Musuh Vladimir Putin Koma Akibat Racun Novichok, Rusia Diminta Beri Penjelasan

Alexei Navalny adalah sosok yang vokal melawan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kini, ia terbaring di rumah sakit akibat racun.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 03 Sep 2020, 09:41 WIB
Dalam file foto pada Minggu, 24 Februari 2019 ini, pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny ikut serta dalam pawai untuk mengenang pemimpin oposisi Boris Nemtsov di Moskow, Rusia.(Photo credit: AP Photo/Pavel Golovkin, File)

Liputan6.com, Berlin - Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, sedang terbaring koma di Jerman akibat di racun. Petugas kesehatan Jerman berhasil mengidentifikasi jenis racun yang digunakan.

Dilaporkan BBC, Kamis (3/9/2020), tes laboratorium militer Jerman menyebut racun yang dipakai bernama Novichok. Racun itu pernah digunakan untuk meracuni mantan mata-mata Rusia di Inggris.

Kanselir Jerman Angela Merkel berkata pemerintah Rusia harus menjawab kasus ini. Merkel berkata ada yang mencoba membungkam Navalny.

"Seseorang mencoba untuk melakukan pembungkaman, dan atas nama seluruh pemerintahan Jerman saya mengecam hal tersebut selantang mungkin," kata Merkel.

Kanselir Merkel berkata pasukan NATO di Jerman serta negara-negara Uni Eropa telah mendapat informasi mengenai investigasi. Mereka akan mengambil langkah bersama terkait kasus ini.

Novichok merupakan racun yang dikembangkan oleh Uni Soviet. Racun ini dianggap racun saraf yang paling mematikan.

Uni Eropa menuntut adanya investigas transparan dan agar orang-orang yang bertanggung jawab bisa diadili.

Sekretaris Jendral NATO Jens Stoltenberg memberikan kecamanannya pada peristiwa yang menimpa Alexey Navalny, terutama atas pemakaian racun Novichok. Ia menuntut Rusia melakukan investigasi yang transparan.

"Jerman mengumumkan bahwa Alexey Navalny adalah korban serangan Novichok. Saya memberi kecaman terhadap penggunaan racun saraf kelas militer Novichok," ujar Stoltenberg via Twitter.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Rusia Membantah

Presiden Rusia Vladimir Putin (AP/Alexei Nikolsky)

Kementerian Luar Negeri Rusia membantah tudingan bahwa pemerintah Rusia meracuni Alexei Navalny dengan Novichok. Rusia berkata tak ada buktinya.

"Di mana fakta-faktanya? Di mana rumus-rumusnya, setidaknya adakah informasi?" ujar jubir kemlu Rusia, Maria Zakharova.

Pada 2018, Novichok juga digunakan untuk meracuni mata-mata Sergei Sripal dan putrinya. Inggris menuduh intelijen Rusia bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Sripal dan putrinya berhasil bertahan hidup. Keduanya kini berada di lokasi perlindungan.

Inggris kini juga menuduh Rusia sebagai dalang penyerangan Nevelny. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut Rusia harus memberi penjelasan.

"Pemerintah Rusia sekarang harus menjelaskan apa yang terjadi pada Tn. Navalny. Kami akan bekerja dengan mitra-mitra internasional untuk memastikan keadilan dilaksanakan," ujar PM Johnson via Twitter.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya