Liputan6.com, Jakarta Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro menyampaikan, 9 whole genom sequence (WGS) dari Indonesia mengandung mutasi virus Corona D614G.
Genom tersebut terdata masuk dalam GISAID Initiative, yang merupakan bank data virus influenza. Jumlah seluruh genom dari Indonesia yang tercatat di GISAID sekitar 33 sampai 34 genom, tapi hanya 24 yang dilakukan analisis lebih lanjut oleh GISAID.
Advertisement
"Genom ini untuk mengetahui karakter dari virus Corona sehingga dilakukan penelitian identifikasi oleh masing-masing negara dan datanya disampaikan kepada GISAID," terang Bambang saat konferensi pers di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Rabu (2/9/2020).
"Saat ini, Indonesia sudah menyampaikan sekitar 33-34 genom SARS-CoV-2, yang mana hanya 24 yang dilakukan analisa lebih lanjut oleh GISAID. Karena 24 genom ini dianggap sudah memenuhi syarat sebagai whole genome sequencing."
Dari 24 genom Indonesia yang dianalisis GISAID, 9 di antaranya mengandung mutasi virus Corona D614G.
"Rinciannya, 2 dari Surabaya, 3 dari Yogyakarta, 2 dari Tangerang dan Jakarta, serta 2 dari Bandung," lanjut Bambang.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Pertama Kali Ditemukan Januari 2020
Bambang menambahkan, mutasi virus Corona D614G sebenarnya sudah ada sejak Januari 2020. Bukan mutasi yang baru-baru ini terjadi, sebagaimana pernyataan dari Menteri Kesehatan Malaysia.
"Perlu kami sampaikan bahwa mutasi D614G pertama kali ditemukan sebenarnya bulan Januari 2020 di Jerman dan Tiongkok. Jadi, sudah ada sejak bulan Januari 2020," tambahnya.
"Kalau melihat seluruh whole genom sequence yang sudah ada di GISAID dari seluruh dunia, sekitar 78 persen genom mengandung mutasi D614G Artinya, mutasi D614G ini sudah mendominasi virus SARS-CoV-2 itu sendiri (di negara-negara lain)."
Adapun 24 data genom Indonesia yang dimasukkan ke GISAID, yakni 4 berasal dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 2 dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 2 dari kerjasama Universitas Padjajaran Laboratorium Kesehatan Daerah Jawa Barat, 10 oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, dan 6 oleh Universitas Airlangga Surabaya.
Advertisement