlah indikasi dari nilai-nilai yang kita anut, tidak ada tempat bagi rasisme atau bigotry di Tentara kita atau negara kita," tulis XVIII Airbone Corps via Twitter.
Freihofer aktif di Fort Stewart, Georgia. Pemuda itu cukup terkenal di TikTok dan Instagram.
Sersan Major Tentara AS, Michael Grinston, juga angkat bicara terkait kasus lelucon Holocaust ini.
"Ini benar-benar tak bisa diterima. Di media sosial atau bukan, lelucon rasis tetaplah rasis. Titik," ujarnya via Twitter.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Museum Auschwitz Juga Protes
Museum Auschwitz yang mengenang korban kejahatan Holocaust yang dilakukan Nazi ikut protes terhadap lelucon Nathan Freihofer. Museum di Polandia itu mengkritik argumen Freihofer yang berkata hanya bercanda.
"Bagaimana dengan alasan moral dan kehormatan? Akankah dia menatap mata survivor yang dibebaskan tentara AS dan mengatakan ini?" ujar pihak museum via Twitter.
Auschwitz dulunya merupakan lokasi tempat penindasan orang Yahudi. Lebih dari satu juta orang tewas di lokasi itu. Pada Januari 1945, Tentara Merah dari Uni Soviet berhasil membebaskan warga Yahudi dari Auschwitz.
Beberapa bulan setelahnya, tentara AS berhasil membebaskan masyarakat Yahudi dari kamp Dachau yang merupakan kamp konsentrasi pertama milik Nazi.
Advertisement