Tangani Klaster Covid-19 di Banyuwangi, Menteri Khofifah: Kami Iringi Satgas Cari Solusi Terbaik dan Tercepat

Komunikasi dan koordinasi penanganan akan terus dilakukan, mulai dari Kemenkes, Pemprov, maupun daerah, termasuk dengan TNI/Polri.

oleh stella maris pada 03 Sep 2020, 11:03 WIB
Menteri Khofifah berdiskusi usai menggemar rakor bersama Bupati Abdullah Azwar Anas terkait penanganan Covid-19 di pondok pesantren Banyuwangi, Rabu (2/9).

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Pariwansa mengunjungi Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung Kecamatan Tegalsari Banyuwangi. Khofifah meninjau pelaksanaan penanganan Covid-19.

"Pemprov Jatim datang kemari sebagai supporting system, leading sector penanganan Covid-19 di pondok pesantren tetap dipegang Pemkab Banyuwangi," kata Khofifah, usai menggelar rakor bersama Bupati Abdullah Azwar Anas terkait penanganan Covid-19 di pondok pesantren Banyuwangi, Rabu (2/9).

Rakor tersebut diikuti Sekretaris Daerah Pemprov Jatim Heru Tjahjono, Ketua Rumpun Tracing Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso, dan satgas penanganan Covid-19 Banyuwangi.

Dalam kesempatan itu, Khofifah menyatakan, pihaknya terus  mendukung penanganan Covid-19 yang dilakukan Pemkab Banyuwangi. Komunikasi dan koordinasi penanganan akan terus dilakukan, mulai dari Kemenkes, Pemprov, maupun daerah, termasuk dengan TNI/Polri.

"Semua ikhtiar yang dilakukan satgas Banyuwangi, kita dukung pula. Kami akan mengiringi langkah-langkah satgas Banyuwangi dalam mencari solusi terbaik dan tercepat dalam penanganan kasus ini. Pemprov ini supporting system saja. Nanti tim dari pemprov akan terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Banyuwangi," kata Khofifah.

 

Rakor bersama Bupati Abdullah Azwar Anas terkait penanganan Covid-19 di pondok pesantren Banyuwangi, Rabu (2/9).

Sementara itu Ketua Rumpun Tracing Satgas Jatim, dr Kohar mengatakan dalam penanganan Covid 19 intinya adalah menekan laju penyebaran virus. Caranya adalah dengan isolasi dimana yang di dalam tidak keluar, yang di luar tidak masuk ke dalam (area pondok).

Selanjutnya, upaya kedua dalam penanganan virus adalah peningkatan daya tahan tubuh yakni dengan memperhatikan asupan gizi makanan yang dikonsumsi para santri. Termasuk juga memantau aktivitas dan memastikan sanitasi yang digunakan higienis dan dalam keadaan baik.

"Alhamdulillah upaya upaya tersebut saat ini sudah berlangsung. Posko kesehatan yang berisi tim kesehatan dari pemprov dan pemkab juga sudah ada di lokasi untuk memantau kesehatan para santri," ujarnya.

Dr. Kohar juga menekankan pentingnya physical distancing untuk memutus mata rantai penularan covid. Pemisahan santri yang positif dan yang masih sehat menjadi salah satu cara yang wajib dilakukan.

"Setelah hasil swab keluar akan kami buat rekomendasinya agar penanganan optimal. Intinya bagaimana supaya jangan sampai penularan itu terus berlangsung. Kami akan formulasikan ulang lagi supaya sesuai dengan kondisi di lapangan," terangnya.

Untuk pemisahan santri positif dan yang sehat, menurut Kohar, sejauh ini masih bisa dilakukan di sekitaran pondok. "Kalau dibutuhkan kami bisa juga membuat tenda besar untuk tempat pemisahan sementara," ujar Kohar.

Sementara itu Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan dalam penanganan covid cluster pondok pesantren pemkab siap berkolaborasi dengan berbagai pihak. Anas pun berterima kasih atas dukungan yang diberikan Pemprov Jatim dan semua pihak yang mendukung. "Secara teknis kami siap mengikuti rekomendasi komprehensif dari Pemprov Jatim," kata Anas.

Anas juga mengajak seluruh warga membantu penanganan covid di pondok pesantren. “Mari kita semua gotong royong membantu penanganan di pondok pesantren. Kalau semua saling membantu, Insha Allah aktivitas di ponpes kembali normal, dan santri segera dinyatakan sembuh,”  jelas Anas. 

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya