Mutasi Virus Corona D614G Disebut Lebih Menular, Satgas COVID-19: Investigasi Terus Dilakukan

Penelitian dan investigasi terkait mutasi virus COVID-19 D614G terus dilakukan.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 02 Sep 2020, 07:30 WIB
Banner Infografis Mutasi Virus Corona D614G 10 Kali Lebih Menular. (Liputan6.com/Trieyasni)

Liputan6.com, Jakarta Satuan Tugas Penanganan COVID-19 memonitor adanya temuan mutasi Virus Corona D614G di Indonesia. Disebut-sebut virus jenis ini lebih menular faktanya hal tersebut belum dapat disimpulkan karena masih terus dilakukan penelitian dan investigasi.

"Yang pasti menginfeksi tapi potensi penularan seperti apa belum dapat disimpulkan pada saat ini. Dan, penelitian lebih lanjut harus terus dilakukan dengan deteksi dengan virus-virus yang beredar di Indonesia dan dilihat jenis virusnya," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito pada Selasa (1/9/2020).

Deteksi adanya mutasi virus COVID-19 perlu kerja sama dari berbagai lembaga serta universitas dan rumah sakit. Sehingga, nanti akan diketahui seperti apa mutasi virus yang terjadi termasuk tingkat penularan dan keparahannya.

Wiku juga menjelaskan bahwa Satgas Penanganan COVID-19 memonitor perkembangan mutasi virus ini dari belahan dunia lain. Seperti dalam studi di Inggris terhadap 999 pasien COVID-19 dan ada yang dengan jenis D614G yang hasil RNA virus lebih tinggi tapi mereka tidak menemukan perbedaan dalam hasil rawat inap.

 

Dokter melihat gambar saat memeriksa pasien yang terinfeksi virus corona (Covid-19) di Rumah Sakit Palang Merah di Wuhan, 16 Februari 2020. Jumlah korban meninggal akibat virus corona (Covid-19) di seluruh dunia hingga Minggu (8/3) pagi sudah mencapai 3.570 orang, terbanyak masih di China. (STR/AFP)

Tingkat keparahan pada pasien COVID-19, kata Wiku, hingga saat ini lebih pada faktor risiko lain seperti usia dan penyakit penyerta. Meski begitu, Wiku kembali menyampaikan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut.

"Kami perlu sampaikana proses penelitian dan investigasi tentang penyebaran virus ini dilakukan lembaga penelitian dan Kementerkerian Kesehatan," tutur Wiku.

Saksikan juga video berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya