Liputan6.com, Jakarta Selama masa pandemi COVID-19 tak sedikit tenaga kesehatan (nakes) yang meninggal dunia. Hingga 25 Agustus lalu setidaknya ada 90 nakes yang dikabarkan meninggal dunia setelah melawan COVID-19.
Melihat kasus ini, pendiri Kawal COVID-19 Ainun Najib berpendapat bahwa ini adalah hal yang sangat menyedihkan. Mengingat, setidaknya ada 180 tenaga kesehatan baik itu dokter, dokter gigi, dan perawat yang meninggal dunia.
Advertisement
“Patut diangkat terus dan terus. Setidaknya 180 (terdiri dari) dokter, dokter gigi, dan perawat yang sudah berpulang dan ini sebetulnya menyedihkan sekali,” ujar Ainun dalam webinar Kata Data, Kamis (3/9/2020).
Simak Video Berikut Ini:
Nakes Sebagai Tameng Masyarakat
Ainun mengumpamakan bahwa tenaga kesehatan adalah tameng atau pelindung masyarakat dari paparan virus yang pertama kali dilaporkan di Wuhan, China tersebut.
“Mereka adalah tameng kita dari wabah ini tapi justru kita sebagai bangsa tidak berhasil melindungi mereka. Baik kita sebagai masyarakat yang kurang disiplin mengikuti protokol kesehatan ataupun dari institusi yang seharusnya melindungi mereka.”
Penyediaan alat pelindung diri (APD) dan berbagai macam protokol perlu ditinjau ulang dan ditingkatkan guna mengurangi risiko paparan virus pada nakes, katanya.
“Penyediaan APD dan segala macam protokol yang diperlukan itu jelas perlu ditinjau kembali dan ditingkatkan kembali bagaimana supaya kita mencegah para dokter dan para perawat kita agar tidak gugur.”
Advertisement