Tim Pakar Satgas Paparkan Penyebab Lonjakan Kasus COVID-19 di Banyuwangi

Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah menuturkan, Kabupaten Banyuwangi mencatatkan lonjakan kasus COVID-19 selama sepekan terakhir.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Sep 2020, 08:15 WIB
Tim Pakar Satgas Penanganan Dewi Nur Aisyah menjelaskan lebih dari 50 persen Kabupaten/Kota di Indonesia berada di bawah rata-rata kasus aktif dan kematian tingkat dunia saat konferensi pers di Media Center Satgas Nasional, Jakarta, Rabu (12/8/2020). (Dok Tim Komunikasi Publik Satgas Nasional)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah mengungkapkan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mencatat kenaikan kasus tertinggi selama sepekan terakhir.

Dewi menuturkan, Kabupaten Banyuwangi mencatatkan lonjakan kasus COVID-19 selama sepekan terakhir. Hal ini karena ada klaster baru di wilayah tersebut.

"Kalau kita dapat kabar terjadi adanya klaster pesantren cukup besar penularannya,” tutur dia saat diskusi COVID-19 dalam angka ditulis Kamis, (3/9/2020).

Dewi mengatakan, Kabupaten Banyuwangi mencatat 89 kasus pada 17-23 Agustus 2020. Namun, kasus tersebut bertambah menjadi 584 kasus pada 24-30 Agustus 2020. 

"Peringkat pertama Banyuwangi. Ternyata ada klaster pesantren cukup besar. Satu minggu lalu 89 kasus, kemarin 583. Kenaikan tinggi sekali lebih lima kali lipat,” ujar dia.

Dewi menuturkan, tambahan kasus mendorong semua pihak harus waspada. Penambahan kasus bisa tiba-tiba naik, menurut dia karena munculnya klaster baru di suatu wilayah. Dewi mengatakan, sumber penularan tersebut bisa terjadi dari suatu wilayah tertutup sehingga banyak orang tertular karena aktivitas dalam durasi lama.

"Pekan kemarin muncul ada klaster industri perkantoran, pesantren, kegiatan keagamaan yang meningkatkan kasus tersebut, wilayah tertutup,” ujar dia.

Sebelumnya, Satgas Penanganan COVID-19 Banyuwangi mencatat lonjakan 346 kasus baru Corona Covid-19. Jadi, total keseluruhan pasien di wilayah itu mencapai 687 kasus.

Kasus baru positif Corona COVID-19 di Banyuwangi terdiri dari 340 santri pondok pesantren, empat pasien terduga yang hasil uji sekanya positif, dan dua kasus orang tanpa gejala.

"Santri memang mendominasi kasus baru selama satu pekan terakhir. Namun penanganan sudah kami lakukan bersama sejak awal,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Widji Lestariono, seperti yang dikutip dari Antara, Minggu, 30 Agustus 2020.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Pemprov Jatim Dukung Penanganan COVID-19 di Banyuwangi

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan kebutuhan penanganan COVID-19 di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Jawa Timur dilakukan dengan baik.

Khofifah menyampaikan hal itu saat meninjau langsung penanganan COVID-19 di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Rabu.

"Pemprov Jatim telah mendukung penanganan Dinkes Banyuwangi sejak 19 Agustus lalu. Ada lima rumah sakit pemprov yang siap mendukung selama masa karantina di pondok. Petugas kesehatan gabungan juga terus standby di kompleks pondok," tutur Khofifah di sela meninjau lokasi dapur umum di kawasan pondok pesantren, seperti dikutip dari Antara, Rabu, 2 September 2020.

Khofifah menyampaikan kebutuhan untuk penanganan COVID-19 di pondok pesantren itu dilakukan dengan baik. Hal itu mulai dari kebutuhan meningkatkan daya tahan tubuh para santri hingga penanganan kesehatannya.

"Kebutuhan masker, vitamin akan terus kami perhatikan. Pemeriksaan komprehensif telah dilakukan, tes usap ke santri juga sudah dilakukan gabungan tenaga kesehatan dari Kementerian Kesehatan, Pemprov dan pemkab," kata dia.

Menurut Khofifah, yang harus dilakukan saat ini adalah penanganan yang termonitor dan terukur, salah satunya dengan memastikan para santri dalam kondisi yang fit, dan dipastikan gizinya tercukupi.

"Dan semua sudah disiapkan dengan baik. Pemprov, pemkab, dan TNI/Polri bahu membahu mendirikan dapur umum untuk memasok kebutuhan para santri yang sedang masa karantina. Standar gizinya telah dipastikan, keamanan makanan di sini juga sudah jalan," tutur dia.

Pemkab Banyuwangi mendirikan dapur umum yang setiap harinya menyediakan 18.000 porsi makanan untuk kebutuhan makan harian penghuni pondok pesantren selama masa karantina. Anggaran Rp3 miliar digelontorkan pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan logistik dapur umum tersebut.

Khofifah datang ke Banyuwangi didampingi Sekretaris Daerah Pemprov Jatim Heru Tjahjono dan Ketua Rumpun Tracing Satgas Penanganan COVID-19 Jatim dr Kohar Hari Santoso.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya