Hanya Memakai Face Shield Tak Efektif Melindungi Anda dari Covid-19, Ini Sebabnya

Perlukah memakai face shield agar aman dari infeksi virus? simak penjelasannya disini.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Sep 2020, 09:00 WIB
Orang-orang dengan masker dan pelindung wajah berjalan di Times Square di New York, Amerika Serikat (AS), 31 Agustus 2020. Jumlah kasus COVID-19 di AS melampaui angka 6 juta pada Senin (31/8), menurut Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Universitas Johns Hopkins. (Xinhua/Wang Ying)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi baru menunjukkan face shield atau pelindung wajah, tampaknya kurang efektif dalam memblokir partikel virus daripada masker biasa dan juga dapat membuat pemakainya terkena lebih banyak kuman.

Face shield memang menawarkan lebih banyak kenyamanan kepada penggunanya tetapi, ternyata lebih sedikit perlindungan ketimbang memakai masker dari kain.

Pelindung wajah atau plastik bening yang dilengkapi dengan ventilasi tidak disarankan. Dikhawatirkan ini tidak cukup memblokir partikel virus. Dilansir dari nytimes, Rabu (02/09/2020) berikut penjelasannya.

Saksikan Video Pilihan Dibawah Ini:


Menurut Penelitian

Orang-orang memakai masker di stasiun metro di Kopenhagen pada Sabtu (22/8/2020) dini hari. Pemerintah Denmark telah mewajibkan pemakaian masker atau penutup wajah di transportasi umum untuk mencegah penyebaran Covid-19 mulai Sabtu (22/8) ini. (Olafur STEINAR GESTSSON/Ritzau Scanpix/AFP)

Para peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan laser untuk menerangi jalur batuk. Dari sana, dapat terlihat bagaimana gumpalan besar droplet dapat keluar dari balik pelindung wajah atau masker berventilasi.

“Saya pikir visualisasi ini sangat kuat untuk membantu masyarakat umum melihat dan memahami apa yang terjadi,” ucap Linsey Marr, profesor teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech.

Kabar ini akan mengecewakan bagi mereka yang sering kali lebih memilih pelindung wajah karena lebih nyaman dipakai dalam jangka waktu yang lama.

Masker berpelindung dengan ventilasi satu arah yang dirancang untuk memungkinkan napas keluar sekaligus menghalangi masuknya kuman, akan terasa lebih gampang untuk bernapas serta mencegah masker menjadi lembab dengan cepat.

Tetapi penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Physics of Fluids, menunjukkan bahwa pelindung wajah saja menempatkan orang di sekitar Anda dalam risiko.


Apakah masker biasa lebih efektif?

Ilustrasi Penggunaan Masker Credit: pexels.com/Polina

Sementara penelitian tidak secara khusus melihat tingkat perlindungan yang ditawarkan oleh face shield kepada pemakainya, penelitian ini menunjukkan bahwa orang yang menggunakannya mungkin juga lebih rentan terhadap paparan daripada mereka yang mengenakan masker.

"Masker bertindak sebagai filter dan benar-benar menangkap tetesan dan partikel lain yang kita keluarkan," ucap Siddhartha Verma, asisten profesor di departemen kelautan dan teknik mesin di Florida Atlantic University dan penulis utama studi tersebut.

"Shields tidak bisa melakukan itu. Jika tetesannya besar, mereka akan dihentikan oleh pelindung plastik. Tetapi jika ukurannya lebih kecil, mereka akan keluar begitu saja dari samping atau bagian bawah perisai," tambah dia.

Studi tersebut memungkinkan para peneliti untuk membandingkan keefektifan relatif dari berbagai masker dan pelindung wajah. Metode yang digunakan tidak mengukur volume atau ukuran partikel yang lolos.

Di sisi lain, sebuah studi tahun 2014 sering dikutip sebagai bukti bahwa pelindung wajah menawarkan perlindungan ekstra bagi orang yang memakainya. Tetapi studi tersebut menyimpulkan bahwa manfaatnya terbatas.

Sementara pelindung wajah melindungi pemakainya dari cipratan batuk yang besar, ini ternyata kurang efektif melawan batuk kecil dan aerosol. Dan setelah batuk, pelindung wajah hanya mengurangi aerosol sebesar 23 persen.


Faktanya dianggap kurang efektif

Masker dan pelindung wajah dipamerkan dalam ajang Guangzhou Fair ke-28 di Guangzhou, Provinsi Guangdong, China selatan (28/8/2020). Ajang yang akan berlangsung selama empat hari tersebut dibuka di Guangzhou pada Jumat (28/8). (Xinhua/Deng Hua)

"Pelindung wajah secara substansial dapat mengurangi paparan jangka pendek pekerja perawatan kesehatan terhadap partikel aerosol besar yang menular. Tetapi partikel yang lebih kecil dapat tetap berada di udara lebih lama dan mengalir di sekitar pelindung wajah lebih mudah untuk dihirup," tulis para peneliti.

Khususnya bagi  petugas kesehatan, pelindung wajah harus selalu dipakai selain masker, bukan sebagai pengganti. Dr. Marr mengatakan pekerjaan di labnya sendiri juga menunjukkan bahwa pelindung wajah hampir tidak menawarkan perlindungan terhadap partikel aerosol yang diyakini berperan penting dalam penyebaran penyakit.

“Mungkin memberikan perlindungan 5 persen,” katanya. “Ini hampir tidak ada artinya untuk ukuran partikel yang dikhawatirkan.”

Meskipun pelindung wajah menghalangi cipratan besar dari batuk atau bersin, tetapi partikel yang lebih kecil tersangkut di aliran udara dan tidak pernah mengenai plastik, malah menyelinap di bawahnya," tambah dia.

Bagi sebagian orang, pelindung wajah mungkin masih menjadi pilihan terbaik. Misalnya, seorang anak dengan gangguan perkembangan mungkin lebih cenderung menggunakan pelindung wajah daripada masker.

Pelindung wajah plastik bening mungkin juga berguna untuk pengasuh yang perlu berkomunikasi dengan seseorang yang mengalami gangguan pendengaran.


Penjelasan menurut peneliti

Sejumlah memakai masker wajah untuk membantu melindungi dari penyebaran coronavirus memegang kipas angin portabel untuk menghindari panas di Tokyo, Rabu, (5/8/2020). (AP Photo/Koji Sasahara)

Meskipun temuan menunjukkan bahwa masker kain atau bedah menawarkan perlindungan lebih, para ahli mengatakan bahwa penutup wajah lebih baik daripada tidak sama sekali.

Dan pelindung wajah akan mencegah beberapa bagian dari batuk besar dan bersin agar tidak memercik pada orang-orang di sekitar mereka.

Masker kain minimal dua lapis, yang menutupi wajah dari hidung hingga bawah dagu adalah pilihan terbaik. Pelindung wajah yang dikombinasikan dengan masker akan memberikan perlindungan tambahan.

"Masker buatan sendiri yang bagus bekerja dengan sangat baik, Jika nyaman, bisa dipakai untuk waktu yang lama," ucap Dr. Verma.

 

Penulis

Fayola Gishlaine

Universitas Multimedia Nusantara

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya